Pagi ini Alana memasuki kelas yang sudah di bagikan kemarin. Alana duduk dengan Rahma. Alana memang sudah mengenal Rahma karena saat tes Alana bertemu dengan Rahma, kebetulan mereka sering chatting di twitter walaupun itu sudah lama.
"Lan duduk sama gue aja" panggil Rahma ke Alana, saat Alana memasuki kelas.
"Iya ma" jawab Alana.
"Gue tau kalau kita sekelas, gue seneng banget" ucap Rahma.
Bel pun berbunyi menanda bahwa wali kelas akan memasuki anak-anak.
"Selamat pagi anak-anak" ucap bapak yang sempat membeikan materi saat MOS.
"Loh bapak ini kan yang ngak jadi ngasih materi waktu MOS" Nilman begitu aneh dengan bapak ini.
"Iya betul, ada yang tau nama bapak ?" tanya bapak itu.
Cowok dikelas Alana bertanya kepada Nilman.
"Siapa Nil?" tanya teman kelas Alana bernama Rafi.
"Nggak tau, bapak kemaren nggak ngasih tau gue" jawab Nilman.
"Nggak ada yang tau ya, Ok nama bapak Kardo. Bapak mengajar teknologi ilmu komputer." Ucap Kardo tapi seisi kelas hanya diam.
"Kayaknya kelas ini sedikit pendiam tapi nggak tau kalau nanti. Biasanya hari pertama emang pendiam tapi ujung-ujungnya kayak setan. Upss keceplosan" dengan sedikit tertawa pak Kardo menyampai hal itu.
"Pak kami boleh minta alamat bapak, siapa tau kalau Nilman mau nembak cewek bisa konsultasi kerumah bapak."
"Apaan sih lo" ucap Nilman kesal.
"Bapak bukan dukun tapi kalau mau konsultasi,nanti bapak anterin" jawab bapak Kardo dengan melihat ke arah Nilman.
"Kok bapak lihat ke arah saya?" tanya Nilman.
"Bapak lihat kamu kok kayaknya kamu bakal di tolak cewek."
"Bapak sotoy."
"Katanya bapak bukan dukun" ucap Rafi.
"Emang bukan."
"Terus kalau bukan dukun kenapa ngelihat kalau Nilman bakan di tolak cewek" tanya Rafi.
"Emang cuma dukun yang bisa lihat, kalau cuma dukun yang bisa lihat berarti kamu sekarang buta dong" ucap bapak Kardo membuat semua isi kelas tertawa.
"Bapak sih nggak nyambung" ucap Rafi dengan sembal.
"Yaudah, kalian mau ngapain terserah, hari ini kita free" ucap bapak Kardo.
"Terus bapak mau kemana?" tanya Rafi.
"Bapak mau facebook-an di ruang komputer" jawab pak Kardo.
"Pak ingat umur"
"Ingat kok, umur bapak masih 26"
"Terus kalau bapak umur 26, kami ni pantasnya umur berapa sekarang" tanya Rafi dengan nada menggoda.
"Lo mah nggak asik" jawab pak Kardo dengan sok gaul.
"Udah ah, bapak pergi dulu" sambung pak Kardo.
Di dalam kelas Alana selalau bersama Rahma. Alana belum mengenal semua anak kelas nya. Alana akui anak kelasnya sedikit pendiam karena terlihat dari muka mereka yang lugu. Tapi tidak dengan teman Alana yang duduk di depan Alana yang bernama Ayu. Dia duduk dengan dengan Rosa. Rosa yang berbadan besar tidak menampilkan sosok yang seram malahan bersikap sangat lembur.
"Eh pena gue jatuh" guman Ayu.
"Nih pena lo" Alana membantu mengambil pena Ayu.
"Nama lo siapa?" tanya Ayu.
"Gue Alana, lo Ayu kan?" tanya alan dengan senyuman semanis mungkin.
"Iya. Lo pulang nanti di jemput ya?" tanya Ayu.
"Iya gue di jemput mama nanti. Emang kenapa ?" tanya Alana.
"Bareng ya nanti ke depan, gue juga nunggu jemputan bunda gue"
"Oh iya" jawab Alana.
Hari itu pelajaran matematika. Ibu guru yang memberikan soal matematika yang cukup sulit sehingga Rosa menoleh kebelakang.
"Lo bisa lan" tanya Rosa.
"Bisa, kenapa ros?" tanya Alana.
"Ajarin gue dong" pinta Rosa ke Alana.
"Duh nilai ini loh turuni terus nilai yang depannya hilang karena x nya cuma pangkat satu jadi lo tulis aja 2 karena kan tadi tinggal 2X jadi hasilnya 2" jelas Alana dengan singkat. Saat ini Alana belajar turunan yang membuat yang lain bingung. Kemudian ada suara yang cukup khas yaitu Rafi.
"Salah itu Ros, yang Alana itu salah" ucap Rafi seolah percaya dengan jawabannya.
"Bener kok, lo nya aja nggak denger" jelas Alana kepada Rafi.
"X nya itu ada pangkat 2 tapi nggak ditulis jadi hasilnya 4" jelas Rafi lagi seolah tidak mau kalah dengan Alana.
"Duh yang bener yang mana nih, gue bingung" ucap Rosa frustasi melihat perdebatan Alana dan Rafi.
"Bener yang gue, percaya deh sama gue" Alana mencoba meyakinkan Rosa.
"Kayaknya gue nurut sama Alana aja, soalnya tampang Alana meyakinkan ketimbang lo" Rosa menunjuk ke arah Rafi.
"Awas lo, kalau yang gue bener, lo gue kempesin" ancam Rafi kepada Rosa.
"Ok. Kalau lo salah lo gendok gue gimana?" ajak Rosa kepada Rafi.
"Ok" jawab Rafi dengan percaya diri padahal Rafi memiliki badan yang kecil untuk sepantaran laki-laki.
Disisi lain Rahma sibuk dengan Hidayat melempar candaan yang mengundang tawa untuk keduanya. Alana hanya menanyakan kepada Rahma tentang tugas yang di beri ibu ferli guru matematika.
"Ma, lo udah matematika" tanya Alana dari kejauhan.
"Iya entar lagi gue bikin Lan" jawab Rahma dengan suara yang sedikit kecil.
"Yaudah, gue ke kantin sama Rosa dan Ayu ya. Gue udah laper" Alana memegang perutnya.
"Iya Lan, nggakpapa" jawab Rahma.
Saat menuju kekantin Alana pengen ke toilet dulu, Alana menyuruh Ayu dan Rosa untuk duluan karena mereka sudah kelihatan lapar. Saat Alana keluar toilet Alana segera menuju kantin dimana Ayu dan Rosa berada. Tetapi langkah Alana terhenti saat Alana bertemu dengan Fernando kelas 10.2 membawa mobil kalau ke sekolah.
"Lan lo masuk kelas sepuluh apa?" tanya Fernando dengan sok asik. Alana merasa belum berkenalan dengan cowok itu tapi dia memanggil namanya tadi. Alana tetap menjawab agar tidak dibilang cewek sombong. Fernando anak futsal di sekolah Alana. Ia termasuk cowok yang asik dan berani. Termasuk cowok nakal dan sedikit tampa dan manis. Namun kebanyakkan cewek yang suka dengan Fernando hanya karena kemewahan yang dimiliki oleh Fernando. Fernando selalu menggunakan motor ninja kalau ke sekolah membuat sebagian cewek terpukau dengan style nya Fernando.
"Sepuluh satu" jawab Alana singkat. Alana ingat kalau ia harus menemui Rosa dan Ayu di kantin.
"Gue minta nomor lo dong" ucap Fernando. Dan Alana memberikan nomornya.
"Makasih Lan" ucap Fernando saat Alana memberikan nomornya.
"Iya" dengan tergesah-gesah Alana meninggalkan Fernando.
Sesampai di kantin Alana mencari Rosa dan Ayu. Dan Ayu memanggil Alana.
"Lan, kita disini" ucap Ayu.
"Eh sorry lama" dengan nafas yang tidak beraturan.
"Emang lo kemana aja selain ke kamar mandi?" tanya Ayu kepada Alana.
"Tadi ada cowok ngalangi jalan gue, nggak taunya dia minta nomor gue."
"Ciiieee" Ayu menggoda Alana.
"Apaan sih, mending kita makan. Kita harus cepet balik ke kelas sebelum ibuk ferli datang" ajak Alana. Alana ke kantin saat jam matematika karena Alana sudah kelaparan tapi tugas dari buk ferli sudah Alana selesaikan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana [END]
Teen FictionBerawal dari berakhirnya hubungan Alana dengan Angga. Alana mencoba untuk kuat menerimanya sampai akhirnya Alana bertemu dengan kakak tingkatnya yang jatuh hati pada Alana. Fiki namanya, terkenal disekolah, anak Futsal, bandel, dan terkenal tampan d...