Bab 8

675 26 0
                                    

Hai lan.

Hai. Siapaa?

Gue yang tadi minta nomor lo

Ohh . emang nama lo siapa?

Nama gue Fernando.

Ohh

Loh lagi apa?

Dan pesan dari Fernando tidak dibalas lagi. Di dalam kamar Alana hanya memikirkan bagaimana caranya untuk mencoba mendekati Sri karena Sri masuk kelas unggul yang terbilang cukup full. Keinginannya untuk mengetahui apa salahnya membuat ia semakin ingin mendekati Sri walaupun nantinya persahabatannya tidak kembali seperti semula tapi setidaknya ia dapat merubah kesalahannya untuk masa depan.

Paginya saat bel berbunyi menandakan pelajaran akan segera dimulai, anak OSIS datang untuk memberi informasi bagi siswa-siswi yang ingin mengikuti OSIS. Aisyah yang merupakan pedamping kelompok Alana memberi kode berupa ajakkan kepada Alana. Namun Alana hanya membalas dengan senyuman.

Untuk menjadi anggota OSIS perlu mengikuti wawancara. Wawancara akan dilakukan dua hari lagi. Guru yang mengajar Alana pagi ini tidak masuk karena izin. Keadaan itu membuat Aisyah memanggil Alana untuk keluar.

"Dek lo ikut ya OSIS. Seru lo" ucap Aisyah kepada Alana dengan memegang tangan Alana mencoba meyakinkan Alana untuk ikut OSIS.

"Duh gue pikir dulu kak, gue mau fokus belajar sih tapi liat aja nanti" jawab Alana dengan menunduk karena ia takut Aisyah kecewa dengannya.

"Ya udah dek, kalau kamu ingin ikut ni nomor kakak" Aisyah menyodorkan ponselnya agar Alana segera menyalin nomor Aisyah. Alana menyimpan nomor Aisyah dan masuk kembali ke kelas walaupun tidak ada guru.

Saat Alana duduk di kursi, Rahma ternyata sudah lama melihat ke arah Aisyah dan Alana. Alana menebak kalau Rahma mengetahui maksud Aisyah menarik Alana keluar.

"Lo mau masuk OSIS ya lan" tanya Rahma kepada asiyah.

"Nggak tau sih, tapi kalau dipikir-pikir gue kayaknya mau ikut" jawan Alana kemudian memperhatikan buku yang ada di atas meja.

"Menurut gue ya lan, kalau lo mau populer nggak usah masuk OSIS kalau memang dasarnya kalau kita udah populer" ucap Rahma.

"Nggak kok, gue nggak nyari kepopuleran di dalam sana. Lo nya aja yang salah ngAnggap OSIS jadi tempat nyari kepopuleran" Alana berdiri meninggalkan Rahma tanpa menunggu jaawaban dari Rahma.

Alana menyusul Ayu dan Rosa yang ke kantin sejaktadi saat mendengar kalau guru tak masuk. Sebenarnya Alana tidak merasa lapar tapi Alana tak ingin berdebat dengan Rahma kalau ia tetap berada di kelas.

Sesampai di kantin Alana bersikap baik-baik saja seolah tak ada yang terjadi dengan Alana dengan Rahma.

"Ros, lo ke kantin nggak ngajak-ngjak parah banget" ucap Alana dengan tangannya meraih gorengan di atas meja.

"Lupa gue lan, gue sama Ayu udah kelaperan" cengiran Rosa membuat Alana menyenggol bahu Rosa.

"Eh ada Alana, mana Rahma lan" tanya Ayu.

"Dikelas, yu gue minta minum lo dong" Alana mengalihkan pembicaraan agar Ayu tidak bertanya terlalu jauh.

"Lo jadi masuk OSIS Lan" Ayu yang mencoba mencari tempat duduk disebelah Alana.

"Jadi sih, kenapa lo mau ikut?" tanya Alana.

"Lo nanya gue, hahaha mana mau gue ikut kayak gituan. Gue udah ada eskul taekwondo"Dengan gaya Ayu yang memang terlihat jelas tomboynya.

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang