Bab 58

184 6 0
                                    

Fiki sekarang mengantar Alana pulang meskipun Alana menolak tapi keadaan Alana tidak memungkinkan untuk masuk pelajaran selajutnya hari ini. Alana hanya diam karena ia benar-benar lemas.

"Lan," panggil Fiki. Alana hanya membalas dengan deheman.

"Kamu beneran nggak ingat siapa yang buat tangan kamu luka? Coba ingat-ingat dulu," ucap Fiki.

"Nggak ingat kak," jawab Alana.

"Masa nggak ingat. Apa kamu ingat ciri-cirinya? Contohnya dia make tas warna apa, jaket warna apa, sepatu model apa dan motornya kayak gimana," Fiki berusaha mencaritahu.

"Nggak kakak!. Nggak ada gunanya juga. Udah aku bilangkan yang salah itu aku karena aku nggak lihat motor lewat. Udahlah lupain aja, aku yang korbannya aja udah lupa," akhirnya Fiki memutuskan untuk berhenti mencaritahu.

"Yaudah, udah pulang istirahat aja. Nanti pulang sekolah kakak jenguk kamu," ucap Fiki.

"Jangan kak," jawab Alana.

"Kenapa emangnya?" tanya Fiki.

"Aku malu," ucap Alana pelan.

"Malu sama siapa? nggak usah lebay. Kamu mau kakak bawa kan apa?" tanya Fiki.

"Mau seblak yang pedes ya," pinta Alana.

"Jangan dulu makan yang pedes Lan," jelas Fiki.

"Nggakpapa aku suka kak. Yayaya belikan ya, nanti aku janji aku langsung sembuh," mohon Alana.

"Oke, tapi jangan pedes banget ya, kakak nggak tega," Alana segera riang mendengar permintaannya dituruti oleh Fiki.

Alana diantar sampai kekamarnya. Fiki tidak mengizikan Alana berjalan karena badannya yang masih sangat lemas. Setelah mengantar Alana pulang, Fiki segera kembali kesekolah untuk melanjutkan belajarnya.

***

Fiki sedang membeli pesanan Alana sebelum ia kerumah Alana. setelah selesai membeli permintaan Alana, Fiki segera melajukan mobilnya ke rumah Alana hanya seorang diri. Fiki memberanikan masuk kerumah Alana dan untungnya Mamanya Alana menyambut dengan baik.

"Assalamualaikum Tan," sapa Fiki.

"Walaikumsalam," balas Mama Alana.

"Alananya ada Tan?" tanya Fiki.

"Ada, tunggu ya," Mamanya Alana segera memanggil Alana untuk menemui Fiki diruang tamu.

Alana datang dengan senyuman yang semanis mungkin untuk menyambut kedatangan Fiki.

"Halo kak," sapa Alana dengan senyum yang membuat Fiki jatuh cinta.

"Udah sehat kamu?" tanya Fiki.

"Belum," jawab Alana singkat.

"Mana seblak aku?" tanya Alana.

"Ini," Fiki menyodorkan isi bungkusan yang ia beli tadi.

"Wah, makasih kakakku tersayang. Aku ambil piring dulu," Alana meninggalkan Fiki untuk mengambil piring didapur.

"Ini pedes kan kak?" tanya Alana sambil menuangkan seblak ke piring.

"Iya tapi sedang. Kalau udah sehat nanti baru boleh makan yang pedes-pedes," ucap Fiki.

"Kakak mau?" tawar Alana yang sedang memakan seblaknya.

"Nggak buat kamu aja, kakak nggak suka seblak," tolak Fiki.

"Uhh aneh, makanan seenak ini nggak suka," ucapan Alana. Fiki hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Alana.

"Besok kamu sekolah?' tanya Fiki.

"Sekolah dong, lagian dirumah bosa Cuma tidur aja kerjaannya. Mending di sekolah bisa belajar, bisa ke kantin, bisa main sama temen-teman dan bisa lihat gebetan," Fiki segera melotot kearah Alana.

"Nggak-nggak aku Cuma becanda," kekeh Alana.

"Awas aja kalau berani kakak patah kan kaki gebetan kamu," ancam Fiki.

"Ish kakak kejam banget,"

"Biarin, biar gebetan kamu nggak bisa jalan," ucap Fiki.

"Tapi kakak nanti masuk penajara dan aku cari gebetan yang baru lagi," kekeh Alana.

"Alanaaa," ucap Fiki penuh penekanan.

"Iya-iya nggak lagi," ucap Alana.

"Oh iya aku lupa buatin kakak minum, masa pacar capek-capek belikan aku seblak malah aku nggak tawarin minum," ucap Alana.

"Nggak usah repot-repot," ucap Fiki.

"Nggak repot kalau Cuma air putih doang," kekeh Alana.

"Nggak usah aja kalau gitu," ucap Fiki.

"Iya-iya aku Cuma becanda, aku buatkan jus mangga ok. Kakak tunggu sini," Alana segera pergi kedapur untuk membuat minuman untuk Fiki.

"Nih buat kakak," Alana meletakkan jus mangga yang ia buat.

"Kamu yang buat," ucap Fiki setelah meminum jus mangga.

"Iya. Kenapa memangnya?" tanya Alana penasaran karena ia tidak sempat menyiyipi.

"Enak kok. Bukan bibi yang buat?" ledek Fiki.

"Aku tau yang buat, boleh tanya bibi," ucap Alana ketus.

"Iya-iya kakak percaya. Kakak pulang ya, udah sore nanti keburu malam," pamit Fiki.

"Koko Cuma sebentar sih," rengek Alana.

"Besok kan kita ketemu lagi," ucap Fiki dan dibalas oleh anggukan kecil.

"Kakak pulang ya, assalamualaikum," pamit Fiki.

"Walaikum salam," Fiki segera masuk kemobil dan meninggalkan Alana yang berdiri di depan rumah.

***

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang