"Apa kamu takut kalau kakak tau kamu dekat sama dia" Alana segera terkejut dengan ucap Fiki.
"Aku nggak pernah deket sama dia. Dia Cuma sekedar pernah nunggu aku waktu Mama belum jemput. Cuma itu doang" ucap Alana kesal.
"Tapi dia bilang pernah deket" ucap Fiki.
"Nggak kakak!!" bentak Alana.
"Bagus dong. Hmm mukanya nggak usah ditekuk gitu. Jelek tau" goda Fiki yang menyadari Alana sedang kesal.
"Biarin" jawab Alana ketus.
"Iya-iya kakak minta maaf"
"Belikan aku es cendol dekat pantai sekarang" pinta Alana.
"Kenapa jauh banget" tanya Fiki.
"Aku mau disana ya disana" pinta Alana.
"Oke kita kesana". Fiki segera melajukan mobilnya ke tempat yang Alana mau. Fiki segera memesan cendol dan memberikan kepada Alana yang masih terlihat sangat kesal.
"Nih lan" Fiki menyerah cendol tersebut.
"Makasih" Alana segera tersenyum dan rasa kesal begitu saja menghilang.
"Kak Fiki mau?" Alana menyodorkan sendok berisi cendol kearah Fiki yang sedang menyetir.
"Buat kamu aja" tolak Fiki.
"Makan nggak. Kalau gitu aku minta turun disini!!" ancam Alana.
"Iya-iya" Fiki segera membuka mulutnya dan menerima suapan dari Alana.
"Kamu jangan sering ngancam kayak gitu ya" ucap Fiki.
"Hehe iya maaf" kekeh Alana.
"Gimana kalau ini di hutan terus kamu minta turun?" tanya Fiki.
"Oh jadi kakak tega turuni aku kalau di hutan"
"Kakak nanya lan" elak Fiki.
"Hmm aku tetep minta turun walaupun di hutan sekalipun. Biar aku mati sekalian" Fiki sangat marah mendengar ucapan terakhir Alana.
"ALANA!! Hati-hati kalau ngomong. Jangan seenak kamu aja" Alana yang menyadari kalau ucapannya salah segera menunduk.
"Maaf kak" ucap Alana.
"Kamu tu lan. jangan dikit-dikit ngacam kakak" Fiki segera mengangkat kepala Alana yang tertunduk.
"Iya kak. Maaf " Fiki mengelus kepala Alana dan mencoba tersenyum meski Fiki masih sangat kesal.
"Udah-udah. Kita pulang ya. Mungkin kamu udah capek" ucap Fiki yang dibalas dengan anggukan kecil oleh Alana.
***
Kelas sangat berisik di pagi hari. Alana bergumam kesal karena kelasnya sedikit susah diatur. Alana melangkahkan kakinya, disana sudah ada Nopi, Fitri, Nita, Tifa, dan Septi. Mereka tengah asik mengobrol dan megabaikan kedatangan Alana.
"Alana" pekik Septi.
"Kenapa kalian pagi-pagi udah ngumpul kayak gini?" tanya Alana bingung.
"Gue kesel tuh sama mantan temen sebangku lo" Alana segera menembak yang sedang dibicarakan oleh Nopi adalah Ani.
"Ani kenapa emang?" tanya Alana.
"Masa bokap dia sms gue kalau mobil anaknya di bengkel lagi perawatan bulanan. Jijik banget gue dengernya macam orang kaya aja. Mobil gue aja jarang perawatan bulanan. Emang songong tu anak" ucap Nopi kesal.
"Untung aja Nita sama Fitri udah ngasih tau" ucap Tifa.
"Iya bener banget tu. Kalau nggak, kita bakal kayak orang bodoh nunggu dia jemput" ucap Septi yang sudah sangat kesal.
"Ehh itu dia datang" tunjuk Nita.
"Jangan kayak gitu lah" ucap Alana mengingatkan teman-teman mereka.
***
Saat istirahat Alana tidak menemukan teman-temanya hanya Nopi yang tersisa dikelas. Alana segera menghampiri Nopi yang sedang menyalin catatan Septi karena Septi terbilang orang yang rajin menyatat materi. Nopi yang sedang serius menyalin catatan Septi tidak menyadari kehadiran Alana.
"Nopiii" panggil Alana.
"Eh Lan. kenapa Lan?" tanya Nopi yang masih fokus menyalin.
"Gue mau ajak lo ke kantin Nop, yang lain nggak tau pada kemana" ucap Alana.
"Mereka lagi caper sama adik tingkat" ucap Nopi.
"Mereka nggak punya gebetan ya?" tanya Alana.
"Nggak mungkin, mereka pasti punya. Yuk ke kantin, gue udah selesai" Alana segera berdiri dari posisi duduknya tadi.
Kelas memang sepi hanya ada Alana dan Nopi. Diperjalanan ke kantin Alana bertemu Fiki. Alana sangat takut kalau Fiki berbuat aneh-aneh di hadapan Nopi. Alana berpura-pura tidak melihat Fiki yang sedang berjalan kearah Alana. Fiki yang tau kalau Alana pura-pura tidak melihatnya segera mempercepat langkahnya.
"Awas jatuh kalau nggak lihat kedepan" Alana pura-pura tidak dengar.
"Semoga budek beneran. Amiinn" ucap Fiki lagi yang berada di sebelah Alana.
Alana segera menoleh."Jangan dong kalau aku budek beneran gimana" ucap Alana.
"Makanya kalau orang negur tu di jawab bukan diem aja" ucap Fiki yang tidak menghiraukan kehadiran Nopi.
"Kan malu" ucap Alana pelan.
Nopi hanya tersenyum melihat tingkah Alana dan Fiki.
"Malu sama siapa? Malu sama dia" tunjuk Fiki kearah Nopi.
"Yaudah kakak deluan nanti kakak tunggu ya" sambung Alana.
"Tunggu apaan?" tanya Alana bingung.
"Tunggu waktu pulang sekolah" Fiki segera meninggalkan Alana karena Alana tidak akan bertanya lagi.
Alana melanjutkan perjalanannya ke kantin. Nopi menanyakan hal yang baru saja terjadi. Sebenarnya Alana sangat malu menceritakan kedekatannya dengan Fiki tapi ia tidak mau kalau Nopi berfikir macam-macam. Nopi terbilang anak orang kaya. Barang-barang yang ia miliki membuat ia terkenal dengan siswa lain.
"Lan lo deket sama Fiki?" tanya Nopi. Alana sangat gugup untuk menjelaskan.
"Iya Nop" jawab Alana singkat agar Nopi tidak bertanya lebih banyak lagi.
"Pantesan sikapnya sama lo beda" kekeh Nopi.
Alana hanya membalas dengan senyuman agar Nopi tidak bertanya lagi tentang hal yang tidak ingin Alana ceritakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alana [END]
Novela JuvenilBerawal dari berakhirnya hubungan Alana dengan Angga. Alana mencoba untuk kuat menerimanya sampai akhirnya Alana bertemu dengan kakak tingkatnya yang jatuh hati pada Alana. Fiki namanya, terkenal disekolah, anak Futsal, bandel, dan terkenal tampan d...