Dan suara musik pun mulai berbunyi. Alana sudah ada dibarisan untuk segera memasuki panggung. Alana sudah gugup karena penonton sangat banyak. Alana menarik napas dan membuangnya, setelah itu Alana menampilkan senyuman semanis mungkin agar terlihat cantik. Semua penonton bertepuk tangan dengan meriah saat Alana sudah memasuki panggung. Alana tidak boleh hilang fokus karena akan fatal sekali. Alana melakukan dengan baik sampai pada gerakkan penutup. Tepuk tangan semakin meriah saat Alana meninggalkan panggung. Dibelakang panggung Alana merasa lega akhirnya ia sudah tampil dan rasa pipisnya hilang begitu saja. Alana tak henti-hentinya tersenyum karena ia berhasil tampil tanpa kesalahan. Saat Alana ingin kembali keruangan ada cowok yang tersenyum kearah Alana.
"Gila ni orang senyum ke gue. Tapi kayaknya bukan gue deh mungkin orang dibelakang gue. Tau akh bodo amat" Alana bergegas kembali keruangan.
"Keren Lan" ucap Ayu.
"Sumpah kaki gue gemetaran, untung nggak salah" jawab Alana sembari membersihkan make up.
"Oh ya mana Rosa sama Rahma, mentang-mentang udah tampil ngilang aja tuh anak" sambung Alana.
"Nggak tau. Eeh itu mereka" Alana menoleh kebelakang melihat kedatangan Rahma dan Rosa.
"Kemana kalian?" tanya Alana padahal mereka belum dekat dengan Alana.
"Gue dari depan, gila keren banget Tari Kreasi lo Lan" puji Rahma menaikkan ibu jarinya.
"Oke makasih" jawab Alana dengan percaya diri.
"Giliran lo lagi" rosa menyenggol bahu Ayu.
"Iya gue tau" jawab Ayu dengan suara sedikit gugup.
"Buruan gih ke depan, nanti kita nyusul. Kita beres-beres tunggu Ayu tampil aja" ajak Alana.
"Oke Lan, ayok kita kedepan" Rahma menarik tangan Alana.
Ayu maju dengan teman-teman eskulnya. Penonton pada menatap dengan ngeri karena gerakkan yang terbilang berbahaya apalagi cewek-cewek yang sok imut pasti sangat ngeri melihat adegan yang Ayu lakukan dengan teman-teman eskulnya. Akhirnya selesai penampilan dari Taekwondo. Terlihat sangat lega dari muka Ayu walaupun ia tidak mengungkapkannya. Alana, Rosa dan Rahma segera menyusul Ayu yang sudah ada di ruangan.
"Ngeri banget buk tuh gerakkan" ledek Rosa.
"Makanya lo jangan macem-macem sama gue" ancam Ayu.
"Udah deh. Kita ganti baju dulu" ajak Alana.
"Kalian deluan aja gue masih capek. Lagian gue nggak ribet kayak kalian" Ayu mengipas mukanya dengan tangannya.
Setelah semuanya selasai, mereka masih menunggu di dalam sekolah untuk merencanakan kemana mereka akan pergi dari acara ulantahun sekolah ini karena kalau langsung pulang itu terlalu siang dan di rumah pasti mereka tidak ada kerjaan.
"Yaudahlah duduk ajak dulu" ajak Ayu yang terlihat masih capek.
"Yaudah kayaknya Ayu masih capek" jawab Alana.
Akhirnya mereka duduk dikursi yang terletak tidak jauh dari parkiran. Dari lantai dua ada cowok yang sedari tadi melihat kearah Alana dan sahabat-sahabatnya. Tapi Alana tidak ingin kepedean dulu karena belum tentu cowok itu melihat Alana. Tidak lama dari itu Nia turun. Nia yang dari tadi ada disebelah cowok yang melihat kearah Alana terus.
"Hey Lan" sapa Nia.
"Hey" jawab Alana dengan sedikit heran.
"Cowok yang sebelah gue tadi minta nomor lo" ucap Nia.
"Iya" jawab Alana singkat.
"Kok iya aja, dikasih atau nggak?" tanya Nia.
"Nggak usahlah" jawab Alana.
"Yaudah, gue cabut ya" Nia pergi tanpa mendengarkan jawaban Alana.
"Kita kemana nih" Alana mencoba mengalihkan agar sahabatnya tidak banyak bertanya.
"Makan bakso yuk gue laper" ajak Ayu.
"Boleh juga. Ayook" Alana menerima ajakkan Ayu.
"Kita pergi pakai apa?" tanya Ayu. Alana dan Ayu kesekolah di antar dan dijemput. Mereka belum diizinkan membawa kendaraan oleh orangtua mereka.
"Aman gue hari ini bawa mobil nyokap gue" ucap Rosa melegakan pikiran Ayu dan Alana.
Mereka semua naik mobil Rosa untuk mencari tempat makan bakso yang tidak jauh dari sekolah. Rosa membawa mobil karena acara ulantahun sekolah saja. untuk hari biasanya Rosa membawa motor. Tibalah mereka disini, ditempat tukang bakso. Mereka berempat sangat kelaparan, menghabiskan bakso tanpa ngobrol sedikitpun. Tapi setelah makan bakso mereka sibuk mengobrol sampai tertawa.
***
Alana telah tiba dirumah saat hari mulai petang. Alana pulang diantar oleh Rosa. Saat Alana memasuki rumah, Papa Alana sudah bersiap-siap pergi tapi anehnya ia segera berdiri saat Alana tiba di depan pintu. Dan itu membuat Alana berpikir yang aneh-aneh.
"Alana kenapa kamu lama sekali pulangnya?" tanya Papanya khawatir.
"Tadi cari makan dulu Pa. Papa mau kemana?" tanya Alana.
"Kamu segera ganti baju kita ke rumah sakit" Alana benar-benar khawatir siapa yang sedang sakit sehingga membuat Papanya menjadi sangat cemas seperti ini.
"Siapa yang sakit Pa?" tanya Alana yang masih binggung melihat Papanya yang cemas.
"Papanya temen kamu itu masuk rumah sakit dan kondisinya sekarat. Sebenarnya udah lama sakitnya dan Papa nggak pernah sempat jenguk. Dan sekarang dia lagi sekarat dirumah sakit" jawab Papanya bertele-tele membuat Alana binggung.
Teman? Temen Alana yang mana.
"Siapa Pa? Coba Papa tenang dulu" ucap Alana.
"Itulah lo Tia temen kecil kamu sekaligus tetangga kita" jawab Papanya.
Deg!. Benarkah itu Papanya Tia. Selama ini Alana hanya sibuk dengan dunianya tanpa mengetahui kabar sahabat kecilnya. Alana tidak tau kalau Tia mengalami masa-masa yang sulit selama ini.
"Yaudah Pa, kita pergi sekarang, nggak usah siap-siap aku kayak gini aja" mereka berdua bergegas untuk masuk ke dalam mobil. Disana Alana sedikit merasa bersalah karena Alana tidak ada di sisi Tia saat ia sedih. Alana segera bergegas menuju ruangan Papanya Tia. Disana banyak keluarga Tia yang lagi bersedih.
"Tan" Panggil Alana kemudian menggapai punggugn tangan Mamanya Tia untuk ia cium.
"Yang sabar ya Tan" sambung Alana.
"Iya Lan, Terimakasih" jawab Mamanya Tia. Sangat jelas kesedihan yang tergambarkan dari raut muka dan penampilan Mamanya Tia.
"Tia dimana tan?" tanya Alana.
"Disana" Mamanya Tia menunjuk kearah deretan kursi dan Tia ada di pojok.
Alana segera bergegas mendatangi Tia. Agar ia dapat membuat Tia lebih tegar lagi.
"Tia" Tia pun menoleh kearah Alana.
"Alana?" ucap Tia.
"Iya ini gue". Tampak sekali di mata Tia kalau ia benar-benar sedih. Matanya sembab, dandanannya kacau dan rambut yang berantahkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/148687097-288-k902157.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana [END]
Teen FictionBerawal dari berakhirnya hubungan Alana dengan Angga. Alana mencoba untuk kuat menerimanya sampai akhirnya Alana bertemu dengan kakak tingkatnya yang jatuh hati pada Alana. Fiki namanya, terkenal disekolah, anak Futsal, bandel, dan terkenal tampan d...