Alana menunggu Fiki dikelas tapi Fiki tidak muncul. Alana berdiri untuk menunggu di depan pintu tapi Fiki juga tidak ada. Suasana kelas yang sepi membuat Alana memberanikan diri untuk ke kelas Fiki. Di kelas Fiki hanya beberapa orang yang berada didalam. Karena ia tidak menemukan Fiki, Alana memutuskan untuk berjalan kaki sampai gerbang sekolah. Sepanjang perjalanan Alana tidak bertemu Fiki dan mobilnya tidak ada di parkiran sekolah. Kendaraan bermotor keluar dari gerbang sekolah dengan segerombolan murid-murid yang membawa motor. Alana sangat terkejut sehingga ia tidak sengaja tersenggol oleh motor yang sedikit kencang.
"Awww," pekik Alana.
"Ahh tangan gue, Mama," ucap Alana.
"Alana, lo nggakpapa?" ucap Ferdi yang turun dari motornya karena melihat Alana tesenggol dengan motor yang berada di dekat gerbang.
,"Tangan kamu berdarah lan," sambung Ferdi
"Sakit kak," Alana mulai meneteskan air matanya.
Ferdi segera mengajak Alana ke UKS dan mengobati luka Alana. Memang tidak parah tapi kalau tidak diobati itu akan infeksi.
"Kamu ngapain di deket gerbang, udah tau kalau murid disini bawa motor ngerasa pembalap semua," omel Ferdi.
"Aku nyariin kak Fiki. Aku udah nunggui dari tadi terus di kelas kak Fiki nggak ada," ucap Alana.
"Dia pergi Lan," Alana terkejut mendengar informasi dari Ferdi.
"Kok kak Fiki ninggalin aku, tadi pagi dia nyuruh aku nungguin dia. Kak Fiki udah beda sekarang," curhat Alana.
"Yodah, gue anter aja," tawar Ferdi.
"Nggak usah kak, aku hubungi kak Fiki aja," Alana segera mengirim pesan untuk Fiki.
Kakak dimana? Aku nunggui kakak. Aku cari di kelas kakak tapi kakaknya nggk ada. Aku pulang sama siapa kak? Angkutan umum udah nggak ada lagi.
Alana diantar oleh Ferdi sampai di depan gerbang sekolah. Alana menunggu di warung dekat sekolah tapi kehadiran Fiki tak kunjung muncul. Hari semakin sore dan langit sangat mendung hari ini. Alana masih setia menunggu meski hujan sudah sangat deras. Alana berdiri untuk mencari angkutan umum tapi mobil hitam berhenti tepat di depan Alana. Fiki keluar dari mobilnya untuk menyuruh Alana masuk.
"Alana, kamu kenapa hujan-hujanan," ucap Fiki khawatir.
"Kakak kemana aja?" tanya Alana yang semakin mengeratkan tangannya di tubuhnya.
"Pakai jaket kakak Lan," Fiki memasangkan jaket ke badan Alana.
"Kakak kemana?" tanya Alana lagi.
"Kakak ngaterin temen ke rumah sakit," jelas Fiki.
"Kakak tega sama aku," Alana menangis lagi.
"Kamu kenapa masih nunggu kakak? Kenapa nggak minta temen kamu anterin. Kan kamu juga yang susah," ucap Fiki.
"Kakak kan suruh aku nungguin kakak, Apa kakak lupa?" tanya Alana.
"Kakak inget tapi kan masalahnya darurat banget Lan. Ibunya temen kakak masuk rumah sakit dan ia kesulitan membayar jadi kakak bantu dulu tadi ," jelas Fiki yang tak merasa bersalah.
"Kenapa kakak nggak ngabarin aku? Kenapa hape kakak nggak aktif," Alana melepaskan jaket yang melekat di badannya.
"Kakak minta maaf ya Lan," ucap Fiki.
Mama Alana sudah menunggu di depan rumah. Fiki turun dengan payung untuk melindung mereka dari air hujan.
"Alana kenapa hujan-hujanan kayak anak kecil deh," ucap Mama Alana sambil merangkul Alana.
"Maaf Tante, saya pulang dulu," pamit Fiki.
"Oh iya. Makasih udah ngaterin Alana pulang," ucap Mama Alana.
"Iya Tan," ucap Fiki sebelum meinggalkan rumah Alana.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana [END]
Teen FictionBerawal dari berakhirnya hubungan Alana dengan Angga. Alana mencoba untuk kuat menerimanya sampai akhirnya Alana bertemu dengan kakak tingkatnya yang jatuh hati pada Alana. Fiki namanya, terkenal disekolah, anak Futsal, bandel, dan terkenal tampan d...