Bab 65

209 5 0
                                    

Alana menghubungi Fiki dari kemarin tapi Fiki tidak membalas pesannya ataupun panggilannya. Alana hanya mendapatkan pesan di pagi hari bahwa Fiki tidak bisa menjemputnya hari ini. Mau tak mau Alana harus siap lebih pagi karena ia akan diantar oleh Papanya karena Papanya selalu pergi kerja sangat pagi.

Sesampai di sekolah, Alana hanya menemukan beberapa murid karena hari ini masih terbilang pagi. Alana langsung bergegas ke kelasnya dan sesekali memperhatikan sekitar sekolah di pagi hari. Alana meletakkan tasnya di atas meja dan mengeluarkan ponselnya karena ia tak tau harus melakukan apa di pagi hari kecuali memainkan ponsel miliknya.

Satu per satu teman kelas Alana masuk secara bergiliran dan saat bel sebentar lagi akan berbunyi, Alana menghentikan aktifitasnya yaitu memainkan ponselnya.

Septi masuk ke kelas dengan senyuman layaknya orang sedang jatuh cinta. Alana tak menghiraukan kedatangan Septi sampai akhirnya matanya menangkap seseorang yang teramat ia sayang sampai saat ini. Fiki melewati kelas Alana saat Septi baru saja masuk ke kelas. Saat itu Alana mulai berfikir yang aneh.

"Mungkin Cuma perasaan gue aja. Lagian kak Fiki pasti ada urusan buktinya dia datang di saat bel masuk bentar lagi bunyi," gumam Alana.

Alana segera melanjutkan aktifitasnya yaitu mendengarkan penjelasan dari guru yang sudah berada di depan kelasnya.

***

Saat pelajaran terakhir Alana tak hentinya mengirim pesan dengan Fiki. Ia ingin pulang dengan Fiki seperti biasa tapi Alana tak kunjung mendapatkan jawaban dari Fiki. Ia memutuskan untuk pulang sendiri karena ia pikir Fiki masih banyak urusan. Bel tanda pelajaran berakhir telah menggema ke seluruh kelas, Alana merapikan buku-bukunya dan beranjak dari kursinya untuk keluar kelas. Alana akan pulang naik angkutan umum, Alana hendak berjalan ke gerbang namun langkahnya terhenti saat ia tiba dilapangan. Mata Alana tak henti menatap ke arah parkiran, saat ia melihat dua sosok yang sangat ia kenal dan mereka memiliki arti yang penting untuk Alana.

Septi dengan senyuman yang tak pernah hilang dari bibirnya menerima perlakuan saat Fiki membuka pintu mobil untuknya. Alana yang melihatnya tak kuasa menahan air mata yang akan jatuh, Fitri yang hendak ke parkiran melihat Alana yang sudah meneteskan airmatanya. Fitri segera menghampiri Alana.

"Lan lo kenapa?" Fitri mengikuti arah penglihatan Alana. Fitri melihat apa yang dilihat Alana, Fitri segera menuntun Alana ke mobilnya saat mobil Fiki sudah meninggalkan sekolah.

"Lan lo yang sabar ya. Gue tau saat ini lo pasti terpukul banget tapi gue nggak bisa ngapa-ngapain karena ini semua ulah Septi yang nggak tau diri," ucap Fitri kesal.

"Gue nggak tau Fit, kenapa kak Fiki segitu banget sama gue. Gue nggak tau salah gue apa," ucap Alana dengan suara khas habis menangis.

"Yang sabar ya lan, kita kan belum tau kebenarannya," ucap Alana.

Fitri mengantar Alana ke rumahnya. Saat ini Alana ingin sendiri karena ia tidak ingin membagi kesedihannya dengan orang lain.

***


Setelah hari dimana Alana melihat Fiki dan Septi, Fiki tidak pernah menghubungi Alana. Meski Alana tak berhenti untuk menelpon bahkan mengirim pesan, tetap saja tak ada jawaban dari Fiki. Hubungan Septi dan Alana sangatlah jauh saat ini. Septi bersikap seperti orang lain. Sahabat Alana sangat geram melihat tingkah Septi namun Alana selalu menghalangi Sahabatnya saat hendak melabrak Septi. Ya, Septi hanya sendiri di kelas dan Septi bersikap nyaman-nyaman saja.

Hari ini adalah jadwal Septi piket. Ia harus membersihkan kelas sepulang sekolah. Alana memanfaatkan kesempatan itu untuk bertemu Fiki yang selama ini tidak memberikan kejelasan untuk Alana.

"Lan, coba lo temui kak Fiki waktu Septi piket pulang sekolah nanti," usul Fitri.

"Iya Lan, kita nunggu di mobil Fitri aja," ucap Nita.

"Oke akan gue coba," ucap Alana.

Septi segera piket kelas saat bel pulang sudah berbunyi. Alana bergegas mencari keberadaan Fiki yang tadi sempat mengobrol dengan Septi sebentar. Alana menemukan Fiki di parkiran, Fiki masih setia berdiri di dekat mobilnya dengan ponsel yang berada di tangannya. Alana segera mendekati keberadaan Fiki meski rasanya ia ingin meneteskan airmata.

"Kak Fiki," ucap Alana yang sudah berada di depan Fiki.

"Alana?" ucap Fiki terkejut.

"Kenapa kak? Kenapa kakak giniin aku. Aku ada salah apa sama kakak. Kak! aku minta maaf kalau aku punya salah. Tapi bisakan kita selsaikan baik-baik. Tolong jangan hindari aku dan dekatin Septi," ucap Alana yang tak kuasa menahan air mata yang hendak keluar dari tadi.

"Maaf Lan, kakak nggak punya rasa sama kamu lagi," ucap Fiki.

"Kenapa kak? Kemarin kakak yakinkan aku kalau kakak sama Septi nggak ada apa-apa, kenapa sekarang kalian deket banget dan kakak nggak nganggap aku kayak pacar kakak," ucap Alana di tengah tangisannya.

"Kakak nggak tau Lan kapan rasa itu udah hilang dan berpindah ke Septi," ucap Fiki.

"KAKAK JAHAAT!!!, AKU BENCI SAMA KAKAK," Alana segera berlari kecil.

Sahabat Alana segera keluar dari mobil berbarengan dengan Septi yang telah selesai piket dan hendak menuju ke tempat mobil Fiki terparkir

"Kalian kenapa masih disini?" tanya Septi yang mulai mendekati Fiki.

"Eh lo Sep, sadar siapa yang lo dekatin. Itu pacat sahabat lo sendiri," ucap Nita yang sangat emosi.

"Dan lo kak, lo pikir cowok lo aja! Masih banyak yang mau sama Alana lebih dari lo," ucap Nopi.

"Karma berlaku Sep!! Lo inget itu. Alana nggak pernah jahat sama lo apalagi ngerebut pacar lo tapi apa lo yang lo perbuat ke Alana, lo tega Sep rebut pacar sahabat sendiri," ucap Tifa.

Septi dan Fiki segera meninggalkan mereka yang masih di dominasi dengan rasa emosi. Alana sudah berada di dalam mobil Fitri. Tidak ada yang bisa ia lakukan lagi kecuali menangis. Alana melihat kejadian saat sahabatnya memaki Septi.

"Lan lo yang sabar ya. Gue harap lo bisa move on," ucap Nita yang mengelus rambut Alana.

"Hubungan gue belum ada kejelasan Nit. Gue itu masih pacarnya atau bukan," ucap Alana dalam tangisannya.

"Kita tunggu aja sampai waktu yang tepat. Dimana lo yang harus mutusi dia," ucap Tifa.

***

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang