Paginya Alana bersekolah seperti biasa tapi yang membuat tidak biasa saat Fiki datang ke kelasnya. Maksud kedatangan Fiki kekelas Alana bukan bermaksud bertemu Alana tapi karena untuk mendata anak futsal di kelas Alana tapi Fiki menggunakan itu untuk sekaligus melihat Alana.
"Raffffffiiiiiiiii" pekik Alana.
"Apa?" jawab Rafi singkat dan tidak merasa bersalah.
"Lo habisin makanan gue dan lo nggak tinggalkan sedikitpun. Lo nggak tau kalau gue lagi nabung" Alana meraih bukunya dan memukul Rafi dengan buku itu.
"Maaf Lan, gue laperr. Ampunnn woyy sakiit ni" ucap Rafi.
"Nggak akan sebelum lo ganti"
"Iya nanti guee gaant... ehh Kak kenapa kesini" Rafi yang menatap kearah pintu kelas.
"Eh nggak usah akting deh. Nggak usah sok sibuk. Mana ada orang yang nyariin lo" Alana tak percaya saat Rafi bersikap seolah-olah ada mencarinya.
Fiki masuk kekelas Alana karena ia melihat Alana memukul Rafi tiada henti.
"Kenapa Fi?" tanya fiki. Alana segera menghentikan aktivitasnya memukul Rafi dengan bukunya, saat ia mendengar suara yang masih asing ditelinganya. Alana menoleh kebelakang ternyata cowok itu adalah Fiki.
"Oh jadi ini suara kak Fiki" batin Alana.
"Ini lo kak, Alana KDRT" Alana mengangak saat mendengar ucapan Rafi.
"Eh emang siapa yang mau nikah sama lo" jawab Alana ketus kemudian kembali ke tempat duduknya.
Disana Fiki mengobrol sangat lama denagn Rafi bahkan sampai membuat keduanya tertawa tebahak-bahak. Alana hanya mencoba mengalihkan pandangannya meski sesekali ia melirik kearah Fiki dan Rafi. Sialnya pandangan Fiki dan Alana bertemu, Alana segera memalingkan mukanya tapi sebelum itu ia melihat Fiki tersenyum ke arahnya. Alana benar-benar gugup.
Fiki telah selesai mengobrol dengan Rafi dan sekarang Fiki beranjang ke tempat duduk Alana. Alana yang sedang menunduk karena bermain ponselnya tidak sadar akan kedatangan Fiki. Tapi teman Alana yang belakang menyadarkan Alana kalau ada seseorang dihadapannya lebih tepatnya didepan meja Alana.
"Lan tu didepan lo ada orang" ucap teman Alana yang berada dibelakang meja Alana.
"Siapa sih, disini orang semua kali" Alana terkekeh dan kemudian gugup saat ia menoleh keatas karena Fiki sudah ada dihadapannya sekarang.
Fiki memutar kursi didepan Alana sehingga menghadap Alana. kursi yang digunakan Fiki adalah kursi Rosa.
"Habis ngapain?" tanya Fiki yang sedari tadi selalu mengulum senyumnya.
"Main Hape" jawab Alana singkat.
"Dua minggu lagi ulangan kenaikkan kelas kan?" tanya Fiki.
"Iya. Tuh tau kenapa masih nanya".
"Nggak Cuma mastikkan aja, pulang nanti sama siapa?" tanya Fiki.
Deg!
Alana mulai deg-deg mendengar ucapan Fiki. Apa itu artinya Fiki akan mengantar Alana pulang.
"Biasanya di jemput Mama. Tapi juga sering dijemput Papa. Tapi akhir-akhir ini gue naik angkot bareng Ayu" jawab Alana santai tapi ketahuilah jantung Alana berdetak tak karuan.
"Mau diantar pulang nggak. Kakak hari ini nggak ada jadwal apa-apa".
"Nggak usah lain kali aja" Alana menolak ajakkan Fiki. Karena Alana belum dekat dengan Fiki. Baru kemaren Fiki menghubungi Alana. Masa sekarang Alana langsung mau di antar pulang oleh Fiki.
"Yaudah. Kakak nggak maksa. Kakak pergi kekalas kakak ya. Bentar lagi bel. Maklum kelas kakak rada jauh" Fiki mengacak-ngacak rambut Alana kemudian pergi dengan senyum yang begitu manis menurut Alana.
Alana menatap kepergian Fiki sampai Fiki benar-benar keluar dari kelas Alana. Tapi Alana berhenti menatap kepergian Fiki saat seseorang membuat Alana berhenti menatap punggung Fiki.
"HMMMM" ucap Rahma.
"Kenapa. Gatel tu tenggorokan" jawab Alana.
"Siapa tuh, gebetan baru. Lucu juga. Boleh tuh ditikung" ledek Rahma.
"Eh apaan sih. Kalau lo berani nikung . Gue tikung tu Hidayat" jawab Alana.
Rahma diam seketika mendengar ucapan Alana.
"Hmmm kenapa diaamm, lo ada hubungankan dengan Hidayat" ledek Alana.
"Nggak kok".
"Kalau nggak kenapa lo diam waktu gue ngomong kalau gue bakal nikung Hidayat" ledek Alana.
"Tauukk ahhh" jawab Rahma seperti masa bodoh dengan ledekkan Alana.
***
Tibalah saatnya diadakan ujian akhir sekolah. Nomor ujian telah dibagikan kepada seluruh siswa. Karena ini adalah ujian kenaikan kelas pertama untuk Alana sehingga Alana mencari tau kelas yang akan mereka tempati untuk ujian nanti.
"Kira-kira kita sekelas sama siapa ya ?, gue nggak sabar. Kali gitu ada cogan kan hahah" ucap Rahma.
"Oyy pikir tu ulangan jangan cowok mulu. Gue sih berdoa aja biar ulangan fisika gue nggak remed" jawab Rosa.
"Gue sih aman, gue sekelas sama Alana dan Rafi. Kalian taukan mereka jago fisika. Uhh beruntung banget ya allah" ucap Ayu.
"Songong banget lu, tapi gue yakin sih Alana bakal ngeshare jawabannya di grup" harap Rosa.
"Hmmm gue masihh denger apa yang kalian omongin" Alana yang sedari sibuk melihat nomor meja yang sesuai dengan nomor peserta ujian miliknya.
"Bagus deh. Hmm boleh kan Lan?" tanya Ayu penuh harap.
"Hmm gue ngasih taunya kalau lo nggak tau aja" jawab Alana yang telunjuknya masih saja mencari nomor meja yang sesuai dengan nomor pesertanya.
"Kalau gue nggak tau semua gimana Lan. Pasti lo kasih tau semua kan" ucap Ayu mengalihkan pandangan Alana yang sibuk mencari meja kearah nya.
"Enak aja lo. Gue bangun subuh-subuh untuk belajar sedangkan lo ngeliat yang gue aja. Dassaar lo ya. Gue aja belum tau ulangan fisika remed atau nggak. Jadi jangan ngandalin gue banget" jawab Alana datar.
"Tuh denger, jangan ngarep lo ya hahah" ledek Rosa.
"Lo kayak nggak tau Alana aja. Pasti dia mau ngasih gue. Dia ngomong kayak gitu tadi biar gue belajar" bela Ayu.
Alana segera pulang dengan Ayu saat mereka sudah tau kelas dan tempat duduknya. Alana dan Ayu satu kelas karena awalan nama mereka sama. Dalam perjalanan dia hanya diam. Tak tau mengapa Alana merasakan jantungnya berdetak tidak seperti biasa. Atau ini ada hubungannya dengan siapa temen sebangkunya yang merupakan kakak tingkatnya. "Ah tapi ini bukanlah sesuatu yang patut dipermasalahkan" batin Alana.
Ulangan diadakan hari senin sedangkan hari ini adalah hari sabtu. Tidak ada lagi waktu untuk bermain-bermain bagi Alana. Ia harus belajar untuk persiapan ulangan kenaikkan kelas. Sesampai Alana di rumah, Alana segera masuk ke kamar. Ia harus bersiap-siap untuk belajar. Tak ada waktu lagi untuk memikirkan masalah yang ada.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana [END]
Teen FictionBerawal dari berakhirnya hubungan Alana dengan Angga. Alana mencoba untuk kuat menerimanya sampai akhirnya Alana bertemu dengan kakak tingkatnya yang jatuh hati pada Alana. Fiki namanya, terkenal disekolah, anak Futsal, bandel, dan terkenal tampan d...