Fiki mengantar Alana ke tempat duduk yang paling depan agar Fiki bisa melirik Alana. Alana sempat menolak karena tempat duduk yang dipilih Fiki terlalu depan.
"Aku nggak mau disini," ucap Alana.
"Kenapa? Kan biar bisa lihat kakak dan kakak juga bisa lihat kamu," jelas Fiki.
"Aku malu tempat duduknya didepan banget," tolak Alana.
"Kamu kesini mau nonton kakak kan," Alana hanya mengangguk kecil.
"Yaudah kamu harus duduk disini kalau dibelakang kamu nggak bakal bisa lihat kakak," jelas Fiki.
"Iya-iya," ucap Alana mengalah.
"Yaudah kakak ke bawah dulu. Doain kakak ya sayang," ucap Fiki.
"Iya kak. Semangat ya, aku sayang kakak," Fiki hanya tersenyum apa yang barusan ia dengar.
Pertandingan dimulai. Fiki dan tim nya sudah ada di lapangan untuk memulai pertandingan. Alana hanya mengagumi ciptakan tuhan yang berada di depannya sekarang. Di dalam gedung olahraga, suara sorak kemenangan bahkan kekecewaan beradu jadi satu. Alana terus berdoa agar Fiki hari ini menang dan tentu baik-baik saja. Skor pertandingan di pimpin oleh Tim Fiki sampai menit terakhir berakhir. Sangat jelas kebahagian dari muka Fiki, Alana segera menghampiri Fiki untuk memberikan Fiki minum.
"Nit, temenin gue ke tempat kak Fiki yuk," ajak Alana. Nita berdiri dan mengikuti langkah Alana.
Alana tak sabar untuk memberikan selamat pada Fiki. Alana berlari kecil untuk datang ketempat Fiki berada saat ini.
"Kak Fiki," panggil Alana.
Fiki segera berlari dan memeluk Alana. Fiki tak menghiraukan keberadaan Nita meski sangat jelas ada rasa iri yang terpancar dari mata Nita.
"Selamat ya kak," ucap Alana yang berada di pelukan Fiki.
"Iya, makasih. Mungkin karena kamu nonton jadinya kakak hari ini menang. Makasih sayang," ucap Fiki yang sudah melepaskan pelukannya.
"Biasanya juga menang terus walaupun aku nggk nonton," ucap Alana.
"Tapi kali ini beda sayang," ucap Fiki.
"Nih buat kakak," Alana menyerahkan minum yang sudah ia siapkan.
"Makasih sayang. Duh perhatiaan banget kamu sih," ucap Fiki gemas yang melihat tingkah Alana hari ini.
"Oh ya kakak lupa sesuatu," ucap Fiki.
"Lupa apaan kak?" tanya Alana.
"Lupa bilang kakak sayang kamu juga," ucap Fiki yang mengucapkan apa yang tadi Alana ucapkan.
"Udah telat," jawab Alana ketus.
"Tadi kakak buru-buru,".
Salah satu anggota tim Fiki memanggil Fiki karena mereka harus mengevaluasi pertandingan hari ini. Sebenarnya Alana masih ingin berlama-lama dengan Fiki tapi saat ini bukan waktu yang tepat untuk bersama Fiki.
"Fik, kita kumpul dulu, ada yang mau pelatih omongin," ucap teman Fiki.
"Iya tunggu sebentar," ucap Fiki sedikit berteriak.
"Lan," panggil Fiki yang sudah menyadari perbedaan dari raut muka Alana.
"Apa?" jawab Alana.
"Maaf ya, kakak harus gabung ke tim dulu. Kakak juga nggak bisa ngaterin kamu pulang," ucap Fiki.
"Iya nggakpapa lagian aku kesini sama Nita. Jadi aku pulang bareng Nita aja," ucap Alana.
"Maaf ya. Tapi kakak janji nanti kakak main kerumah," ucap Fiki.
"Nggak usah. Kakak pasti capek kan, kakak istirahat aja di rumah. Besok aja kita ketemu di sekolah dan pulang sekolahnya kita jalan-jalan," ucap Alana.
"Ide bagus. Pengertian banget sih kamu. Yaudah kakak anterin kamu sampai depan," Fiki segera beriringan dengan Alana.
"Ayok kita pulang Nit," ucap Alana kepada Nita yang duduk di pojokkan gedung.
"Eh iya," Nita segera bangkit dan berjalan di sebelah Alana.
"Hati-hati ya," ucap Fiki yang sudah berada di dekat parkiran.
"Iya kak. Kakak masuk gih,".
"Tunggu kamu masuk mobil dulu," ucap Fiki.
Alana dan Nita segera masuk ke dalam mobil dan Fiki masih setia berdiri untuk melihat Alana.
"Kak pulang ya," pamit Nita.
"Oh iya. Thanks udah nonton," ucap Fiki datar.
"Kakak aku pulangg ya," pekik Alana dari dalam mobil.
"Iya hati-hati. Udah sampai rumah telepon kakak ya," pekik Fiki.
"Iya kak," jawab Alana.
Sekarang mobil Nita sudah berada di luar gedung olahraga. Sebenarnya Nita tidak tahan untuk melihat kemesraan antara Fiki dan Alana tapi ia lakukan agar Alana tidak curiga.
"Sayang banget ya kak Fiki sama lo," ucap Nita.
"Emang kelihatan ya Nit?" tanya Alana.
"Iya kelihatan banget," jawab Nita.
"Bagus deh," ucap Alana yang senyum-senyum sendiri.
"Lan," Alana hanya membalas dengan deheman.
"Gue suka sama kak Fiki," Alana langsung terkejut apa yang barusan ia dengar.
"Maksud lo Nit ?" tanya Alana bingung.
"Gue suka sama kak Fiki tapi nggak cinta. Lo tau kan cinta sama suka tu beda. Gue Cuma kagum aja sama kak Fiki. Lagian gue juga nggak bakal ngarap sama kak Fiki, tenang aja. Gue Cuma kagum aja sama apa yang ada didiri kak Fiki kok nggak lebih," ucap Nita.
Alana hanya diam karena ia bingung harus menjawab apa. Di satu sisi ia tidak rela sahabatnya menyukai kekasihnya tapi sisi lain ia tidak mungkin marah dengan sahabatnya karena ia hanya mengagumi Fiki. Nita sudah berada di depan rumah Alana, Alana segera turun dari mobil Nita.
"Thanks ya Nit," ucap Alana.
"Iya Lan. gue pulang ya," pamit Nita.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana [END]
Teen FictionBerawal dari berakhirnya hubungan Alana dengan Angga. Alana mencoba untuk kuat menerimanya sampai akhirnya Alana bertemu dengan kakak tingkatnya yang jatuh hati pada Alana. Fiki namanya, terkenal disekolah, anak Futsal, bandel, dan terkenal tampan d...