Bab 11

534 15 0
                                    

Paginya Alana terbangun dan mencari ponselnya. Ponsel Alana ternyata mati karena malam tadi Alana lupa mencarger ponselnya. Selagi ponselnya di carger Alana bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Setelah semua sudah siap Alana menghidupkan ponselnya. Ada satu pesan yaitu dari Angga.

Selamat lo udah jadian sama temen gue. Nggakpapa kalau lo jadiannya sama temen gue yang penting lo bahagia

Bukan gitu, gue nerima Fernando karena gue nunggu lo putus sama Cia. Enak bener lo jadian sama Cia sedangkan gue ngarepi hubungan lo berakhir. Lo nggak mikir perasaan gue,

Gue udah putus sama Cia kemaren sore

Alana terdiam melihat pesan Angga. Ia memutuskan Cia sedangkan yang dilakukan Alana sangat menyakiti Angga. Alana tak punya pilihan, ia mengetik kata-kata untuk mengakhir hubungannya dengan Fernando.

Fer, gue tau gue jahat. Gue nggak mau nanti lo nggak bahagia karena gue terpaksa nerima lo kemaren. Maafin gue ya fer, gue nggak bisa sama lo.

Fernando tidak menjawab pesan Alana. Alana bergegas ke sekolah. Sesampai disekolah Alana menceritakan apa yang terjadi kepada Rahma. Saat Alana menceritakkan kepada Rahma, Angga datang ke kelas memanggil Alana.

"Kenapa?" tanya Alana.

"Lo pulang sama gue nanti, ada yang perlu gue omong" ucap Angga.

"Tapi gue dijemput mama"

"Pulang sama gue sesekali nggak bisa ya"

"Iya-iya"

Alana tersenyum sepanjang hari. Alana menunggu bel pulang. Apa yang diharapkan Alana terjadi, bel pulang telah berbunyi membuat jantung Alana berdetang dengan hebat.

"Hmm ciee" ledek Rahma.

"Dieem lo" Alana mencoba menahan senyum.

"Tu orang yang lo tunggu udah datang" Rahma menunjuk kearah Angga yang mendekati Alana.

"Gue deluan ya. Bye" Alana melambaikan tangannya ke arah Rahma.

"Iya lan hati-hati" jawab Rahma.

"Iya ma."

"Yaudah yuk" ajak Angga.

"Udah ngasih tau mama kalau kamu bareng sama aku" tanya Alana.

"Udah tadi waktu lo ngasih tau kalau gue pulang sama lo" jawab Alana.

"Coba nggak usah pakai lo-gue kalau kita lagi bedua" ucap Angga.

"Iya-iya. Kamu ngaterin pulang aja kan" tanya Alana.

"Ya nggk lah, hmm kita kemana ya" tanya Angga.

"Lo kok gitu, kenapa nggak bilang kalau kita nggak langsung pulang" Alana menunjukkan muka kesalnya.

"Lupa, ayok naik" mereka tiba di parkiran dan Angga membukakan pintu untuk Alana.

"Nggak usah ngambek, aku tadi lupa"

"Aku tu banyak tugas, kamu emang nggak ngerti. Seenak jidat kamu aja" jawab Alana dengan ketus.

"Yaudah nanti aku bantuin, kirim aja ke email."

Angga merupakan murid terpintar di kelasnya jadi tak heran kalau Alana merasa tenang jika Angga membantu membuatkan tugasnya.

"Kamu mutusin Fernando, kenapa" tanya Angga.

"Nggak usah bahas diaa" Alana mengalihkan pandangannya keluar jendela.

"Kenapa, aku harus tau lah" paksa Angga.

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang