Bab 12

478 19 0
                                    

"Kamu mau diary frozen " tanya Angga.

"Iya" jawab Alana.

"Mau sepatu frozen?" Alana mengangguk.

"Mau dompet frozen?" Alana mengangguk.

"Mau jam frozen?."

"Udah Angga, kebanyakkan nanti" Alana melapaskan tangannya.

"Nggakpapa."

"Udah segini aja, besok aku ajak mama kesini."

"Yaudah kalau gitu" Angga menuruti kemauan Alana.

Sesampai di dalam mobil Alana membuka kantong yang berisi barang-barang serba frozen. Dan tanpa sadar Alana tersenyum melihat semua barang-barang serba frozennya sehingga membuat Angga tersenyum melihat tingkah Alana.

"Angga thanks ya, gilaa ini kereen banget" tak hentinya bibir Alana tersenyum.

"Iya sama-sama" tanggan Angga mengelus kepala Alana.

"Kamu tau rumah aku" tanya Alana.

"Tau gangnya aja," jawab Angga.

"Rumah gue nomor 06" tunjuk Alana.

"Iya-iya" jawab Angga.

Mobil Angga sekarang sudah berhenti di rumah Alana walaupun tidak di depan rumah Alana karena Alana yang meminta Angga untuk tidak berhenti didepan rumahnya. Alana takut di lihat oleh orangtuanya sehingga membuat orangtua melontarkan pertanyaan tiada henti.

"Maksih ya nga, maksih untuk hari ini, makasih untuk makan barengnya dan makasih untuk kado frozen. Nanti kalau aku ulantahun nggak usah ngasih kado lagi ya. Awas aja kalau kamu ngasih" Alana membuka pintu tetapi tangannya ditahan oleh Angga.

"Kenapa?" tanya Alana.

"Nih buat kamu" Angga memberika cokelat kepada Alana.

"Makasih ya" Alana membuka pintu mobil tapi di tahan oleh Angga.

"Kamu duduk disini aja, biar aku yang bukain buat kamu" ucap Angga.

"Nggak usah" tolak Alana.

"Nggakpapa, aku nggak mau ada yang nyangka kalau aku nuruni cabe-cabean" Angga segera keluar dari mobil dan membuka pintu untuk Alana.

"Silahkan my princess" Angga mempersilahkan Alana untuk keluar dari mobilnya.

"Makasih nga" Alana tersenyum atas perlakuan Angga.

"Nanti tugas kamu kirim ke email aku aja ya" ucap Angga.

"Aku bisa ngerjain sendiri" tolak Alana.

"Nggakpapa, aku lagi nggak ada tugas. Lagian kamu pulang telat gara-gara aku"

"Yaudah kalau kamu maksa" Angga mengusap kening Alana.

"Yaudah aku pulang ya. Bye" ucap Angga.

"Iya. Hati-hati" Alana melambaikan tangannya kepada Angga.

Alana masuk ke dalam rumah setelah mobil Angga tak terlihat lagi. Alana sangat bahagia seharian bersama dengan Angga. Membuat bibirnya tak berhenti untuk tersenyum.

Waktu yang dimiliki Alana sekarang harus terbagi dengan kegiatan OSIS. Hari ini Alana mengadakan rapat pertama tentang adanya ulantahun sekolah. Disana keinginan Alana muncul untuk mengikuti Paskibraka saat Alana melewati barisan anak paskibraka yang rapi. Alana tidak sengaja bertemu dengan Wati. Wati adalah teman saat MOS yang sekedar bersapa dengan Alana karena Wati satu sekolah dengan Tia. Kebetulan Wati tergabung menjadi anggota paskib membuat Alana menghampiri Wati.

"Alaana lo anak OSIS sekarang" ledek Wati.

"Dasaar lo ya wat. Wat gue mau masuk paskib. Gue terpesona gituu" canda Alana.

"Lo serius, yaudah besok lo datang jam 3" ucap Wati.

"Iya wat. Thanks ya"

"Iya lan, gue balik kekelas ya."

"Iya wat."

Alana pergi meninggalkan Wati setelah Alana tidak melihat punggung Wati lagi. Sesampai di kelas, Alana menceritakkan rencananya meski semua itu akan bertentangan dengan Rahma. Rahma memang tidak suka melihat Alana mengikuti kegiatan.

"Gue mau ikut paskib nih guys" Alana menyelah saat sahabatnya tengah asik mengobrol.

"Serius, gue pernah sih ikut juga waktu SMP" sahut Ayu.

"SMP gue juga pernah ikut, tapi gue denger kalau masuk paskib bisa jadi pengibar bendera di provinsi maupun nasional dan gue baru tau sekarang" ucap Alana.

"Yaudah lo ikut aja" sahut Rahma.

"Iya aman" Alana cukup kesal dengan respon Rahma yang begitu judes.

***

Keesokkannya Alana datang untuk mengikuti latihan paskibraka pertama kalinya. Alana selalu berdua dengan Wati karena hanya Wati yang ia kenal. Saat ada intruksii dari dua kakak laki-laki paskibraka untuk membentuk barisan. Wati mengajak Alana untuk baris.

"Disini ada yang baru gabung" Alana mengakat tangannya saat kakak laki-laki yang bernama Okta itu bertanya.

"Ok, yang serius ya. Kalian harus bertahan dan berlatih terus" sambung Okta.

Tidak terasa hari sudah sore menandakan latihan paskibraka hari ini dihentikan. Alana bergegas berdiri dan masuk ke dalam mobil jemputan mamanya. Didalam mobil Alana membalas pesan dari Angga.

Udah pulang?

Udaah

Siapa yang jemput

Mama

Gimana latihannya

Capek banget

Yaudah langsung mandi terus istirahat

Iya nga.

Aku mau juga ikutan paskib karena aku pengen masuk polisi dan sekalian jagain kamu

Nggak usah, masuk polisi nggak perlu masuk paskib

Kok gitu, kamu ada apa-apanya ya disana

Nggak, aku maalu kalau ada kamu . Nanti yang ada aku bakal diem kayak patung

Haha kamu mah lucu. Iya-iya aku nggak akan masuk paskib.

Kedekatan Alana dengan Angga memang cukpu jauh tapi Angga belum menyatakan perasaannya membuat Alana bingung akan keseriusan Angga. Sehingga Alana terpaksa untuk mengabaikan Angga karena Alana sedang dekat dengan kakak paskibraka bernama Renald.

***

Hari ini Alana mengikuti latihan paskibraka. Setelah latihan paskibraka selesai, Alana menunggu jemputan mamanya. Tidak tau mengapa hari ini mama Alana telat menjemputnya. Disana Renald menunggu Alana sampai di jemput mamanya. Disana Renald mulai ingin dekat dengan Alana.

"Udah dimana mamanya dek" tanya Renald.

"Lagi ngisi bensin kak, kalau kakak mau pulang duluan aja. Mama bentar lagi sampai" ucap Alana.

"Nggapapa, kakak nunggu mama kamu sampai aja. lagian mau magrib sekarang" jawab Renald.

"Makasih ya kak" Alana sungguh gugup duduk disebelah Renald.

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang