"Telat ya dek?" tanya cowok itu.
Alana mendongak. "Nggak!! Udah tau telat masih nanya kalau gue nggak telat nggak bakalan gue disini. Bego!" Alana meninggalkan lapangan kemudian mengambil tas dan segera masuk ke dalam kelas.
"Permisi" Alana membuka pintu.
"Ah ternyata Alana , kira buk Herlita" ucap Ayu.
Alana masuk dan duduk dibangkunya. "Buk Herlita mana?" tanya Alana.
"Nggak masuk" jawab Rahma.
Pantas saja di lapangan tidak ada jam olahraga. Ternyata hari ini kelas Alana yang ada jam olahraga dan ibuk Herlita tidak hadir. Untung saja buk Herlita tidak datang, kalau datang penderitaan Alana bertambah karena ia lupa membawa pakaian olahraga.
"Lo telat ya Lan?" Ayu meoleh kearah Alana.
"Iya, soalnya kemaren gue seharian di rumahsakit. Temenin Tia".
"Oh" jawab Ayu singkat.
Karena buk Herlita tidak hadir, Alana melipat tangannya dan menidurkan kepalanya diatas lipatan tangannya. Alana memilih untuk tidur sampai jam istirahat. Saat jam istirahat Alana terbangun dan melihat sahabatnya sudah tidak ada di dalam kelas. Alana bergegas untuk menyusul mereka.
"Lan ada yang nyariin lo" ucap teman kelas Alana.
"Mana?" tanya Alana dan teman kelas Alana menunjuk ke arah pintu. Didepan pintu sudah ada Mbak-mbak yang memanggil Alana. Alana tau siapa Mbak-mbak itu. Ia adalah Majoret di Marshine Band. Dan mengapa dia kesini. Alana bingung, apa maksud Mbak-mbak ini memanggil Alana. Meski bingung, Alana tetap menghampiri Mbak-mbak itu.
"Ada apa ya?" Alana yang memulai untuk bertanya.
"Lo Alana kan?" tanya mbak-mbak itu.
"Iya" jawab Alana singkat tapi tetap lembut.
"Gue Yuli".
"Udah tau nama Mbak siapa" jawab Alana.
Yuli terenyum. "Gini ya gue mau ngomong langsung ke intinya. Jadi sahabat gue dari kelas 1 suka sama lo?".
"Siapa?" tanya Alana.
"Fiki".
"Gue nggak tau orangnya" jawab Alana jujur.
"Pagi tadi lo ketemu kok sama dia, dia sempet negur lo tapi lo ketus amat".
"Ohh jadi cowok itu namanya Fiki" batin Alana.
"Minta nomor lo dong" Alana tersadar dari lamunannya karena Yuli menyodorkan ponsel didepan muka Alana.
"Untuk apa?" tanya Alana.
"Fiki itu mau minta nomor lo. Lo lagi nggak ada pacar kan. Nggakpapa lah di coba dulu untuk deket" rayu Yuli.
Alana luluh dan memberikan nomornya.
"Thanks" ucap Yuli.
"Oh ya dia kelas sebelas IPS satu" sambung Yuli kemudian bergegas meninggalkan Alana.
"Maksudnya apa coba! Gue kan nggak nanya dia kelas mana.. ASTAGA DIA KAKAK TINGKAT GUE! Dan gue ketus sama dia pagi tadi. Arhhhhhh" batin Alana. ia tersadar kalau Fiki kakak tingkatnya.
Alana segera menyusul temannya di kantin dan tak sengaja Alana melihat Fiki di pojokkan kelas didekat kantin.
"Oh jadi dari tadi dia merhatikan gue. Hmm nggakpapa lah cuek aja" batin Alana.
Alana segera bergegas ke kantin karena cacing-cacing di perutnya sudah meminta jatah makan. Alana memesan bakso dan ponsel Alana bergetar menandakan ada satu pesan yang masuk.
Lan Papanya Tia udah nggak ada lagi. Kamu nanti langsung pulang ya
"Ha?" Alana sungguh terkejut.
"Kenapa Lan?" tanya Rosa.
"Bokap Tia udah nggak ada, gue harus izin balik" bel berbunyi bahwa pelajaran akan dimulai.
"Kita masuk aja dulu Lan, udah itu baru lo izin" ucap Rahma. Mereka segera masuk ke kelas. Tapi yang masuk ke kelas bukan guru yang mengajar melainkan guru piket.
"Anak-anak temen kalian Tia dapat musibah, jadi murid-murid dipulangkan karena guru-guru akan berkunjung ke tempat Tia" ucap guru piket.
Alana segera merapikan barang-barangnya dan keluar dari kelas. Untungnya Rosa masih membawa mobil nyokapnya karena nyokapnya masih ada kerjaan diluar kota.
"Eh Alana tadi dimana?" tanya Ayu.
"Udah keluar tadi" jawab Rahma.
"Kita kan pergi pakai mobilnya Rosa. Rosanya aja masih didalam kelas" ucap Ayu.
Alana yang sudah jauh dari kelas baru menyadari bahwa ia terlalu cepat berjalan sehingga ia lupa kalau dia pergi ke rumah Tia menggunakan mobil Rsoa. Alana memutarkan badannya dan tidak sengaja bertemu dengan cowok yang meminta nomornya tapi Alana tak meladeninya, dia segera menuju kelas untuk menyuruh Rosa agar cepat sedikit.
"Nah itu Alana, nggak sabaran banget ya" ucap Ayu.
"Nggak boleh kayak gitu, Alana lagi panik" jawab Rahma.
"Ros, ayok buruan" dengan suara terengah-engah.
"Iya Lan" jawab Rosa. Rosa tau kalau Alana sedang panik. Bayangkan saja yang meninggal adalah ayah sahabat kecilnya dan Alana tau kalau Tia benar-benar terpukul atas musibah ini.
Mereka berempat segera masuk ke dalam mobil Rosa. Namun disisi lain cowok yang meminta nomor Alana mengikuti mobil Rosa.
Sesampai di rumah Tia, Alana segera turun. Disana Tia benar-benar kacau. Alana mendekati Tia yang sedang ditemani teman-teman kelasnya.
"Tia yang sabar ya" Alana mengelus punggung Tia.
"Iya Lan, gue udah siap harus ditinggal bokap gue. Setidaknya gue harus mandiri nanti. Walaupun gue anak bungsu" jawab Tia terisak.
Alana menemani Tia cukup lama sampai proses pemakamam. Disana Alana mendampingi Tia. Saat pemakamam Tia tidak berhenti meneteskan air mata. Alana tau Tia benar-benar kehilangan orang yang terpenting dihidupnya. Alana pamit pulang saat Mamanya menyuruhnya pulang.
***
Alana segera masuk kekamarnya. Ia sangat merasakan apa yang dirasakan oleh Tia. Alana sempat berpikir jika bagaimana suatu hari nanti salah satu orangtuanya pergi meninggalkan Alana, Ntah karena dipanggil tuhan atau membangun kehidupan baru.
Ponsel Alana berdering menyadarkan Alana dari lamunannya. Alana mencari Ponselnya yang tadi ia letakkan di tas.
Alana J ini kak Fiki.
"Jadi dia nyuruh gue manggil dia kakak, padahal gue mau manggilnya 'Lo' aja tapi berhubung dia udah nyuruh gue manggil kakak nggakpapa kali ya gue manggil dia kakak" batin Alana.
Iya kak
Lagi apa dek
Baru udah pulang kak
Pulang darimana?
Dari tempat orang ninggal. Dan itu Papanya temen gue.
Oh yaudah
Alana menyingkirkan ponselnya setelah ia tidak berniat membalas pesan dari Fiki. Alana segera memejam matanya untuk masuk ke dalam dunia mimpi.
![](https://img.wattpad.com/cover/148687097-288-k902157.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana [END]
Teen FictionBerawal dari berakhirnya hubungan Alana dengan Angga. Alana mencoba untuk kuat menerimanya sampai akhirnya Alana bertemu dengan kakak tingkatnya yang jatuh hati pada Alana. Fiki namanya, terkenal disekolah, anak Futsal, bandel, dan terkenal tampan d...