Alana sudah menunggu jemputan di depan rumah. Tapi Rosa tidak datang juga dan sepuluh menit lagi watku menunjukkan jam 3 tepat. Alana segera mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi Rosa.
Haloo
Haloo Ros. Lo dimana ? gue udah nunggu lo nih
Bentar lan , gue lagi di jalan. Rumah lo kan deket sama gedung olahraga. Gue pastikan kita sampai disana jam 3 tepat
Oke gue tunggu
Tidak lama setelah Alana menelpon Rosa, mobilnya sudah berada di perkarangan rumah Alana. Alana segera berlari kecil dan masuk ke kedalam mobil Rosa. Saat Alana masuk ke dalam mobil Rosa ternyata semua sahabatnya sudah lengkap di dalam mobil Rosa.
Mobil Rosa sudah berhenti di parkiran gedung olahraga. Ayu segera turun dan berlari kecil ke dalam gedung olahraga. Rosa, Alana dan Rahma segera mengejar Ayu yang tidak sabaran untuk menyaksikan pertandingan futsal.
Mereka sudah berada di tempat duduk terdepan. Dan Ayu tak henti-hentinya menatap ke depan tanpa menghiraukan sahabatnya sudah dapat tempat duduk atau tidak.
"Lawan SMA mana sih PDKT lo yu?" tanya Alana.
"Sekolah kita Lan. Kan tadi udah gue omong kalau dia penghianat, lebih bela SMA tetangga ketimbang SMA kita sendiri" ucap Rosa yang tidak di hiraukan oleh Ayu karena Ayu hanya fokus kedepan mencari keberadaan gebetannya.
"Walaupun SMA tetangga, kan disana ada gebetan temen kita" kekeh Alana.
"Kalau lawan SMA gue berarti ada kak Fiki dong, yess gue bisa sekalian nonton kak Fiki dong" batin Alana.
"Eh itu bukannya kak Fiki ya lan" Alana berhenti senyum-senyum sendiri saat Ayu menunjuk keberadaan Fiki.
"Iya ya. Kan kak Fiki kapten Futsal. Pantesan dari tadi Alana nggak sabar" ledek Rosa.
"Sumpah tadi gue nggak ingat kalau kak Fiki kapten Futsal lagian gue baru tau tadi kalau gebetan Ayu lawan SMA kita. Obrolan lo tadi nggak begitu kedengaran sama gue. Gue niatnya Cuma nemenin Ayu aja kok tapi itu tadi. Sekarang gue mau nonton kak Fiki" Alana menahan senyum, membayangkan Fiki tanding Futsal.
"Eh tunggu dulu Lan, itu kak Fiki sama siapa sih? Kayak cewek deh. Apa jangan-jangan itu pelatihya" ucap Rahma polos.
"Oon banget sih lo ma, mana ada pelatih cewek" ucap Rosa.
"Jadi itu siapa dong, nggak jelas banget tampangnya" Alana tak menghiraukan ucapan Rahma, ia sekarang sangat kesal dan ingin menangis rasanya.
"Itu Wati" jawab Alana kemudian pergi keluar. Rosa dan Rahma segera mengejar Alana, sedangkan Ayu tetap fokus menonton pertandingan yang sebentar lagi akan dimulai.
"Lannn???" Alana menghentikan langkahnya saat Rahma memanggil namanya.
"Kenapa Ma?" jawab Alana datar seperti tidak terjadi apa-apa.
"Lo nggakpapa kan Lan?" tanya Rahma.
"Hmm nggak kok, gue Cuma kebelet pipis. Kalian balik aja ke dalam gedung nanti gue nyusul. Gue udah kebelet nih" Alana segera membalikkan badannya dan berlari.
"Yaudah kita balik ya Lan, lo hati-hati" ucap Rahma sedikit berteriak.
Alana segera masuk kedalam toilet. Didalam sana, Alana hanya menangis tanpa suara. Ia sangat kecewa dengan Fiki. Apa yang barusan ia lihat, tidak pernah ia bayangkan sekalipun. Apa yang Fiki katakan tentang kedekatannya dengan Wati adalah bohong. Saat hati Alana sedikit lega, Alana segera keluar dari kamar mandi dan merapikan penampilannya. Alana malas kembali kedalam gedung, sehingga Alana memutuskan mampir ke warung nasi, disana Alana memesan nasi uduk tapi tidak sedikitpun dimakan oleh Alana karena Alana masih sibuk dengan pikirannya.
Tak terasa Alana menghabiskan waktunya sangat lama di warung nasi itu. Alana melirik jam yang berada di tangannya, hari sudah mau sore. Alana segera membayar dan berencana kembali kedalam gedung. Tapi sangat disayangkan, Alana melihat adegan yang ia benci. Fiki melambaikan tanganya kearah Wati sebelum Wati masuk ke dalam mobilnya dan tak lupa senyum manis dari bibir Fiki. Alana masih senantiasa berdiri melihat adegan yang ia benci sampai mobil Wati pergi meninggalkan gedung. Dan sialnya mata Fiki dan Alana bertemu. Saat itu Fiki benar-benar terkejut dan segera menghampiri Alana. Alana yang sadar akan hal itu segera bergegas meninggalkan tempat dimana ia berdiri tadi dengan sedikit berlari kecil. Namun sayangnya Fiki segera menahan langkah Alana.
"Lan, semua nggak kayak yang kamu lihat" Alana berusaha melepaskan tangan Fiki dari tangannya.
"Apa?!!! Apa lagiii!! Ha??!" bentak Alana.
"Dia Cuma nonton aja nggak lebih" Fiki berusaha menyakinkan.
"Terserah!!, sekarang aku udah tau kenapa kakak marah sama aku! Sekarang aku udah tau kenapa kakak ngehindar dari aku selama seminggu ini. Itu karena Wati kan kak. KAKAK JAHAT!!?" Alana segera meneteskan airmatanya.
"Sayang dengerin kakak, kakak punya alasan kenapa kakak ngehindar dari kamu" Fiki mencoba meraih tangan Alana namun Alana segera menepisnya.
"Aku nggak mau denger apapun!!" Alana segera berlari kecil saat melihat sahabatnya keluar dari gedung.
"Alana!! kamu kenapa?" tanya Rahma.
"Lan, dengerin kakak" Fiki yang sedang ngos-ngosan karena berlari mencoba untuk berbicara dengan Alana tak peduli disana ada teman-temannya.
"Udah dong kak. Kita juga udah lihat tadi kejadian di lapangan dan Alana juga lihat kok. Sekarang Alana nggk butuh kakak. Ayok Lan kita pulang" Rosa segera menuntun Alana menuju mobilnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana [END]
Teen FictionBerawal dari berakhirnya hubungan Alana dengan Angga. Alana mencoba untuk kuat menerimanya sampai akhirnya Alana bertemu dengan kakak tingkatnya yang jatuh hati pada Alana. Fiki namanya, terkenal disekolah, anak Futsal, bandel, dan terkenal tampan d...