"Tapi aku kan nggak jadi panitia di ulantahun sekolah padahal aku pengen banget."
"Nggakpapa lah, Aku malah seneng kamu nggak jadi panitia di ulantahun sekolah" Alana terkejut mendengar jawaban Angga membuat Alana segera pergi ke kelas.
"Kok kamu gitu sih. Dasarr" Alana meninggalkan kantin tanpa pamit dengan Angga.
Alana di dalam kelas menahan laparnya. Seadainya saja ia tidak ketemu dengan Angga ia tidak akan kelaparan seperti ini. Di kelas Alana hanya diam saja karena Alana masih sangat kesal dengan semua anak kelasnya. Sahabatnya yang melihat itu hanya pura-pura tidak tahu karena menurut mereka Alana pantas untuk di pilih untuk nari di acara ulantahun sekolah. Angga menghampiri Alana sepulang sekolah. Angga yang bersikap seolah tak terjadi apa-apa di kantin membuat Alana tidak berhenti mengupat dalam hatinya.
"Dasar cowok ini, masa nggak ngerasa bersalah yang dia omong di kantin tadi" upat Alana dalam hati.
"Yuk lan, soalnya udah ngantar kamu aku latihan basket" Alana yang berjalan di belakang Angga tiba-tiba berhenti karena mendengar ucapan Angga.
"Yaudah pulang aja duluan, aku bisa pulang sendiri" Alana berjalan dengan langkah yang cepat dan melewati Angga.
"Bukan gitu lan" Angga menahan tangan Alana.
"Aku nggak mau nyusahin kamu, kalau mau latihan basket pergi aja sana" Alana melepaskan tangan Angga yang menahan tangan Alana.
"Kamu nggak nyusahi aku, udah ya. Aku minta maaf kalau aku salah ngomong" Angga meraih tangan Alana dan menuntunnya ke mobil Angga sedangkan Alana tidak menolak.
"Kamu marah soal dikantin tadi?" tanya Angga saat mereka berdua sudah ada di dalam mobil.
"Gini yah lan, kalau kamu jadi panitia acara ulantahun sekolah nanti kamu bakalan ngurusin semua kebutuhan ulantahun sekolah dan kamu nggak akan masuk ke kelas alias kamu nggak akan belajar untuk beberapa hari" sambung Angga.
"Kamu tau darimana" Alana menoleh kearah Angga yang dari tadi menoleh kearah luar jendela.
"Aku udah cari tahu" jawab Angga.
"Untuk apa kamu nyari tau, kurang kerjaan amat" ucap Alana sinis.
"Karena aku tau kamu masuk osis jadi aku cari tahu yang mana yang baik dan yang mana yang buruk" Alana tersenyum mendengar ucapan Angga.
"Bohong banget"
"Waktu kamu wawancara osis aku udah cari tahu, waktu aku pertama kenalan sama kamu, aku mau kasih tau kamu tentang ini tapi aku pikir kamu bakal marah. Jadi baru sekarang aku ngasih tau kamu dan yang aku takuti benar terjadi, kamu ternyata marah" jelas Angga.
"Kenapa nggak ngasih tau pas di kantin tadi, jadi kan aku nggak perlu kesal tingkat dewa kayak gini."
"Nggak tega, kamu ikut nari aja ya" pinta Angga.
"Nggak mau" jawab Alana ketus.
"Ikut aja, kan kamu bisa belajar" Angga berkata dengan nada yang sangat rendah sehingga membuat Alana luluh.
"Iya deh, aku coba" jawab Alana.
"Aku percaya kamu bisa kok" Angga mengelus kening Alana.
"Nih buat kamu" Angga menyerah roti cokelat dan susu cokelat kesukaan Alana.
"Kenapa kamu beliin ini untuk aku? " tanya Alana.
"Aku tau kamu tadi nggak sempat makan di kantin. Lain kali kalau mau gambek itu inget makan. Aku jadi nggak fokus belajar mikirin kamu terus. Mana pagi tadi kamu belum sarapan" omelan Angga membuat Alana menunduk merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana [END]
Teen FictionBerawal dari berakhirnya hubungan Alana dengan Angga. Alana mencoba untuk kuat menerimanya sampai akhirnya Alana bertemu dengan kakak tingkatnya yang jatuh hati pada Alana. Fiki namanya, terkenal disekolah, anak Futsal, bandel, dan terkenal tampan d...