Bab 36

232 6 0
                                    

Alana berada di antara sahabat nya yang berencana akan pergi ke pasar malam. Alana hanya sibuk dengan pikirannya dan sesekali melirik kearah Rahmat. Mengapa Cuma karena menanyakan Rahmat dengan Fiki membuat Fiki semarah sekarang. Sahabat Alana tak sadar kalau Alana sedang melamun karena mereka sedang asik dengan rencananya malam nanti.

"Lannn?" panggil Rahma.

Alana segera sadar dari lamunannya. "Kenapa?" tanya Alana.

"Lo kenapa diem aja. Kita semua pada heboh yang lo Cuma diem".

"Gue lagi males ngomong. Oh ya gue malam nanti nggak ikut ya".

"Kenapa?" sebenarnya Rosa kecewa jika Alana tidak ikut malam nanti.

"Hmm bokap gue pasti nggak ngizini" bohong Alana.

"Kan kita rame-rame jemput lo. ayo lah Lan" bujuk Rosa.

"Tetep aja Ros, pasti bokap gue bakal mikir yang macem-macem. Sorry ya guys gue nggak bisa ikut" ucap Alana

"Yah Lan. Sayang banget" kecewa Rosa.

***

Alana benar-benar tidak semangat karena beban pikiraannya. Dan penyebab beban pikirannya dengan Fiki. Alana memutuskan untuk pulang sekolah sendiri karena sahabatnya akan pergi nongkrong dan membicarakan keseruan malam nanti. Alana sudah lama tak di jemput dengan Mamanya karena itu hari ini Alana memutuskan naik angkutan umun untuk pulang ke rumah. Alana berjalan keluar sekolah dengan sendirian, biasanya Alana pulang naik angkutan umum dengan Ayu tapi berhubung Ayu ikut malam nanti jadi Ayu ikut pergi nongkrong bersama teman-teman Alana yang lain. Sepanjang jalannya ke gerbang Fiki melihat Alana jalan kaki seorang diri. Fiki memutuskan memberhentikan mobilnya dan menghampiri Alana. Alana yang berjalan dengan kepala tertunduk tidak menyadari kehadiran Fiki.

"Mau kemana?" Alana merasa tidak asing dengan suara yang barusan ia dengar. Alana mengangkat kepalanya untuk memastikan pemilik suara yang barusan bertanya dengannya.

"K-kak Fiki?" ucap Alana terbatah-batah.

"Kamu mau kemana?" tanya Fiki lagi.

"Hmm pulang" jawab Alana ragu.

"Terus kenapa jalan kaki sampai gerbang sekolah?" tanya Fiki datar.

"Hmm aku naik angkutan umum" Alana yang tertunduk karena ia tidak berani menatap mata Fiki.

"Temen kamu kemana? Mama kamu nggak jemput?" sebenarnya Fiki khawatir tapi rasa marah lebih besar saat ini.

"Temen-temen aku pergi nongkro-" belum sempat Alana melanjutkan ucapannya, Fiki segera memotongnya.

"Kenapa mereka nggak ajak kamu? Itu yang kamu kata sahabat? Itu yang kamu omongi bakal ngejaga kamu? Tapi apa? Mereka nelantarkan kamu kayak gini" kesal Fiki.

"Bukan gitu, mereka pergi karena mereka mau ngomongi rencana mereka nanti malam karena nanti malam aku nggak ikut jadi sekarang aku nggk ikut pergi sama mereka" Alana tertunduk karena belum berani untuk melihat muka marah Fiki.

"Emang mereka mau pergi kemana malam nanti?"

"Pasar malam" Fiki terdiam sejenak mengingat ucapan Alana malam tadi tentang pasar malam.

"Terus Mama kamu kemana? Kenapa nggak jemput?"

"Mama emang udah lama banget nggak jemput aku. Aku juga nggak tau" Alana segera melanjutkan langkah kakinya karena ia fikir penjelasannya sudah cukup jelas untuk dimengerti oleh Fiki.

Fiki segera melangkah cepat untuk mengejar Alana. "Kamu pulang sama kakak" Fiki manarik tangan Alana namun Alana segera menepisnya.

"Aku nggak mau. Aku mau naik angkutan umum".

"Oh ya udah" Fiki segera kembali ke dalam mobilnya.

Alana menunggu angkutan umum ke arah rumahnya di seberang jalan. Alana sudah lama berdiri tapi sialnya hari ini Angkutan umum yang kearah rumahnya belum lewat juga.

"Kenapa nggak lewat ni angkot, biasanya banyak" gumam Alana.

Karena haus akibat lama berdiri, Alana mampir ke toko yang tidak jauh berada dimana tempat Alana berdiri. Disana banyak kakak tingkat yang sedang nongkrong. Alana memberanikan diri untuk masuk ke dalam toko itu.

"Woy itu ada Alana. Tambah cantik kalau dia berdiri di bawah sinar matahari".

"Gangguin yuk. Dia kan nggak ada pacar saat ini" ucap anak yang nongkrong ditoko itu.

Dengan langkah ragu Alana masuk ke dalam toko itu. Alana mengambil botol air mineral.

"Buk saya beli ini" Alana menyerah uang kepada ibuk pemilik toko itu.

"Oh iya, sini neng ibuk kasih plastik" Alana menyerah botol air mineral itu kepada ibuk tersebut.

Setelah ibuk menyerahkan botol air mineral yang sudah berada dalam plastik, Plastik yang berisi botol air mineral itu direbut oleh anak yang sedang duduk-duduk disana. Fiki yang berada di kejauhan melihat kejadian itu. Fiki segera berjalan menuju toko itu.

"Minum gue. Siniin nggak" botol air mineral Alana berada di tangan anak itu dan di angkat keatas. Karena anak itu tinggi dari Alana, membuat Alana sulit meraih minumnya.

"Hmm minta nomor lo dulu" goda anak itu.

"Apaan sih, nggak jelas banget lo" sinis Alana.

"Ohh gitu, yaudah minum lo nggk bakal gue kasih" ancam anak itu.

"Jangan dong, duit gue cukup buat naik angkot aja. Gue lupa bawak dompet. Besok gue bakal beliin lo minum tapi jangan sekarang" Alana mencoba bernego.

"Lo pikir gue nggak mampu beli minum" sinis anak itu.

"Ohh! Kalau lo mampu kenapa masih ngambil aja minum gue ha?!" Alana benar-benar kesal dengan anak itu.

"Kan udah gue bilang, minta nomor lo nanti gue kasih minum lo" tiba-tiba ada seseorang yang merebut botol air mineral itu dari tangan anak itu.

Anak itu menoleh kebelakang. "Lo kenapa gangguin milik gue ha. Bosen hidup lo" ucap Fiki.

Anak itu segera meninggalkan Fiki dan Alana. Fiki membuang botol air mineral itu dan Alana terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Fiki.

"Yah kenapa di buang. Aku haus banget kak" Alana melihat kearah botol air mineral yang dibuang oleh Fiki.

"Beli aja lagi. Yang tadi udah bekas tangan kotor" Fiki segera duduk di kursi yang berada di dekatnya.

"Tapi uang aku tinggal untuk angkutan umum. Aku lupa bawak dompet, tadi pagi aku keluarin buku-buku dan dompet aaju ikutan aku keluarin terus aku lupa masukkan ke tas lagi" ucap Alana pelan.

Alana segera bangkit dan mengambil botol air mineral yang sama dengan Alana beli tadi.

"Nih ambil" dengan ragu Alana mengambil botol air mineral yang Fiki kasih.

"Makasih" Alana langsung memutar badan nya dan kembali menunggu angkot.

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang