Bab 57

203 3 0
                                    

Alana berjalan dengan lesu di depan gerbang sekolah. Hari ini Alana memaksa untuk sekolah dan terpaksa Papanya Alana mengizikannya. Alana diantar oleh Papanya sampai di gerbang sekolah. Alana menggunakn jaket berjalan dengan lesu untuk menuju kelasnya. Fiki lewat dengan mengendarai mobilnya, ia menangkap sosok yang sangat membuatnya khawatir. Fiki segera berhentikan mobilnya dan menghampiri Alana.

"Alana," panggil Fiki. Namun Alana hanya diam.

"Lan, kamu kenapa sekolah? muka kamu masih pucet kayak gini," Fiki memeriksa kepala Alana dengan punggung tangannya.

"Kakak apa-apaan sih," Alana tidak terima dengan apa yang dilakukan Fiki.

"Kamu masih sakit Lan, kenapa sekolah?" tanya Fiki.

"Itu urusan aku!," Alana segera berjalan cepat namun langkahnya kalah dengan langkah Fiki.

"Lan, naik mobil kakak aja yuk, nanti kamu kecapekan," tak ada jawaban dari Alana. Alana hanya menambah kecepatan berjalannya.

***

Sesampai di kelas, Alana di sambut dengan teman-temannya. Alana duduk di bangkunya tanpa mengatakan sepatah katapun. Saat Jam istirahat, Alana menggunakannya untuk tidur. Teman-temannya sudah membelikan makanan untuk Alana. Tapi saat hendak membangunkan Alana, Alana tidak bergerak sedikitpun. Mereka semua panik dan memutuskan memanggil Fiki untuk mengantar Alana ke UKS.

"Lan, bangun," ucap Fitri.

"Sep, lo panggil deh kak Fiki. Suruh dia bawa Alana ke UKS," Septi segera bergegas saat Nopi memerintahkan kepada Septi.

Fiki segera datang dengan muka cemasnya. Fiki mencoba membangunkan Alana tapi tak ada respon dari Alana.

"Lan, bangun. Ini kakak," ucap Fiki cemas. Alana masih tidak menjawab.

"Bawa ke UKS aja kak," ucap Nopi.

Fiki segera mengangkat Alana ke UKS. Saat di UKS Alana segera di periksa oleh perawat UKS.

"Dia kenapa bu?" tanya Fiki.

"Badan dia lemes banget. Terus dia mudah capek makanya pingsan. Lebih baik dia pulang aja biar bisa istirahat," ucap Perawat itu.

"Dia udah sadar belum buk ?" tanya Nopi.

"Sebentar lagi," perawatan itu segera meninggalkan mereka.

Fiki segera masuk ke dalam UKS. Disana ia melihat Alana yang sedang terbaring lemah dengan tubuh yang sedikit kurusan.

"Lan," Fiki mencoba membangukan Alana.

"Eghhhhh," Alana mencoba membuka matanya perlahan.

"Aku dimana?" gumam Alana.

"Kamu di UKS," Alana segera menoleh ke arah Fiki.

"Kamu tadi pingsan di kelas, jadi kakak bawa kamu kesini," sambung Fiki.

"Kamu udah makan?" Alana hanya menggeleng.

"Kamu mau makan apa?" Alana hanya menggeleng.

"Lan kamu masih marah? Kakak tau kakak salah, kakak nyesel banget buat kamu luka, buat kamu nunggu dan buat kamu kehujan terus sakit kayak gini. Kamu mau kakak gimana sekarang? Jangan kayak gini Lan , kamu harus makan terus minum obat," Alana hanya bisa menangis tanpa keluar suara.

Fiki dengan sigap menghapus airmata Alana.

"Jangan nangis Lan, hati kakak sakit lihat kamu nangis kayak gini. Kakak nggak tidur karena mikirin kamu Lan? . Tolong jangan kayak gini," Fiki yang memelas dengan memegang tangan kiri Alana dengan erat.

"Kakak tega," kata itu yang bisa keluar dari mulut Alaa dalam keadaan menangis.

"Iya kakak tau Lan. Kakak minta maaf sama kamu," Dandanan Fiki memang sedikit kacau dari matanya sangat terlihat bahwa dia tidak tidur semalaman.

"Kakak??" panggil Alana.

Fiki yang memegang tangan Alana dengan erat menaikkan kepalanya dari posisi menunduknya tadi." Ya kenapa Lan?" tanya Fiki.

"Kakak malam tadi nggak tidur?" tanya Alana.

"Kakak kepikiran kamu terus Lan. Kakak ngerasa bersalah dengan kamu. Karena kakak, kamu terluka kayak gini dan karena kakak kamu sakit kayak gini. Maafin kakak Lan," Alana mulai luluh karena ia melihat penyesalan dari mata Fiki dan ia mengakui tentang semua kesalahannya.

"Iya kak," ucap Alana yang membuat Fiki sedikit tidak percaya.

"Kamu serius?" tanya Fiki. Alana hanya menjawab dengan anggukan kecil.

"Kakak janji nggak kayak gini lagi," Fiki mengusap sisa airmata yang masih ada di pipi Alana.

***

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang