Bab 64

196 4 0
                                    

Nita segera menghampiri Alana saat Fiki benar-benar meninggalkan kelas. Alana hanya diam saat melihat kedatangan Nita disebelahnya.

"Lan," panggil Nita.

"Kenapa?" jawab Alana.

"Lo ribut sama kak Fiki gara-gara Septi?" tanya Nita ragu.

"Iya," jawab Alana singkat.

"Lan, gue emang suka sama kak Fiki tapi itu Cuma sekedar rasa suka doang nggak lebih. Kayak lo suka sama suatu barang tapi Cuma sekedar suka, nggak beniat untuk lo miliki," jelas Nita.

"Terus?" ucap Alana.

"Gue mau kasih tau lo sesuatu tapi lo jangan nganggap kalau gue mau ngerebut kak Fiki dari lo," Alana hanya diam karena ia ingin mendengar kelanjutan dari Nita.

"Septi kayaknya suka sama kak Fiki karena dia selalu cari alesan untuk ngobrol sama kak Fiki. Gue ngomong kayang gini nggak ada maksud apa-apa. Lagian gue udah balikan sama pacar gue. Gue Cuma mau bilang, lo harus hati-hati," Nita segera beranjak dari kursi yang berada disebelah Alana tanpa mendengar jawaban dari Alana.

***

Saat pelajaran Matematika, ibu guru membagikan buku PR yang kemarin di kumpul. Septi tiba-tiba meletakkan buku PR Alana di atas mejanya. Alana hanya diam saja, saat ia tau kalau buku yang diletakkan Septi adalah punyanya.

"Ini Lan buku PR lo," Alana hanya diam melihat perbuatan Septi yang tak tau dilakukan dengan tulus atau tidak.

"Ih dasar caper biar rencana busuknya nggak ketahuan," omel Fitri.

"Udah nggak usah di ladenin, nggak guna," ucap Alana menenangkan Fitri.

"Lo tu jadi orang nggak usah baik banget, udah tau dia mau ngambil pacar lo masih aja sabar. Kalau gue jadi lo udah gue cakar-cakar tu mukanya," ucap Fitri penuh emosi.

"Udah lah Fit, lagian nggak ada guna. Malahan nanti kita bakal ada kasus di sekolah ini," Fitri hanya diam mendengarkan nasehat dari Alana.

Saat pelajaran selesai Nita, Tifa, Nita, Fitri dan Alana bergegas ke kantin. Mereka semua menjauhi Septi. Alana juga tidak menegrti mengapa mereka yang marah melihat Septi mendekati pacar Alana padahal yang disini seharusnya marah adalah Alana.

"Lan lo gimana sama kak Fiki masih berantem?" tanya Nita saat mereka sedang menunggu pangsit pesanan mereka.

"Nggak lagi," jawab Alana.

"Semudah itu lo maafin kak Fiki. Kalau gue jadi lo, gue nggak akan semudah itu maafin dia," ucap Nopi.

"Kan kak Fiki nggak sepenuhnya salah lagian dia kemarin khawatir sama gue, jadi kak Fiki nggak mikirin kalau gue bakal cemburu kalau dia pergi bareng Septi," jawab Alana.

"Hati-hati sama Septi, nanti pacar kita dia tikung," ucap Nita.

"Kok gitu, emang dia kenapa sih?" tanya Alana bingung.

"Dia itu suka nikung Lan, nggak tau kenapa dia kayak gitu," ucap Tifa.

"Kita harus jaga bener-bener pacar kita," ucap Nita.

"Gue mah masa bodoh ya, selagi belum jadi suami gue nggakpapa kalau dia ditikung sama orang," ucap Tifa cuek.

"Ahh gaya lo Fa, nanti giliran di tikung lo malah mewek," ledek Nopi.

Mereka mendominasi suara di kantin siang hari ini. Ada sedikit rasa bangga dalam diri Alana karena mereka peduli dengan masalah Alana.

***

Alana memilih pulang naik angkutan umum karena Fiki tidak bisa mengatarnya karena Fiki ada les dan ada tugas yang segera dikumpul. Sebenarnya Fiki menyuruh dia untuk pulang bersama Fitri tapi Alana tidak mau merepotkan temannya.

Sudah 2 jam Alana menunggu angkutan umum yang menuju rumahnya tapi tidak ada satupun yang lewat. Alana memilih duduk di kursi di dekat halte. Angga tiba-tiba datang menghampiri Alana yang sudah berkeringat di mukanya.

"Pulang bareng gue yuk," ajak Angga.

"Nggak usah Nga. Makasih," tolak Alana.

"Mending lo pulang bareng kita karena sebentar lagi ada tawuran di deket sini," Alana yang mendengar itu segera menerima tawaran Angga.

"Emang siapa yang mau tawuran?" tanya Alana saat mereka berdua sudah ada di dalam mobil.

"Nggak tau, palingan juga antar sekolah. gue dikasih tau sama Mamang cendol di depan," ucap Angga.

"Ha? Kok Mamang cendong yang di depan bisa tau. Hebat bener ya," ucap Alana tak percaya.

"Gue juga nggak tau," ucap Angga yang takut kebohongannya terbongkar.

"Thanks ya Nga, untung ada lo," Alana keluar dari mobil Angga, saat mereka sudah ada di depan rumah Alana.

"Iya sama-sama," ucap Angga sebelum melajukan mobilnya untuk meninggalkan rumah Alana.

***

Ferdi berlarian ke kelas seperti bencong di kejar Satpol PP. Fiki yang sedang mengerjakan tuga tidak menghirau tingkah konyol Ferdi. Ferdi yang merasa diabaikan, langsung menegur Fiki yang sedang menegerjakan tugas.

"Eh Fik," panggil Ferdi.

"Apaan? Lo bisa diem nggak fer, gue belum selesai ni tugas," ucap Fiki yang masih Fokus mengerjakan tugas tanpa menoleh sedikitpun kearah Ferdi.

"Tuh pacar kesayangan lo lagi macem-macem," saat mendengar kata 'pacar," Fiki segera menoleh kearah Ferdi.

"Kenapa cewek gue? Ada yang gangguin?" tanya Fiki bertubi-tubi.

"Dia pulang bareng sama mantannya," Fiki emosi mendengar kenyataan itu.

"Lo serius?" Ferdi segera mengeluarkan ponsel yang sudah menampilkan foto Alana yang pulang dengan Angga.

"Gue nggak nyangka Alana kayak gini," ucap Fiki penuh kecewa.

"Coba lo telepon dia mau jujur nggak," saran Ferdi.

Fiki segera mengambil ponselnya di dalam tas dan segera menghubungi Alana.

Haloo

Haloo Lan, kamu dimana sekarang?

Di rumah kak.

Pulang tadi bareng siapa?

Fitri kak. Emang kenapa?

Nggak, yaudah kakak les dulu

Iya kak

Hati Fiki sangat sakit mendengar Alana berbohong dengannya. Ferdi yang melihat itu hanya mampu menguatkan lewat kata-kata. Sangat jelas kemarahan yang ada di diri Fiki.

"Sabar bro, lo selesaikan baik-baik," ucap Ferdi.

"Gue kemarin pulang sama temannya karena nggak sengaja. Dan itupun dia pulang sama mantannya. Gue fikir kita berdua inpas. Tapi hari ini dia ngelakuin hal yang sama, kurang sabar apa lagi gue ngadapin dia. Gue masih bisa sabar dengan sikap manjanya, egoisnya tapi untuk kali ini gue nggak bisa sabar Fer," ucap Fiki penuh emosi.

"Terus rencana lo mau ngapain?" tanya Ferdi.

"Gue bakal deketin temennya," jawab Fiki.

"Maksud lo Septi?" Fiki hanya membalas dengan anggukkan.

***

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang