Bab 14

423 20 0
                                    

"Ehh princess datang" Angga tersenyum kepada Alana.

"Nggak usah sok manis, kenapa lo kesini, gue nggak sekelas sama lo jadi kita nggak mungkin punya tugas kelompok sama lo. Lo boleh pergi, lo tau kan dari mana lo masuk tadi. Lo bisa keluar dari pintu yang sama" Alana melangkahkan kakinya untuk menaiki lantai dua untuk menuju kamarnya tapi semua niatnya di urungkannya karena Angga mengatakan sesuatu kepada Alana.

"Lan tunggu" langkah Alana terhenti.

"Aku tau kamu marah karena aku nggak ngubungi kamu tapi aku kira itu baik buat kamu. Tapi itu malah yang buat kamu marah. Maaf ya laan" Alana membalikkan badannya tapi Alana hanya diam.

"Kita pergi yuk" Ajak Angga.

"Kemana" jawab Alana sinis.

"Kemana aja, kamu siap-siap gih. Tapi kalau kamu mau kayak gitu aja nggakpapa aku nggak malu" Angga mencoba membuat suasana hati Alana membaik.

"Ya kali gue pakai kayak ginian" Alana memandangi pakaian yang ia kenaikan sekarang, baju santai dengan celana selutut dan tak lupa dengan sendal rumah yang berwarna biru ada gambar frozen yang menghiasi.

"Yaudah tukar sana" Alana menaiki lantai dua untuk menuju kamarnya.

Duapuluh menit telah terlewati, Alana keluar dengan baju lengan panjang, celana jeans dan rambut terurai membuat Alana terlihat lebih cantik dengan style yang tidak berlebihan.

"Cantik amat my princess" Angga yang melihat Alana turun dari lantai dua.

"Nggak usah gombal" jawab Alana sinis.

"Cemberut aja cantik, apalagi senyum."

"Udah deh. Ayo buruan."

Angga dan Alana keluar dari rumah Alana. Seperti biasa Angga selalu membukakan pintu mobil untuk Alana.

"Ayo masuk dulu."

"Kita mau kemana" Alana yang sudah berada di dalam mobil.

"Enaknya kemana, kamu mau kemana ?" tanya Angga.

"Lo kok kamu malah nanya balik. Kalau nggak tau mau kemana, anterin gue pulang sekarang" bentak Alana.

"Kita pergi ke suatu tempat. Nggak usah marah-marah" canda Angga.

Alana dan Angga telah sampai di tempat yang banyak terdapat bunga-bunga yang dibentuk dengan indah. Tempat yang memang romantis untuk sepasang kekasih tapi Alana dan Angga bukan lah sepasang kekasih. Alana duduk di kursi panjang yang tersedia disana.

"Nih buat kamu" Angga menyodorkan bunga kedepan muka Alana.

"Aku tau kamu marah sama aku, aku minta maaf. Aku janji akan ngubungi kamu meski kamu sibuk ataupun aku tau kalau pesan aku nggak akan kamu balas" sambung Angga.

"Kamu tau nggak. kalau aku cape, lihat pesan kamu itu bikin capek aku hilang." Alana mulai memakai aku-kamu lagi.

"Iya maaf ya" Alana meraih bunga dari Angga.

"Lan..." panggil Angga.

"Iyaa" jawab Alana.

"Kamu kan bilang, kalau kamu nggak mau di gantungi kayak jemuran, jadi sekarang aku mau ngomong kalau kamu mau kan jadi pacar aku" Alana yang tersenyum mendengar ucapan Angga.

"Anggaa... Aku mauu" jawab Alana.

"Makasih Alana my princess"

"Sekarang kita makan es krim disana yuk. Kata mama kamu, kamu suka es krim tapi tadi aku lihat tokonya tutup jadi aku ajak kamu kesini dulu" sambung Angga.

"Iya nggakpapa, ayok kesana" Ajak Alana.

Alana dan Angga pergi ke toko es krim yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang sehingga mereka memilih untuk berjalan kaki saja. Angga selalu memegang tangan Alana sepanjang jalan menuju toko es krim.

"Kita duduk disana" Angga menujuk kursi yang terletak di dekat jendela.

"Kamu pesan yang mana" tanya Angga.

"Es krim besar rasa cokelat sama roti cokelat" jawab Alana.

Saat pesanan mereka sampai. Alana sibuk untuk meghabiskan makanan yang ada di depan matanya. Angga secara diam-diam mengambil ponsel Alana dan mememukan satu pesan dari Renald.

"Siapa kak Renald" tanya Angga.

"Ohh dia kakak paskibraka" jawab Alana.

"Kok bisa dia punya nomor kamu?."

"Hmm kenapa ya.." Alana mencoba mengingat atas pertanyaan Angga.

"Oh iya , waktu latihan paskibraka mama jemputnya lama. Terus kakak itu deh yang temenin aku sampai mama datang jadi waktu aku mau masuk mobil dia minta nomor aku terus aku kasih deh" sambung Alana dengan memperhatikan piring yang berisi roti bakar.

"Dia kayaknya suka sama kamu "

"Nggak lah " jawab Alana.

" kalau dia emang bener nggak suka kamu, kenapa dia minta nomor kamu" tanya Angga.

"Mungkin dia mau kenal sama semua anak paskibraka, biar nggak kaku. Kan tujuannya baik jadi jangan di permasalahkan" jawab Alana.

"Tapi..........."

"Udah ah, jangan dipermasalahkan" pinta Alana.

"Tapi lan, bisa aja kan dia gunakan statusnya yang sekarang jadi pelatih kamu untuk deketin kamu."

"Mana ada kayak gitu."

"Kok kamu ngebelain dia terus"

"Nggak kok, yang kamu omongkan itu fitnah semua"

"Aku nggak fitnah, dasar kamunya aja nggak tau maksud dia"

"Ehh maksud kau itu, yang kamu omongi itu belum ada kebenaran nya. Udah ah, kamu makan gih es krim kamu."

"Aku udah kenyang, kita pulang sekarang!" Angga terlihat marah.

Mereka bergegas masuk ke dalam mobil yang terletak di sebelah jalan. Disana Angga berjalan dengan cepat karena Angga tinggi sehingga langkah kakinya terlalu lebar untuk dikejar Alana.

Saat tiba di mobil Angga tidak membukakan pintu mobil untuk Alana seperti biasanya sehingga Alana membukanya sendiri.

"Kamu kenapa sih , lebay banget." Angga hanya diam sepanjang perjalanan sehingga Alana meminta ia menurunkan di rumah Rosa yang tidak jauh dari tempat barusan di kunjungi Alana dan Angga.

"Berhenti didepan" Pinta Alana.

"Kamu mau kemana" tanya Angga. Pokoknya berhenti aja di depan"

"Emang mau kemana"

"Yang penting berhenti aja dulu" Angga menghentikan mobilnya.

"Aku pulang sendiri aja" sambung Alana.

"Nggak boleh" tolak Angga.

"Kenapa?. Aku malas disini, nggak bentah kalau Cuma disalahi ini itu sama kamu."

"Kamu naik apa, nggak ada angkutan umum disini"

"Aku mau kerumah Rosa."

"Dimana" tanya Angga.

"Nggak perlu tau" Alana keluar dari mobil tanpa mendengar jawaban Angga.

"Cepet masuk" Angga menarik tangan Alana setelah ia keluar dari mobil.

"Nggak mau, aku mau ke rumah Rosa" Alana melepaskan tangan Angga dari tangannya.

"Iya aku anterin" Alana masuk mobil bersama Angga.

"Dimana rumah Rosa" tanya Angga.

"Lurus aja, nanti ada rumah warna kuning berhenti kan aku disana."

Mobil Angga berhenti di rumah warna kuning yaitu rumah rosa. Hanya rumah Rosa yang berwarna kuning sehingga Angga tak perlu bertanya lagi kepada Alana. Alana langsung keluar dari mobil Angga sebelum mobil Angga benar-benar berhenti. Angga yang melihat itu langsung mengejar Alana.

"Nanti kalau mau pulang kasih tau aku nanti aku jemput."

"Nggak perlu" tolak Alana.

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang