Bab 25

297 11 0
                                    

Hari sudah menunjukan pukul 2 malam. Ya, Alana begadang untuk belajar. Hari sudah berganti, hari ini adalah hari minggu. Alana memutuskan untuk segera tidur dan melanjutkan belajar besok siang karena Alana sudah memprediksikan bahwa ia akan bangun kesiangan.

Alana bangun saat jam sudah berada di angka 1. Sudah di duga Alana memang bangun kesiangan. Alana segera mandi dan bergegas makan. Selesai makan Alana mengecek ponselnya karena dari pulang sekolah kemarin ia tidak memainkan ponsel. Tidak banyak pesan yang masuk hanya sekedar membagi informasi. Tapi ada satu pesan yang tanpa disadari membuat Alana tersenyum.

Hy dek, dapet ruangan mana

Hmm ruangan 10. Sorry baru balas gue nggak megang hp kemarin

Setelah Alana membalas pesan itu, Alana tidak mendapatkan jawaban dari pesannya. Tapi Alana tidak mau memikirkan itu karena ulangannya lebih penting dari pesan orang yang tidak begitu spesial untuknya saat ini, tidak tau kalau untuk yang akan datang. Alana bergegas masuk ke kamar dan melanjutkan aktivitasnya yaitu belajar!.

***

Alarm Alana sudah bunyi, Alana segera bangun dan menyusun buku yang dibutuhkannya. Alana sengaja tidur cepat agar hari ini ia tidak terlambat. Alana datang cukup pagi hari ini. Alana masuk kekelas dengan sedikit canggung karena ini bukan kelasnya yang biasa digunakan untuk belajar.

Alana duduk di kursi yang sudah sesuai dengan nomor pesertanya.

"Hy" sapa seorang cewek yang sudah pasti kakak tingkat Alana.

"Kamu duduk disini?" sambung cewek itu.

"Hmm iya kak, kakak siapa namanya?" tanya Alana.

"Dety dek" Dety terlihat ramah dengan Alana sehingga Alana tidak takut lagi dengan kakak tingkat yang sebangku dengannya.

Untung saja temen sebangkunya adalah cewek bukan cowok.

"Ohh aku Alana, senang sekelas sama kakak" Alana meletakkan tasnya.

"Hmm maaf ya dek ini kelas kakak. Jelek ya. Wajar ajalah. Isinya orangutan semua" ucap Dety membuat Alana sedikit tertawa.

"Ini kelas kakak?" tanya Alana memastikan.

"Iya dek, sebenarnya kami yang cewek udah ngerapikan biar cantik tapi datanglah orangutan ngerusak semuanya. Jadi kami yang cewek malas lagi ngerapikan nya lagi" ucap dety dengan nada yang sedikit kesal.

"Emang kayak gimana kak? Maksud aku kenapa kakak bilangnya kayak orangutan. Emang mereka ngerusak kayak gimana?" tanya Alana penasaran.

"Hmm dulu kan, tanaman didepan kelas itu bagus-bagus. Kami yang cewek sengaja bawa dari rumah. Ada juga yang mohon-mohon sama ibunya. Nah waktu jam olahraga kan, anak-anak yang cewek sibuk ke kantin semua. Waktu kami kembali ke kelas ternyata bunga-bunga yang kami susun rapi-rapi dijadikan bola. Nggak punya otalk banget kan" Alana mencoba menahan tawanya. " terus ya alas meja yang udah kami susun rapi-rapi diatas meja malah di gulung-gulung terus dijadikan topi nggak punya otak kan".

"Parah banget ya kak" ucap Alana.

"Terus satu lagi dek, kan bunga-bunga mati diatas meja kan dikit banget dek jadi kami yang cewek punya inisiatif buat nambahi tu bunga. Dua tiga hari sih masih aman , eh hari keempatnya malah dijadikan untuk nembak-nembak cewek pakai bunga itu"

"Asli parah banget kak" ucap Alana yang memegang perutnya karena sudah tertawa banyak pagi ini.

"Terus ya dek, sekitar 3 bulan yang lalu kami sekelas mau ngecat kelas. Jadi kami udah patungan setiap orangnya. Kami yang cewek nyuruh cowoknya yang beli. Mereka emang beli cat nya. Tapi tau nggak mereka ngecat apa?" Dety membuat Alana menjadi penasaran.

"Ngecat apaan kak?" tanya Alana.

"Ngecat Upin ipin, emang mereka pikir ini taman kanak-kanak. Terus mereka gambar di depan pintu kelas 'Tadika Mesra'. Ya kali kami balik jadi anak TK".

"Hahahaha sumpah lucu banget kak" ucap Alana.

"Tuh orangutan nya" Alana menengok kearah pintu. Dan Alana sungguh terkejut bahwa Fiki ada di segerombolan Geng yang telihat bandel.

"I-iya kak" jawab Alana dengan terbata-bata.

Bel pun berbunyi, mereka semua sibuk dengan tempat duduk mereka. Tanpa sengaja mata Alana dan Fiki bertemu. Fiki tersenyum kepada Alana namun hanya dibalas Alana dengan muka datar. Alana masih memikir apa yang dikatakan oleh Dety tadi.

Ulangan dimulai, Alana sibuk membaca soal tetapi suara berisik dari barisan sebelah sangat terdengar dengan jelas. Meski pengawas sudah menegur tetap saja mereka berisik. Alana menoleh ke sebelah kanan dan menatap ke arah Fiki seolah memberi isyarat mata untuk diam.

"Woy diam, emang lo pikir ini hutan apa !!!" ucap Fiki kearah semua temannya padahal yang Alana maksud adalah dia bukan teman-temannya.

Ulangan berjalan dengan baik tidak ada suara berisik dari barisan sebelah sampai ujian selesai. Saat ujian selesai Alana mengumpulkan kertas ulangannya dan kembali duduk di tempatnya. Setelah pengawas keluar teman-teman kelas Alana masuk ke ruangan Alana.

"ALANNNAAAAA!!!" teriak Rahma.

"Apa? Nggak usah teriak-teriak ini bukan hutan" Alana mengeluarkan buku untuk ia pelajari sebelum ulangan ke dua dimulai.

"Gue kangeenn" Rahma memeluk Alana.

"Lebay banget. Bilang aja lo susah ngerjain ulangannya kalau nggak ada Alana" Rahma melepas pelukkannya saat Ayu bersuara.

"Nggak kok" jawab Rahma ketus.

"Eh lo mah songong mentang sekelas sama Alana" Rosa yang sesakali meminum es yang baru ia beli di kantin tadi.

"Boleh lo tanya sama Alana, gue nggak minta contekkan sama dia. Gue masih bisa ngerjain kalau gue nggak bisa baru gue minta" jawab Ayu sombong.

"Bener kok. Ayu ngerjain sendiri" Alana membuka buku meski sekitarnya sangat berisik.

"Yaudah maaf-maaf" ucap Rosa saat ia melihat perubahan muka Ayu yang menjadi masam.

"Eh ke kantin yuk Lan. Rosa ke kantin nggak ngajak-ngajak" Rahma melirik ke arah es yang sedang diminum Rosa.

"Gue Cuma beli minum doang. Lagian gue nunggu Ayu sama Alana" Rosa yang tak ingin disalahkan mencoba membela diri.

"Kalian deluan aja ya. Gue udah sarapan tadi. Lagian udah ini kita pulang kan" Alana ingin belajar kalau ia ke kantin maka jam istirahatnya akan habis untuk pergi kekantin.

"Yaudah. Kita deluan ya Lan" ucap Ayu yang sedari tadi menahan rasa lapar kayak singa.

Alana tersenyum ke arah mereka dan kembali menatap ke buku yang sedang ia baca. Alana sangat fokus membaca buku sehingga Alana tidak sadar bahwa ada seseorang sedang menarik kursi ke dekat mejanya. Alana mendongak melihat siapa yang menyebabkan suara berisik dari kursi yang ditarik ke arah mejanya.

"Hmm" sapa Fiki saat Alana mendongak.

"Mau ngapain kak. Gue mau belajar" jawab Alana.

"Gue mau gangguin lo".

"Berenti ganggu gue, gue mau belajar. Waktu istirahat bentar lagi habis" Fiki mengambil alih buku Alana yang sedang ia baca.

"Hmm tapi ada syaratnya" Alana mensipitkan mata karena ia binggung dengan syarat yang akan diberikan oleh Fiki.

"Kamu harus pulang sama kakak" mata Fiki menatap mata Alana dengan penuh harap agar ia menyetujui keinginan Fiki.

"Oke tapi udah ini jangan gangguin gue lagi".

"Oke. Nih buku kamu" Fiki menyerahkan buku yang ia ambil dari tangan Alana tadi.

"Kok dia pakai Aku kamu ya" batin Alana. tapi Alana tidak mau ambil pusing. Ia kembali fokus pada bukunya tadi dan melanjutkan membaca yang sempat tertunda karena Fiki.

***

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang