Bab 4

827 28 3
                                    

Hari itu tiba dimana anak kelas Alana disuruh mengumpulkan naskah drama. Karena pelajaran seni budaya adalah pelajaran terakhir membuat semua anak kelas Alana heboh bagi yang belum mencari naskah drama.

Salah satu teman kelas Alana tidak membawa naskah drama. Dan dia meminta bantuan kepada Alana untuk membantunya mencari naskah drama.

Karena teman Alana ini satu kelompok dengan Sari membuat Alana menolongnya. Hari itu Alana sangat yakin kalau mereka tidak akan diizikan keluar sekolah walaupun sudah izin, sehingga Alana keluar sekolah tanpa izin. Kebetulan satpamnya lagi makan dikantin. Menggunakan motor Nadia, Sari dan Alana pergi ke warnet dekat sekolah tapi sayang warnet sekolah hari ini tutup membuat mereka semakin jauh dari sekolah untuk mencari warnet. Akhirnya mereka menemukan warnet. Dengan cepat Alana mencari naskah drama kemudian Alana mengeprint naskah tersebut. Sebelumnya Alana mendapatkan pesan dari Nadia untuk segera cepat sampai sekolah. Alana pun memberi tahu kepada Sari. Di perjalanan menuju sekolah Alana, Sari membawa motor Nadia dengan kecepatan yang sangat tinggi membuat Sari dan Alana menabrak mobil seseorang. Motor Nadia ditahan oleh pemilik mobil itu, sehingga Alana dan Sari naik angkutan umum untuk sampai di sekolahnya. Sesampai di gerbang Nadia dan Pita sudah memberi tahu bahwa tas Alana dan Sari sudah di ruang BK. Saat di ruang BK wali kelas Alana sudah ada di dalamnya. Alana memeluk Nadia sambil menangis. Nadia tidak mengetahui apa yang sudah terjadi. Nadia mengira Alana menangis karena sebentar lagi ia akan masuk ruang BK.

"Kenapa kalian keluar tanpa izin" tanya guru BK.

"Saya mau mencari naskah drama pak" jawab Alana gemetaran.

"Mana kunci motor yang kalian gunakan. Saya sita untuk sementara" dengan mengulurkan tangan ke arah Alana.

Mata Alana memberi kode kepada Sari tetapi Sari menunduk membuat Alana tak punya pilihan.

"Anu pak, t-tadi motor yang kami gunakan menabrak mobil orang" jawab Alana dengan tidak tega karena Nadia juga ikut masuk ke ruangan BK. Nadia ikut masuk keruangan atas kesalahannya karena meminjamkan motor kepada Sari dan Alana.

Nadia yang di dalam ruangan terkejut dan menangis bahwa motornya menabrak mobil oranglain.

"Inilah akibatnya keluar sekolah tidak izin. Apa yang terjadi bukan urusan sekolah. Saya tunggu kedatangan orangtua kalian ke sekolah" amarah buk Ela semakin menjadi-jadi.

Mereka semua di izinkan meninggalkan ruangan BK. Disana Alana menjelaskan apa yang terjadi. Karena hari itu ibuk seni budaya tidak masuk jadi mereka sekelas dipulangkan. Seandainya Alana tau kalau ibuk seni budaya tidak masuk pasti masalah ini tidak akan terjadi.

Sepulang sekolah mereka kerumah orang yang mobilnya di tabrak oleh Sari. Dan sahabat Alana ikut semua. Karena mereka sangat peduli dengan Alana.

"Om kami mau mintak motor yang oom tahan" suara Alana dengan takut untuk menghadapi om-om itu.

"Enak aja lo minta tuh motor, lo harus ganti mobil gue, kalian boleh bawak motor itu tapi STNK nya gue tahan" jawab om-om mobil tadi.

Salah satu teman Alana bernama Mayang membantu Alana untuk mencari solusi dari masalah Alana. Karena Alana orangnya baik membuat temannya yang lain mau membantu Alana.

"Om saya tau tempat bengkel yang bisa betulkan mobil oom" jawab Mayang yang sedikit tomboy.

"Dimana saya nggaak mau bengkel yang murahan" ingin rasanya Alana melempari batu kemuka om-om itu. "Belagu banget mobil jelek aja" gumam Alana.

Mereka menuju bengkel mobil yang di tunjuk oleh Mayang. Tapi disini hanya Alana dan Mayang yang pergi menggunakan motor Mayang. Disini Alana yang berusaha menyelesaikan masalah ini sedangkan yang lain tampak tenang-tenang saja. Lain halnya dengan Alana. Alana yang begitu panik untuk menghadapi masalah yang terjadi dengannya.

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang