"Hmm ada deh. Kepo banget sih lo" ucap Alana.
"Cerita ke kita kenapa kek. Lo lagi ada masalah baru cerita ke kita. Giliran lo sedang berbunga lo nggak mau bagi cerita" gerutu Ayu.
"Oke-oke. Kemarin waktu kita ke danau biru itu, kak Fiki lihat postingan foto antara kita di sosmed. Gue nggak tau sosmednya siapa yang kak Fiki lihat. Terus dia lihat postingan saat Rahmat ngerangkul gue jadinya kak Fiki marah. Gue udah jelasin. Dan kan Fiki udah maafin gue tapi gue nggak sengaja nanya sama kak Fiki kenapa dia nggak dekat dengan Rahmat padahal mereka satu eskul dan itu buat kak Fiki marah" jelas Alana.
"Cuma itu doang? Ha? Seriusan, lebay banget sih" tanya Ayu.
"Lo jangan bilang kayak gitu. Kak Fiki nganggapnya kalau gue itu ngebela Rahmat. Dan gue seneng, itu tandanya kak Fiki cemburu dan cemburu itu tanda sayang hahahaha"
"Dasar lo ya. Tadi lo murung sekarang lo udah berubah kayak orang gila" ucap Rosa.
"Oh iya, kita nggak ada acara apa-apa kan?" tanya Alana memastikan.
"Hmmm nggak ada . kenapa? Lo mau traktir kita karena lo lagi bahagia" tanya Ayu.
"Bukan itu tapi pulang nanti gue mau pulang bareng kak Fiki" jawab Alana.
"Gue kira lo mau traktir kita" Ayu sedikit kecewa.
"Kalau masalah itu tenang aja, nanti gue traktir di kantin" Ayu terbelalak riang mendengar ucapan Alana.
"Beneran lan? Lo emang the best banget" ucap Ayu.
"Terserah lo deh mau ngomong gue apaan" Alana tak peduli dengan ucapan Ayu karena ia sedang senanng.
***
Fiki segera menuju kelas Alana saat urusannya tentang pertandingan selanjutnya selesai. Tak butuh waktu lama menunggu Alana karena ia sudah berada di depan kelasnya. Alana sengaja menunggu di depan kelas karena ia tidak sabar untuk bertemu dengan Fiki.
"Kak Fiki?" panggil Alana.
"Apa?" Fiki tak berhenti tersenyum memandang Alana.
"Janji kakak mana?" Alana menadahkan tangan nya ke depan muka Fiki untuk menagih janjinya.
"Iya nanti kakak beliin, kita pulang sekarang ya?" ajak Fiki.
"Nggak mau" Alana menghempaskan tangannya dari genggaman Fiki.
"Kenapa?"
"Tadi aku minta kakak beliin semua keinginan aku tapi kakak bilang nanti. Sekarang? Kakak ngajakin aku pulang tanpa belikan semua keinginan aku. Kakak udah mau bohong. Aku bisa pulang sendiri, kakak pergi aja sama Wati atau yang lainnya. Aku mau pulang" Alana berjalan dengan cepat meninggalkan Fiki.
Fiki segera mengejar Alana. "Iya kakak belikan keinginan kamu, kakak nggak bakal ngingkari janji kakak" Alana berhenti dan terdiam.
"Kamu mau tunggu disini atau tunggu di dalam mobil kakak?" tanya Fiki.
"Emang kakak mau kemana?" tanya Alana.
"Kakak mau belikan yang kamu mau, rencana kakak tadi mau ajak kamu sekalian tapi kayaknya nggak perlu".
"Aku mau kok kak" Alana tak mengerti mengapa ia sangat buruk sangka dengan niat Fiki.
"Nggakpapa, kamu tunggu dalam mobil kakak ya. Nih kuncinya" Fiki menyerahkan kuncinya dengan Alana.
"Jangan lama ya kak" Fiki segera pergi. Alana segera berjalan ke arah parkir saat Fiki sudah tak terlihat lagi. Alana sangat lama menunggu Fiki di dalam mobil Fiki. Alana merasa bosan memainkan ponselnya karena Fiki belum terlihat juga.
Alana terkejut melihat seseorang masuk ke dalam mobil Fiki secara tiba-tiba. Alana tak mengenal siapa orang itu.
"Hoy bro lo ngapain, ngadem dalam mobil" ucap orang itu tanpa melihat kalau di dalam mobil Fiki sekarang, bukan Fiki melainkan Alana.
"Lo siapaa?!!!" tanya Alana panik.
"Lo yang siapa? Ini mobil Fiki, kenapa lo bisa di dalam nih mobil ha?!!" bentak orang itu.
Fiki segera datang dan masuk kedalam mobil.
"Lan sorry lama" ucap Fiki membuka pintu mobil.
"Eh lo ngapain disini? Keluar lo" bentak Fiki dengan orang itu.
Orang itu segera keluar dan Alana ikut keluar dari mobil dan sedikit bersembunyi di belakang Fiki.
"Dia siapa?" tanya orang itu.
"Dia Alana" jawab Fiki.
"Kakak" bisik Alana.
"Ohh dia Alana. eh gue Acil temen kecil Fiki. Gue SMA sebelah" Acil melambaikan tangannya.
"Dia nggak ngapain-ngapain kamu kan? " tanya Fiki dengan Alana.
"Tanya aja sama dia" tunjuk Alana ke arah Acil.
"Lo apain dia ha?!" tanya Fiki menantang.
"Santai Fik, gue tadi nggak sengaja bentak dia. Gue kira dia orang gila numpang ngumpet dimobil lo" Acil terkekeh kecil.
"Apa lo bilang? Orang gila mana ada secantik dia. Bodoh lo pelihara" kesal Fiki.
"Kan gue nggak sempat merhatikan dia Fik, sorry ya Lan" Alana hanya diam dibelakang Fiki tanpa menjawab ucapan Acil.
"Pergi lo" usir Fiki.
"Iya gue pergi. Tapi malam minggu nanti gue pengen main PS sampai subuh di rumah lo" ucap Acil saat berjalan meninggalkan mereka.
"Dasar orang gila" gumam Fiki.
"Kamu nggakpapa kan? Dia ngapain kamu? Bilang sama kakak" Alana masih setia berdiri di belakang Fiki dan melihat kepergian Acil.
"Nggak di apa-apain kok. Mungkin dia tadi kaget, makanya dia bentak aku. Tapi aku nggakpapa kok" Alana menunjukkan senyumnya.
"Bagus deh kalau gitu. Nih pesanan kamu" Fiki menyerahkan pesanan Alana yang sudah Fiki janjikan. Alana tak hentinya tersenyum senang melihat bungkusan pesanannya.
"Makasih. Akhirnya di belikan juga. Ngapain lama banget tadi?" tanya Alana saat mereka sudah berada di dalam mobil.
"Kakak tadi ngantri. Terus karena ngantrinya lama, kakak suruh temen-temen kakak belikan keinginan kamu yang lain. Udah selesai kakak ngantri, malah temen kakak nggak muncul-muncul".
"Emang teman kakak kenapa lama?" tanya Alana.
"Yaiyalah lama, orang dia makan disana dulu. Makan somay nya nambah, pantesan aja lama" tawa Alana pecah saat melihat kesusahan Fiki.
"Hahahaha keren teman kakak" Fiki dibuat aneh oleh Alana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alana [END]
Novela JuvenilBerawal dari berakhirnya hubungan Alana dengan Angga. Alana mencoba untuk kuat menerimanya sampai akhirnya Alana bertemu dengan kakak tingkatnya yang jatuh hati pada Alana. Fiki namanya, terkenal disekolah, anak Futsal, bandel, dan terkenal tampan d...