Bab 20

344 12 2
                                    

Disekolah Alana bersikap bahwa ia kuat atas apa yang ia hadapi. Begitupun dengan Angga. Mereka sudah melupakan yang pernah terjadi diantara mereka. Hari ini Alana mengikuti latihan Nari perdana untuk ulantahun sekolah nanti. Walaupun hubungannya dengan Angga sudah berakhir, Alana tetap mengikuti Nari sesuai anjuran Angga karena Alana tau pilihan Angga yang terbaik untuk Alana. Hari pertama latihan Nari Alana hanya murung, ia memikirkan Angga. Alana tidak habis pikir dengan masalah yang rumit terjadi di hidupnya.

Alana harus menerima kenyataan bahwa inilah yang harus dihadapi. Alana sibuk dengan pikirannya di dalam ruangan tempat mereka latihan Nari. Sudah banyak murid-murid yang siap untuk berlatih.

"Hey Lan" sapa Regita kepada Alana.

"Hay juga Ta," jawab Alana datar.

"Kita Nari kreasi lo Lan"

"Iya Ta, lo ajarin gue ya nanti"

"Aman Lan"

Dan tidak lama dari itu pelatih yang dipanggil oleh pihak sekolah datang. Mereka semua berkenalan dengan pelatihan Nari mereka, pelatih Nari mereka adalah cowok jadi mereka semua memanggil "Mas".

Alana berlatih Nari lumayan lama karena mereka semua harus menghafal semua gerakkan. Sebenarnya Alana sangat capek karena ia tidak memiliki penyemangat hidup yang setiap hari selalu menanyakan keadaannya. Memang berat untuk menjalani hari-hari tanpa Angga tapi Alana harus bisa karena ia tidak boleh egois.

"Udah pulang Nak?" tanya Mama Alana.

"Udah Ma, Mama mau kemana?" Mama Alana berdandan dengan sangat rapi menimbulkan tanda tanya bagi Alana.

"Mama mau ke salon, kamu jagain rumah ya. Mama sedikit lama" Mama Alana melemparkan senyum pada Alana tetapi senyum itu membuat emosi Alana naik.

"Untuk apa Mama kesalon mempercantik diri tapi untuk oranglain bukan untuk Papa. Mama gunakan uang Papa untuk mempercantik diri tapi bukan untuk Papa. Ma, Papa kerja itu capek dan seenak nya Mama ngabisin uang Papa" Alana kemudian meninggalkan Mamanya di ruang tamu.

"Dasar anak kurang ajar, percuma kamu sekolah" pekik Mamanya yang sudah emosi.

Didalam kamar Alana benar-benar hancur ia harus melihat kelakuan yang mencurigakan kepada Mamanya. Alana tau kalau Mamanya menghiaNari Papanya tapi Alana tidak mampu untuk berterus terang karena ia tau Papanya sangat lelah dengan semua pekerjaannya.

"Dari mana kamu?" suara itu membangunkan Alana dari tidurnya. Suara itu adalah suara Papanya yang terdengar sedang marah. Alana keluar untuk memastikan apa yang tengah terjadi.

"Aku dari rumah teman" jawab Mamanya.

"Dari rumah teman selarut ini"

"Emang itu kenyataannya, untuk apa aku bohong. Aku capek baru pulang terserah kamu apa" Mama Alana meninggalkan Papa Alana yang sedang menahan emosi. Dari lantai 2 Alana hanya melihat pertengkaran kecil orangtuanya. Alana sangat sakit karena ia tau kebenaran yang terjadi diantara kedua orangtuanya.

Alana masuk kembali ke kamarnya menahan isak tangis yang dari tadi tidak berhenti. Ia mencoba memejamkan matanya untuk tidur karena besok ia akan mengikuti latihan Nari lagi. Alana melupakan segala hal yang terjadi dan segera terlelap ke dalam dunia mimpi.

***

"Eh gila tangan gue sakit semua"

"Eh gue juga tau, lo pikir nahan beban Drum dipundang itu ringan ha?"

Alana yang datang kekelas pagi ini sudah mendengar keluhan sahabatnya. Alana tetap memperhatikan Ayu dan Rosa yang dari tadi sibuk berdebat dengan aktivitas mereka yang Alana tidak ketahui.

"Kalian kenapa heboh aja pagi-pagi gini?" tanya Alana.

"Gue ikut latihan Taekwondo untuk ulantahun sekolah nanti" jawab Ayu.

"Gue ikut Marching Band untuk tampil waktu ulantahun sekolah nanti dan gue megang Drum Lan. Gila pegel semua tangan gue" ucap Rosa.

"Emang kalian aja yang pegel-pegel, gue juga tauuu. Badan gue meliuk-liuk nggak jelas. Badan gue harus melentik-lentik kayak ulat bulu. Kaki gue pegel semua" ucap Alana.

"Emang lo ikut apa?" tanya Ayu polos.

"Gue ikut Nari. Laelah apa kalian lupa" jawan Alana.

"Oh iya ya, gue pikir lo nggak jadi"

"Jadi lah, kan Angga yang nyuruh. E-eh maaf Lan" Rosa merasa bersalah menyebut nama Angga karena Rosa sudah tau kalau Angga dan Alana sudah putus.

"Iya nggakpapa" jawab Alana datar.

"Kalau gue sih megang Blira jadi nggak berat dan nggak capek" Rahma memecah suasana yang sedikit tegang.

"Demi tampil di ulantahun sekolah kita harus seperti inikah" ucap Ayu yang sedikit lebay.

"Gue ngerasa nggak sanggup deh, harus meliuk-liuk kayak ulet bulu pas ulantahun sekolah nanti" ucap Alana.

"Hahahaha, gue sih pakai rombongan jadi nggak malu" ledek Rosa.

"Gue juga" tambah Ayu.

"Iya ya, lo Cuma bertujuh yan Lan?" tanya Rahma.

"Iya kan Nari kreasi" jawab Alana.

"Nggak usah malu Lan, nanti kita liatin lo paling depan" ucap Rahma seolah memberi kekuatan agar Alana berani.

"Betul tu yang dikatakan Rahma" ucap Ayu.

***

Anak osis sedang menyiapkan acara ulantahun sekolah. Semua pengisi acara sedang heboh memakai pernak-pernik. Akhirnya hari ini Alana tampil sehingga tidak membuat Alana repot-repot untuk latihan sepulang sekolah. Alana sudah berias sejak pagi tadi karena penampilan tari ini memang sangat ditunggu-tunggu semua orang. Alana sekarang sudah ada di ruangan dimana semua yang tampil ada disana. Di dalam ruangan mayoritas anak Marshine Band dan disana ada Rahma dan Rosa.

"Pusing gue lihat mereka. Sok sibuk" ucap Ayu.

"Iya gue aja yang paling cetar aja nggak sesibuk mereka" jawab Alana yang heran dengan semua orang yang ada dalam ruangan.

"Hay Lan, Yu" sapa Rahma.

"Baru datang?" sambung Rahma.

"Dasar ya, gue dari tadi disini sebelum lo tukar kostum" jawab Alana nyolot.

"Kalian sih sok sibuk banget, geram gue lihatnya" tambah Ayu.

"Ya iyalah kita kan harus cantik" ledek Rosa.

"Alah kalian tampil rombongan aja. Kalian nggak bakal keliatan" Ayu mencoba menahan tawa tapi akhirnya telepas juga.

"Udah deh kalian nggak usah ribut, yang jelas ya gue bakal jadi pusat perhatian" dengan sombongnya Alana bicara begitu. Alana benar-benar gugup tapi ia bicara begitu agar rasa takutnya hilang. Secara kan Alana harus meliuk-liuk tidak jelas di depan semua penonton.

"Kalau gue sih yakin sama lo Lan, lo bakal jadi pusat perhatian. Secara kan dandanan lo paling cetar. Tapi gue ragu sama Ayu. Kita semua cantik dan dia dandannya biasa aja" seketika Rahma dan Alana tertawa mendengar ucapan Rosa.

"Ya iyalah. Namanya aja nampilkan gerakkan Taekwondo. Mana ada pakai dandanan kayak kalian" Ayu mencoba membela diri tapi tetap saja mereka bertiga tidak dapat menahan tawanya.

Obrolan mereka terhenti saat guru yang pertugas untuk belakang panggung menyuruh untuk siap-siap. Yang pertama tampil adalah Marshine Band karena penampilan Marshine Band sekaligus pembukaan acara. Setelah penampilan Marshine Band adalah penampilan Tari Kreasi. Alana mulai deg-degan saat penampilan Marshine Band. Rasanya ingin sekali ia pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil tapi itu tidak mungkin karena kostum yang melekat dibadannya sangat tidak mungkin untuk dilepas atau diberantahkan lagi.

"Oke selanjutnya adalah penampilan Tari Kreasi" ucap pembawa acara.

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang