Bab 10

580 20 0
                                    

Alana menuju kursinya, disana sudah ada Rahma dalam posisi kepala diatas meja. Alana mencoba mengajak Rahma ke UKS.

"Ma ke UKS yuk, kayaknya lo lemes amat" ajak Alana.

"Ni jaket. Kita ke UKS yuk" Hidayat memberikan jaket kepada Rahma membuat Alana, Rosa dan Ayu saling memandang.

"Iya" jawab Rahma singkat.

"Biar gue bantu yat" pinta Alana kepada Hidayat tapi Hidayat menolaknya.

"Biar gue aja lan. Nggakpapa" tolak Hidayat.

Hidayat mengantar Rahma ke UKS sedangkan Ayu dan Rosa membalikkan kursinya untuk menanyakan keanehan yang terjadi antara Rahma dan Hidayat.

"Kayaknya mereka pacaran" ucap Rosa.

"Lo mah kebanyakan 'kayaknya." Mereka itu mungkin pacaran beneran" ucap Ayu.

"Nah lo kebanyakan 'mungkinnya" ledek Rosa.

"Udah deh, kalau mereka emang pacaran kenapa Rahma nggak ngasih tau kita" tanya Alana bingung.

"Nyari waktu yang tepat mungkin" jawab Rosa.

"Yaudah kalau begitu, kita lihat aja nanti" ucap Alana.

Tidak ada lagi percakapan diantara mereka, karena ibuk ferli guru matematika sudah datang. Tidak ada yang berani berbicara di pelajaran ibuk ferli.

Jam pelajaran ibuk telah selesai, Alana dan sahabatnya langsung pergi ke kantin untuk membeli makanan dan langsung mengunjungi Rahma di UKS. Kantin sangat rame dan Rosa masih ingin membeli jajanan yang banyak. Sehingga Alana memutuskan untuk pergi duluan ke UKS untuk melihat Rahma.

"Rahma, gimana lo masih lemes. Kalau nggak tu lo pulang aja, nggak usah paksain buat belajar" Alana menawarkan pilihan kepada Rahma tapi Rahma tidak menanggapi.

"Lan, lo deket sama Angga" tanya Rahma untuk memastikan.

"Bisa dibilang kayak gitu. Kenapa" tanya Alana penasaran.

"Gue tadi kan tiduran di sini, terus gue denger kalau FranCia yang biasanya dipanggil Cia itu pacaran sama Angga dan Cia masuk UKS karena berantem gitu. Gue nggak mau lo jadi perusak hubungan orang lan" penjelasan Rahma membuat jantung Alana berdetak dengan hebat. Alana merasa mungkin ini alasan malam tadi Alana merasa ada sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Lo serius ma, sumpah gue nggak nyangka" Alana benar-benar kecewa, terlihat dari raut muka Alana.

"Iya lan, yang pagi tadi Rosa bilang kalau Angga kayaknya cemburu itu mungkin dia lihat Cia sama cowok lain tapi gue nggak tau sih benar apa nggak, gue Cuma nyoba ngaitkan aja" ucap Rahma dengan muka pucat yang sedang berbaring

"Iya udahlah, gue stop aja sampai disini" Alana mencoba menahan airmata yang akan segera jatuh.

"Jangan, lebih baik lo tanya karena yang gue omong ke lo belum tentu benar. Mungkin tuh cewek ngaku-ngaku" Rahma mengelus tangan Alana seperti memberikan kekuatan kepada Alana.

"Iya ma, makasih" ucap Alana.

Bel berbunyi menandakan bahwa jam ke dua akan dimulai. Alana bergegas menuju kelas dan terpaksa meninggalkan Rahma yang lagi lemas di UKS. Sebelum Alana memasuki kelas, Fernando memanggil Alana.

"Lan?" Fernando menghentikan langkah Alana untuk memasuki kelas.

"Iya kenapa Fer " Alana berbalik badan dan melihat Fernando di hadapannya sekarang.

"Lo udah ada yang punya" tanya Fernando.

"Ha? Maksud?" Alana berbalik bertanya.

"Gueee...." suara Fernando terputus saat guru sejarah Alana telah datang.

"Eh ibuk sejarah udah datang, gue masuk dulu ya. Bye" Alana sambil berlari ke kelas takut didahului oleh ibuk sejarah Alana karena jika terjadi Alana akan dilarang masuk pelajarannya.

***

Malam ini Alana hanya memikirkan kata yang pas untuk bertanya kepada Angga untuk meminta penjelasan tentang apa yang diketahui oleh Rahma. Tetapi Angga ternya lebih dulu menghubungi Alana.

Lagi apa lo lan

Cukup ya, nggak usah buat gue kayak perusak hubungan orang

Lo kenapa lan

Gue nggak habis pikir, lo pacaran sama Cia tapi ngedeketi gue. Parah banget lo!!!!

Bukan gitu, gue nggak suka sama Cia

Nggak suka kok jadian. Aneh

Gini ya, Putra suka sama Cia tapi Cia nggak suka sama Putra terus Putra nyuruh gue nembak Cia. Kata Putra sih Cia itu matre, jadi mentang-mentang gue bawak mobil dia langsung nerima.

Lo mah begok banget ngorbani perasaan lo untuk Putra

Demi temen lan

Trus lo pertahani Cia sampai kapan

Belum tau lan

Oh gitu, jadi cowok nggak usah serakaaah

Nanti lan, bakal gue putusin

Terus lo mau bikin gue kayak ngerusak hubungan lo gitu. Dasar sampah

Bukan gitu

Cukup ya, gue nggak peduli

Alana membanting ponselnya ke kasur. Apa yang dikatakan Rahma memang benar terjadi. Angga bukanlah orang yang Alana pikir. Alana merasa dibodohi selama ini oleh Angga. Ia ingin sekali menceritakan kepada Rahma tapi Alana ingat kalau Rahma sedang sakit. Alana memutuskan untuk tidur saja mencoba melupakan masalah sesaat.

***

Alana berjalan memasuki kelas dengan lesu. Ia benar-benar kecewa atas apa yang dilakukan Angga. Sesampai di kelas Alana melihat Rahma sudah duduk manis di kelas menggunakan jaket hidayat.

"Ma, lo udah sehat?" Alana meletakkan tas nya di kursi kemudian duduk.

"Iya udah lan" jawab Rahma lesu.

"Ma yang lo omong betul" .

"Omongan yang mana" tanya Rahma.

"Tentang Angga itu loh."

"Seriuss lan."

"Iya, tapi katanya demi Putra karena Putra suka sama Cia dan Putra nyuruh dia nembak Cia karena Cia itu matre."

"Terus kapan dia mau putusin" tanya Rahma.

"Belum tau katanya ma, gue kesel tau nggak" ucap Alana.

"Gini aja, lo nggak usah fokus sama dia"Ucap Rahma.

"Iyadeh ma."

"Yodah, nggak usah galau" Rahma mencolet dagu Alana.

"Apaan sih"

Setiap hari fernando selalu main kekelas Alana tanpa menegur Alana. Alana tidak pernah mau tau alasan kenapa Fernando sering main kekelas Alana. Alana melakukan hal biasa yang dilakukan dengan sahabatnya yaitu, mengerjakan tugas, makan di kelas, ngegosip bahkan tertawa dengan tingkah Ayu.

Malamnya Alana menyelesaikan tugas matematika yang masih lama dikumpul. Alana meletakkan ponselnya di dekat buku matematika. Ponselnya terus saja berdering tapi tak di hiraukan oleh Alana. Karena ponsel Alana berdering untuk sekian kalinya, lantas Alana meraih ponselnya dan membaca semua pesan yang masuk. Pesan yang banyak dari satu pengirim yaitu Fernando.

Lan, gue tau ini kecepatan tapi gue sayang sama lo. Maaf gue nggak nunjukki kayak cowok lain tapi gue tulus sama lo. Lo mau nggak jadi pacar gue?

Alana memikirkan perkataan Rahma bahawa Alana tidak perlu fokus dengan Angga. Perkataan Rahma membuat Alana menerima cintanya Fernando.

Iya gue terima lo

Serius kamu nggak bohong kan.

Nggak, yaudah aku tidur dulu udah malam.

Ok, goodnight

Apa yang dilakukan Alana membuat Alana sulit untuk tertidur. Keputusan yang dibuat Alana sungguh gegabah tanpa memikirkan terlebih dahulu. 

***

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang