Bab 28

266 7 0
                                    

"Maaf gue nggak senang aja kalau gue lagi fokus terus diganggu" ucap Alana sedikit lembut.

"Oh gitu. Oke, gue nggak bakal ganggu lo saat lo lagi fokus tapi kita bisa jadi teman kan".

"Bisa kok kak" jawab Alana.

"Yaudah lo sekarang mau kemana ?" tanya Tian

"Pulang sama gue" jawab Fiki tiba-tiba dari belakang Tian.

"Lo siapanya dia?" Fiki tersenyum miring.

"Gue nggak perlu ngomong sama lo siapa dia buat gue" Fiki menarik tangan Alana untuk menjauh dari Tian.

"Kak gue deluan ya" ucap Alana tergesa-gesa.

"Ngapain kamu pamit sama dia ?" tanya Fiki.

"Ya nggakpapa lah. Kan dia temen aku" Alana melepaskan tangannya dari tangan Fiki.

"Sejak kapan kamu temenan sama dia?" tanya Fiki

"Nggak tau. Yang penting dia temen aku" jawab Alana.

Fiki menyadari bahwa cara berbicara Alana dengan Fiki sedikit berbeda. Itu karena Alana sedikit marah dengan Fiki. Akhirnya Fiki mengizinkan Alana berteman dengan Tian. Walaupun saat ini Fiki bukan siapa-siapa Alana untuk mengatur hidup Alana.

"Yaudah, kamu boleh temenan sama dia. Tapi kalau dia nyakitin kamu bilang sama kakak ya" Fiki berusaha mengejar Alana yang sedikit menjauh dengan Fiki.

"Bukan dia yang bakalan nyakitin aku tapi kamu" ucap Alana hampir tidak terdengar.

"Apa kamu bilang Lan?" tanya Fiki untuk memastikan atas apa yang ia dengar.

"Bukan apa-apa kok" jawab Alana singkat.

Waktu berlalu dengan cepat saat Alana sudah ada di depan rumahnya. Alana sedikit lega bahwa dia telah selesai menjalankan ulangan kenaikan kelas. Alana mengahabiskan waktunya di kamar hanya untuk sekedar malas-malasan.

***

Di sekolah tidak ada lagi mengadakan kegiatan belajar-mengajar. Murid-murid menghabiskan waktu dengan berbagai aktivitas tapi kegiatan yang menjadi sorot mata semua murid-murid adalah pertandingan futsal yang diadakan oleh anak OSIS. Alana dan sahabatnya hanya menghabiskan waktunya disekolah untuk nongkrong cantik di kantin, menghabiskan gorengan yang telah tersedia di atas meja. Alana benar-benar bosan hanya nongkrong di kantin melihat Rosa dan Ayu berebut gorengan di atas meja padahal gorengan masih sangat banyak. Beda halnya dengan Rahma, ia asyik tertawa dengan Hidayat. Alana tau Rahma dan Hidayat sudah lama jadian tapi Rahma belum memberitahu secara resmi kepada sahabat-sahabatnya. Alana hanya diam melihat kesibukkan sahabat-sahabatnya.

Wati datang ke kantin untuk membeli minuman botol dan Wati menyapa Alana yang sedang berada di antara sahabat-sahabatnya.

"Hai Lan, jangan lupa besok latihan paskib walaupun bentar lagi libur kita tetap latihan" ucap Wati.

"Eh iya Wat, thanks ya udah di kasih tau" Alana melihat Wati membeli minuman botol sangat banyak. Alana tak sungkan untuk bertanya dengan Wati karena mereka lumayan dekat.

"Lo kenapa banyak banget beli minum wat?" tanya Alana.

"Iya Lan. Nih bebeb gue lagi tanding futsal. Lo nggak ke lapangan?" tanya Wati.

"Ohh. Nggak wat. Males nggak ada temen mau kesana" jawab Alana.

"Padahal dilapangan lagi heboh" Wati menyakinkan Alana untuk ke lapangan.

"Iya tau, suaranya aja sampai sini. Tapi mau gimana lagi gue nggak ada temen mau ke situ" Alana bermaksud menyindir sahabat-sahabatnya.

"Nah ini temen-temen lo" Wati menunjuk teman-teman Alana yang sedang sibuk sendiri.

"Mereka lagi pada asik sendiri tuh" Alana masih saja menyindir sahabat-sahabatnya.

"Ohh yaudah. Gue deluan ya lan, takut bebeb gue kehausan" Wati pergi dengan senyum yang tercetak di bibirnya karena melihat sahabat-sahabat Alana asik sendiri.

"Kira Alana kita nggak denger apa" ledek Rosa.

"Bagus deh kalau kalian denger, biar kalian ngerasa" jawab Alana ketus.

"Kenapa lo mau ke lapangan?" tanya Rahma.

"Nggak juga sih, tapi dari pada di kantin nggak ada kerjaan mending lihat orang heboh nonton pertandingan Futsal" ucap Alana.

"Yaudah ayokk kita kelapangan" ajak Ayu.

"Giliran kenyang baru lo ngajak ke lapangan" Ayu tertawa mendengar sindiran dari Alana.

Mereka berempat pergi ke lapangan untuk melihat keseruan pertandingan futsal dan Hidayat setia mengekor di belakang Rahma. Sebenarnya Alana dan yang lain risih tapi Rahma keliatan bahagia dengan kehadiran Hidayat.

Saat mereka ke lapangan pertandingan sudah berakhir. Pertandingan di menangkan oleh kelas 11IPS3 dan lawannya adalah 11IPS1. Alana tau kelas yang menang itu adalah kelas Fiki. Seandainya ia tau kalau kelas Fiki hari ini tanding pasti Alana sudah menyiapkan minuman untuknya.

"Sayang banget ya, Pertandingannya udah selesai" ucap Rosa.

"Yaudah kita ke kelas aja yuk, udah tu baru kita pulang" ajak Ayu.

"Ide bagus" jawab Rahma.

Mereka berempat berjalan ke arah kelas mereka. Langkah Alana terhenti saat ia menangkap pemandangan yang sangat menyayat hatinya. Alana melihat pemandangan Wati memberikan minum dan Fiki mengambilnya dengan senyuman yang sangat manis. Saat itu hati Alana benar-benar hancur melihat orang yang saat ini sedang dekat denganya. Untungnya Alana berdiri paling belakang sehingga sahabatnya tidak melihat pemandangan yang membuat hati Alana sakit. Alana menyuruh sahabatnya untuk duluan ke kelas, Alana beralasan kalau dia sedang ada urusan. Alana mencari tempat yaang tidak terlihat untuk melihat pemandangan yang membuat hatinya sakit. Alana melihat kedekatan mereka yang sangat akrab. Mungkinkah mereka pacaran?. Pikiran itu yang sekarang bersarang diotaknya. Hatinya sangat sakit melihat wati dekat dengan orang yang akhir-akhir ini mengantar Alana pulang. Alana segera menuju ke kelasnya untuk menyusul sahabatnya. Dalam perjalanannya menuju kelas, Alana mencoba menenangkan hatinya agar ia tidak mengeluarkan cairan bening dari matanya. Di dalam kelas, Alana duduk dan melipat tangannya untuk dijadikan bantal untuk kepalanya. Sahabatnya tidak sedikitpun curiga. Mereka asik dengan aktivitas mereka.

"Lan, tuh ada Mbak-mbak cariin lo" Ayu menyenggol bahu Alana untuk menyadarkan Alana kalau ada orang yang memanggilnya.

"Itu Mbak Yuli Lan" ucap Rosa.

Alana bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Yuli.

"Hai dek" sapa Yuli dengan senyum manisnya.

"Kenapa ya mbak?" tanya Alana datar.

"Duduk sini mbak" Alana mengajak Yuli duduk di bangku yang ada di dekat pintu kelasnya.

"Gimana dek lo sama Fiki dek?" tanya Yuli.

"Nggak gimana-gimana. Biasa aja" jawab Alana datar.

"Biasa kayak gimana. Fiki bilang kamu udah lumayan deket sama dia" ucap Yuli.

"Malam tadi aja dia nggak ngubungi gue dan hari ini gue baru tau kalau dia ikut pertandingan Futsal " Alana sedikit tersulut emosi.

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang