Bab 48

221 5 0
                                    

Mereka segera makan somay yang sudah menjadi langganan mereka. Alana sangat kesal ditinggalkan hanya bersama Nopi. Tapi karena hal itu, Nopi banyak bercerita dengan Alana. Nopi sangat asik untuk cerita apa saja.

"Lan, lo belajar itu kayak gimana sih?" tanya Nopi.

"Hmm nggak nentu sih. Kalau lagi rajin, biasanya seharian. Kenapa emang?" tanya Alana balik.

"Pantes pinteerrr" goda Nopi.

"Hahaha bisa aja lo Nop" elak Alana.

"Lo mau kan ajarin gue lan kalau lo yang ngajarin otak gue langsung nyambung" pinta Nopi.

"Aman kalau soal itu Nop. Oh ya Nop, lo kalau pagi kenapa sering amat nunggu di gerbang?" tanya Alana karena ia sudah beberapa kali melihat Nopi menunggu di dekat gerbang.

"Hmm gue nunggu pacar gue Lan." jawab Nopi.

"Siapa?" tanya Alana.

"Hmm Ricky Lan" jawab Nopi.

"Gue nggak tau yang mana orangnya" ucap Alana seolah mengingat nama yang barusan di sebut oleh Nopi tadi.

"Dia kelas 12IPS1 karena dia orangnya pendiam makanya dia nggak terkenal amat, beda sama kak Fiki lo" ledek Nopi.

"Bisa aja lo. Pacar lo mungkin bukan pediam tapi irit bicara" ucap Alana.

"Mungkin irit bicara kata yang cocok untuk mewakilin sikap pacar gue".

"Hahaha dasar lo"

"Udah yuk, kita ke kelas lagi" ajak Nopi.

Alana segera berdiri dan disusul oleh Nopi. Mereka mempercepat langkahnya saat bel masuk sudah berbunyi. Sesampai di kelas ternyata di dalam kelas masih sedikit orang yang sudah duduk di kursinya masing-masing. Dan tentunya Tifa, Septi, Nita dan Fitri sudah heboh bercerita sampai melupakan jika bel sudah berbunyi. Alana segera menghampiri mereka yang tengah berteriak heboh.

"KALIAAN DARI MANA AJAAAA!!" pekik Alana.

"Eh selow Lan" ucap Nita.

"Kalian ninggalin kita Cuma berdua" ucap Alana.

"Habisnya kita mikir sih kalau lo udah ada gebetan. Jadi kita nggak mau ngajak lo nyari gebetan" ucap Septi.

"Iya betul tuh. Bisa-bisa kita di gorok sama kak Fiki" ledek Tifa.

"Apaan sih kalian" elak Alana karena Alasan mereka sangat masuk akal.

"Tapi kenapa harus adik tinggkat sih" celetuk Nopi.

"Ya nggakpapa" ucap Septi.

"Atau kalian suka yang berondong ya" ledek Nopi.

"Nggak lah, gue ikut Cuma mau cuci mata doang. Lagian yang mau nyari gebetan tuh Tifa, Nita dan Septi" tunjuk Fitri kearah Tifa, Nita dan Septi.

"Yee lo mah munafik banget. Padahal ya guys tadi Fitri ngelirik sama adek-adek yang lagi diem" ledek Septi yang tak terima dengan tuduhan Fitri.

"Au akh" ucap Fitri.

***

Fiki segera menghampiri Alana saat bel pulang sudah berbunyi. Karena Alana piket jadi Fiki menunggu Alana di kursi yang terletak di pojok kelas. Saat itu Nita sedang menunggu Septi piket juga karena mereka memang pulang berdua terus. Nita tak sengaja menangkap sosok Fiki di pojokkan yang sedang memainkan ponselnya dengan gaya yang keren. Saat itu Nita tak hentinya menatap Fiki yang berada di pojokkan kelas.

"Hoyy Nit" Septi datang mengejutkan Nita.

"Eh Sep. Udah selesai?" tanya Nita terbatah-batah takut ketahuan sedang menantap Fiki.

"Lo lihat apa ke arah sana?" tanya Septi.

"Nggak tadi ada yang manggil gue" elak Nita.

"Oh. Kirain gue lo kesambet setan sekolah hahah" ucap Septi.

"Sembarangan lo. Yuk pulang" ajak Nita.

Nita dan Septi segera meninggalkan kelas dan melewati Fiki dan Alana tengah membicarakan sesuatu hal.

"Lan, kak. Kita deluan" ucap Septi dan hanya dibalas senyuman oleh Fiki.

"Gila manis banget senyumannya" gumam Nita.

"Senyum siapa Nit?" tanya Septi yang mendengar gumam Nita.

"Senyum lo. Yaudah yuk pulang" Nita segera mengalihkan arah pembicaraan Septi.

***

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang