Sejak pagi Alana hanya duduk diruangan tv untuk menonton drama kesukaannya. Ia berencana kesekolah sedikit siang tapi rencananya batal karena Rosa sudah menelpon untuk mengajak Alana sekolah.
Haloo
Hallo lan
Kenapa Ros?
Lo dimana?
Di rumah. Rencana gue agak siangan dikit lagian di sekolah nggak belajar lagi
Siap-siap gih
Mau kemana?
Kesekolah lah
Giliran nggak belajar, lo rajin amat kesekolah
Bukan gitu, kita kesekolah bentar trus kita cuss kemana gitu. Ini udah kami rencanain dari kamaren dan lo nggak ada. Secara kan lo sibuk banget sama kakak tersayang lo. buruan gih siap-siap gue jemput sekarang
Oke-oke, dasar cerewet
Alana segera pergi ke kamar untuk siap-siap. Setelah itu Alana menunggu Rosa di depan rumah karena Rosa bisa mengamuk kalau Alana belum ada didepan rumah.
Rosa datang dan Alana segera masuk kedalam mobil Rosa. Rosa sedikit menjadi sosok dewasa kalau ia berada hanya bedua dengan Alana tapi kalau ada Ayu, Rosa menjadi emak-emak rempong dan sifat dewasanya hilang seketika. Alana tidak segan menceritakan kegelisahan yang tengah ia hadapi.
"Ros, kamarin gue lihat kak Fiki sama Wati. Lo kenal kan sama Wati?" tanya Alana ragu.
"Terus apa yang lo lakuin"
"Gue marah-marah sama mbak Yuli kemerin dan mbk Yuli kasih tau sama kak Fiki. Makanya kemarin kak Fiki narik gue waktu kita mau pergi".
"Terus gimana. Dia jelaskan sesuatu sama lo?" tanya Rosa.
"Iya dia jelasin. Katanya Wati Cuma ngasih minum sama dia dan kebetulan gue lihat. Mereka emang pernah pacaran tapi itu karena Wati yang nembak kak Fiki jadi kak Fiki nggak enak nolaknya"
"Nah itu udah jelas. Terus masalahnya sekarang apa?" tanya Rosa heran.
"Gue Cuma aneh sama posisi gue sekarang. Gue bukan siapa-siapa kak Fiki tapi dia udah jelasin panjang lebar seolah-olah gue pacarnya aja"
"Dia belum nembak lo?" tanya Rosa.
"Belum. Kok rasanya susah banget ya di tembak sama kakak tingkat yang ganteng, keren dan anak futsal. Atau dia Cuma main-main ya sama gue" Alana masih gelisah dengan pikirannya.
"Jangan gitu. Mungkin dia mau nembak lo kalau dia udah ngerasa deket sama lo jadi waktu pacaran nanti kalian nggak perlu kenal satu sama lain lagi" ucap Rosa menghibur Alana.
"Iya mungkin ya. Tapi gue hari ini nggak mau latihan paskib Ros" ucap Alana.
"Kenapa Lan?" tanya Rosa.
"Hmm gue ngerasa nggak enak sama Wati. Mungkin gue berhenti aja".
"Yaudah kalau itu keputusan lo" Rosa menghentikan mobilnya tepat di parkiran sekolah. Sebenarnya Rosa kesekolah bukan karena mau kesekolah tapi dia mau jemput teman-temannya.
Disana sudah ada teman-teman Alana. Dan segerombolan teman kelas lainnya. Alana sedikit curiga dengan mereka yang sudah berkumpul saat Alana datang.
"Kenapa kalian pada disini semua?" tanya Alana.
"Kita nungguin kalian bedua" jawab Ayu jujur. Alana segera melirik Rosa.
"Kirain gue Rosa mau ke sekolah beneran ternyata Cuma mau jemput doang. Kalau gue tau Cuma ke sekolah bentaran doang mending gue nggak usah pakai seragam" ucap Alana kesal karena sudah dibohongi. Walaupun tetap kesekolah itu hanya dijadikan tempat bertemu dan tempat untuk berkumpul.
"Kita kan emang ke sekolah Lan" kekeh Rosa.
"Iya tapi Cuma dijadikan tempat berkumpul doang" ucap Alana tak mau kalah.
"Dari pada tersesat nyari posisi satu sama lain mending kumpul di sekolah. Lagian Cuma kesekolah doang nggak bakal tersesat dan nggk selisih jalan sama yang lain" Rosa mencoba menjelaskan agar Alana tidak kesal.
"Ya ngomong dulu kek" jawab Alana.
"Lagian kalau gue jujur lo pasti nggak mau ikut" ledek Rosa.
"Hmm bener juga sih. Tapi kenapa semuanya pakai seragam ?" tanya Alana heran.
"Wajar lah lan. Ini supaya di bolehi pergi sama orangtua kita-kita" jawab Rahma menahan tawa.
"Ohh jadi sekolah kalian jadikan alasan untuk pergi jalan-jalan" selidik Alana.
"Bisa kayak gitu. Udah dong lan introgasinya. Kapan kita berangkat nih" rengek Rahma.
"Gue kan pengen tau" jawab Alana cemberut.
"Oke jadi gini yang cewek naiki mobil gue, Alana, Rahma dan Ayu. Sedangkan Rian. Rahmat, Rafi naik mobil hidayat" Rosa mengambil alih agar mereka pergi ke tempat tujuan mereka.
"Oke" jawab mereka serentak.
Alana tidak tau kalau perjalanan mereka lumayan jauh. Alana telah banyak dibohongi hari ini dengan sahabatnya. Itu karena Alana tidak ada saat mereka pergi bersama. Mobil Rosa berhenti dan mobil Hidayat yang ada dibelakang mereka juga ikut berhenti.
"Kenapa berhenti?" tanya Alana bingung.
"Hmm kita istirahat dulu" jawab Ayu lesu.
"Emang jauh banget ya?" Alana bingung dengan rencana sahabatnya.
"Lumayan. Kita udah rencanain kemarin saat lo nggak ada. Sorry kalau lo ngerasa bingung sama perjalanan kita" Rosa yang menyadari Alana bingung sedari tadi mulai mencoba menenangi kegelisahan Alana. Rosa tau kalau Alana tidak pernah pergi jauh kecuali bersama orangtuanya.
Ponsel Alana bunyi saat semuanya sedang istirahat. Alana meraih ponselnya yang berada di dalam tasnya. Alana melihat nama yang menelponnya ternyata itu dari Fiki. Alana sedikit menjauh sekitar satu meter sambil tersenyum untuk mengakat panggilan dari Fiki.
Hallo kak
Alana kamu kemana, kenapa baru aktif hape kamu
Aktif dari pagi tadi kok, mungkin disini nggak ada sinyal
Kamu dimana emangnya sekarang. Kakak lihat kamu pergi sama temen kamu rame-rame
Nggak tau kemana tapi lumayan jauh dan sekarang belum sampai. Kakak udah di sekolah dari jam berapa?
Emang kemana. Hati-hati lan kamu jangan main-main jauh-jauh. Dari pagi pokoknya ada yang kakak urus.
Aku kan sama teman-teman kak. Teman aku banyak kok disini yang cowok bisa jagain aku.
ALANAAA! Teman kamu banyak yang cowo?, kamu cewek Lan. Kenapa pergi dengan cowok ha?
Biar temen cowok aku bisa jagain. Nggakpapa kak, mereka teman aku semua kok nggak usah khawatir ya
Nggak usah khwatir kata kamu. Dimana kamu sekarang, kakak kesana
Nggak tau
Tanya sama temen kamu
Kakak kok marah-marah. Aku nggak mau ngomong sama kakak lagi. Aku nggak mau kasih tau aku lagi dimana
"Udah lan?" tanya Rosa.
"Udah, sorry lama. Nih kak Fiki cerewet amat sama gue".
Mereka semua melanjutkan perjalanan mereka yang sedikit lagi akan sampai.
"Kapan sampai?" tanya Alana gelisah.
"Bentar lagi lan" jawab Rosa singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana [END]
Teen FictionBerawal dari berakhirnya hubungan Alana dengan Angga. Alana mencoba untuk kuat menerimanya sampai akhirnya Alana bertemu dengan kakak tingkatnya yang jatuh hati pada Alana. Fiki namanya, terkenal disekolah, anak Futsal, bandel, dan terkenal tampan d...