Diperjalanan Alana baru teringat dengan Fiki. Walaupun Alana sempat melupakan Fiki saat melihat danau biru yang sangat indah. Alana meraih ponselnya yang ia masukkan ke tas setelah Fiki marah-marah saat menelpon Alana. Alana melihat sudah ada banyak pesan dari Fiki. Alana segera membukanya.
"Apa kak Fiki sekhawatir ini" batin Alana.
Lan kamu dimana?
Alana kamu sama siapa
Alana jangan lupa makan
Alana kenapa nomor kamu nngak aktif
Kamu baik-baik aja kan, nggak ada yang nyakitin kamu kan
Sayang jangan dimatikan hapeya
Aku khawatri lan, kamu dimana kasih tau kakak
Kalau hape kamu aktif, telpon kakak ya, kakak nggak tenang mau ngapa-ngapain sebelum kamu telpon kakak.
Saat Alana membaca pesan terpanjang Fiki. Alana memutuskan untuk menelponnya karena Alana kasihan kalau Fiki tidak mau melakukan apapun sebelum Alana menelpon.
Alaanaa, kamu diamana, sekarang lagi apa, kamu nggak papa kan!!
Alana segera menjauhkan ponselnya dari telingannya karena suara Fiki yang sangat menggebu-gebu membuat kuping Alana sakit. Fiki sekarang persis kayak emak-emak sedangkan Mama Alana tidak seperti Fiki.
Aku udah dijalan mau pulang, aku nggakpapa Cuma capek aja pengen tidur waktu sampai dirumah nanti
Kamu kemana, kenapa jauh-jauh sih perginya lan, bikin kakak panik aja. Kenapa hape kamu matiin setelah kakak nelpon tadi?
Aku nggak matiin hape kok. Nggak ada sinyal mungkin kak
Sejauh apa kamu pergi sih lan sampai nggak ada sinyal
Ada deh, nanti aku cerita. Yang penting sekarang aku baik-baik aja. Udah ya aku capek. Daada kakak
Alana mematikan ponsel dan menahan senyumnya. Ia tau kalau Fiki sedang penasaran dan khawatir. Tapi tidak apa-apa membuat Fiki gelisah. Rosa segera mengatar Alana pulang. Untungnya hari belum petang sehingga orangtua mereka tidak bertanya berlebihan.
***
Sesampai dirumah Alana segera membershikan dirinya dan mulai mengirim fotonya dengan Fiki. Alana tak menghiraukan panggilan telepon dari Fiki. Biarkan Alana cerita dengan Fiki saat mereka bertemu nanti biar tambah seru.
Alana mulai memejamkan mata nya untuk masuk ke dalam dunia mimpi. Harinya begitu lelah untuk dilakukan. Alana tak sabar melihat ekspresi mukanya Fiki.
Alana terbangun saat adzan terdengar sampai kamarnya. Alana segera bangun dan sholat. Setelah sholat Alana menonton Drama di laptopnya. Saat Alana sedang asik menonton Drama, tak disangka kalau Fiki menghubunginya sepagi ini. Fiki emang tau kalau Alana selalu bangun pagi tapi selama ini Fiki tidak pernah menelpon sepagi ini dan ini adalah pertama kalinya Fiki menelepon Alana sepagi ini.
Hallo kak
Udah bangun kamu rupanya
Iya udah. Kenapa ?
Nggak ada. Kiraiin kamu nggak bangun-bangun karena kecapekkan. Kamu kemana lan, semua teman kamu ngepost tempat yang sama
Nanti aku ceritaain kak. Aku lagi nonton drama. Nggak usah ganggu.
Kapan?. Nanti kakak jemput nggak pakai nolak!
Fiki segera mematikan ponsel tanpa menunggu jawaban dari Alana. Alana hanya pasrah mendengar perintah dari Fiki. Ia tau kalau saat ini Fiki sangat penasaran dengan keberadaannya kemarin.
Mobil Fiki sudah berada di depan rumah Alana. Alana segera keluar dari rumah. Di rumah, Alana hanya tinggal dengan pembantunya pagi ini karena Papanya ada kerjaan di luar kota sedangkan Mamanya sudah pergi sebelum Alana. Alana segera masuk ke dalam mobil Fiki, Fiki sangat terkejut melihat kedatangan Alana yang langsung masuk tanpa menyapa dulu. Alana tak hentinya menahan tawanya melihat ekspresi muka Fiki yang sangat penasaran.
"Kemarin kamu ke mana Alana!!" tanya Fiki tidak sabar.
"Baru juga masuk ke mobil udah ditanya aja. Nanti tunggu sampai di sekolah" Fiki segera menghidup mesin mobilnya.
"Siapa bilang kita sekolah" Alana terkejut dengan ucapan Fiki.
"Maksud kakak apa?" tanya Alana kesal.
"Ya kakak jemput bukan untuk sekolah tapi untuk ngajak ke tempat kamu pergi kemarin" jawab Fiki sinis. Alana sangat terkejut mendengar ucap Fiki karena mereka akan pergi ke tenpat danau biru itu berada. Alana masih capek kalau harus kesana lagi.
"Jangan kak. Aku masih capek" Fiki segera meminggirkan mobilnya.
"Kenapa?. Giliran sama teman kamu, kamu bisa. Coba giliran sama kakak kamu banyak alasan!".
"Kalau aku tau mereka bawa aku sejauh kemarin, aku nggak mungkin ikut kak. Aku nanya selama perjalanan aja nggak di jawab sama mereka"
"Bohong!!! Itu Cuma Alasan kamu aja"
"Kok kakak nuduh gitu. Waktu kakak nelpon aku juga ngomong kan kalau aku nggak tau pergi kemana karena aku nggak tau kemana mereka bawa aku".
"Terus hape kamu kenapa mati. Sengaja biar kakak nggak ngubungi kamu, biar kamu asik sama gebetan kamu"
"Disana nggak ada sinyal. Gebetan apaan coba? Kakak nggak usah ngarang deh. Kalau marah, marah aja nggak usah nuduh" jawab Alana tak mau kalah.
Fiki mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto dimana Rahmat sedang merangkul Alana yang lagi ketakutan. Foto itu didapat Fiki dari aku facebook Rahma dan Ayu.
"Inih apaan?, kamu sekarang gitu ya lan. Udah tega sama kakak" Alana mengambil ponsel Fiki untuk memastikannya secara dekat.
"Ini kan Rahmat" gumam Alana.
"Iya kakak tau itu Rahmat. Yang kakak nggak tau, kenapa dia meluk kamu kayak gitu?" tanya Fiki sedikit kesal.
"Kemarin kan, aku takut sama tempatnya serem dan banyak semak-semak. Aku takut tersesat. Dan Rahmat nyoba nenangi aku doang kok nggak lebih. Lagian dia Cuma merangkul aja bukan meluk!!" suara Alana yang mulai mengeras.
"Mana kakak tau. Foto itu kan nggak sengaja diambil, siapa tau dibelakang foto itu dia meluk kamu dengan alasan mau nenangi kamu. Dan kakak lihat kamu nyaman-nyaman aja di rangkul sama dia" Alana tau kalau Fiki cemburu dan khawatir tapi Fiki tak seharusnya berkata seperti itu.
"Maksud kakak apa. Ha?! Aku disana takut, aku malah berterimakasih banget karena Rahmat bantu nenangi aku. Dan aku Cuma di rangkul sama dia nggak lebih !!" seketika Alana tak mampu menahan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana [END]
Teen FictionBerawal dari berakhirnya hubungan Alana dengan Angga. Alana mencoba untuk kuat menerimanya sampai akhirnya Alana bertemu dengan kakak tingkatnya yang jatuh hati pada Alana. Fiki namanya, terkenal disekolah, anak Futsal, bandel, dan terkenal tampan d...