Bab 39

252 6 0
                                    

Fiki sangat marah dengan dirinya. Alana tidak tau apa yang terjadi sebenarnya dan itu adalah kesalahan Fiki yang tidak terus terang dari awal. Semua ini tidak akan terjadi apabila Fiki menjelaskan semuanya dari awal.

"Arrrghhh bodoh dasar bodoh" gumam Fiki.

Yuli yang melihat kejadian tadi segera menghampiri Fiki.

"Gimana? Lo nyesel sendiri kan. Gue udah ngingetin lo dari kemaren-kemaren. Dan sekarang lo rasain tuh keputusan yang salah lo ambil" kesal Yuli.

"Yulll???" panggil Fiki.

"Apa??! Lo mau minta tolong sama gue ? iya?. Gue nggak akan bantu lo dan gue nyesel kemaren nolongin lo deketin tu Alana. karena secara nggak langsung lo udah jadi pengecut. Dan sekarang berhentilah jadi pengecut. Lo selesaikan masalah lo tanpa minta tolong sama oranglain!" Yuli segera meninggalkan Fiki tanpa mendengar jawaban dari Fiki.

"Gue harus apa sekarang. Arrrgghhhh" gumam Fiki.

***

Di dalam mobil, Alana hanya melamun ke arah luar jendela. Ia sangat kecewa dengan Fiki dan bodohnya Alana mempercayai ucapan yang dia katakan kemarin. Sahabatnya hanya bisa menenangkan Alana tanpa bertanya apapun dengan Alana. Mereka pikir saat ini Alana sedang kacau, jadi tak mungkin jika mereka banyak tanya tentang apa yang terjadi di luar gedung olahraga.

"Lan udah sampe" Rahma menyadarkan lamunan Alana.

"Eh iya. Makasih ya guys. Gue pulang." Ucap Alana pelan.

"Yang sabar ya lan. Kita tau lo kuat" ucap Rosa memberi semangat.

Alana berjalan dengan pelan, sahabat Alana meninggalkan perkarangan rumah Alana saat Alana sudah masuk ke dalam. Mereka tau telah terjadi sesuatu pada Alana.

Di dalam kamar Alana hanya terdiam dan melamun. Ia masih sangat kecewa dengan Fiki. Fiki yang mendiamkannya seminggu dan Fiki yang menghindar selama seminggu. Alana meraih ponselnya yang berdering. Panggilan Yuli sangat mengganggu lamunan Alana. Alana segera mengangkatnya meski rasanya sangat malas untuk bicara.

Haloo lan

Apa mbk?

Kamu nggakpapa kan?

Nggakpapa kok

Mbk tau kau kuat. Nanti kamu juga harus dengar penjelasan Fiki

Aku nggak mau bahas dia. Maaf mbak aku capek pengen istirahat

Iya dek.

Alana membantingkan ponselnya dikasur dan kembali menangis. Saat Rosa mengantarnya pulang Alana menahan air mata yang ingin keluar tapi saat ia menerima panggilan Yuli, ia kembali menangis sejadi-jadinya. Hati Alana sangat hancur saat ini.

***

Hari mulai gerimis dimalam hari membuat suasana di cafe sangat sunyi. Membuat seseorang dengan mudah melancarkan rencananya.

"Cara lo keren juga ngedekatin temennya Alana" ucap cewek yang sudah menunggu cowok dihadapannya.

"Ya wajarlah gue kan keren. Mana ada yang mau nolak gue" ucap cowok.

"Sampai kapan gue pura-pura suka sama dia. Gue juga punya kali gebetan di sekolah gue" ucap Fiko

Fiko adalah sepupu Wati. Saat ini Wati meminta bantuan kepada sepupunya untuk melancarkan rencana busuknya.

"Hmm terus masalahnya sama gebetan lo apaan" cetus Wati.

"Gue nggak bisa lelusa deket sama gebetan gue, nanti kalau ayu ngeliat gimana. Bisa hancur rencana lo" ucap Fiko.

"Dasar oon. Lo kan beda sekolah sama Ayu. Jadi lo bisa bebas kalau di dalam sekolah lo" ucap Wati.

"Lo tuh sebenarnya kenapa sih, bukannya lo udah punya pacar sama kakak Paskibra lo. kenapa lo mau ganggu hubungan orang".

"Itu urusan gue. Lo nggak berhak ikut campur. Sekarang lo cukup ikut rencana gue dan lo bakal aman" ucap Wati sombong.

"Terserah lo, asalkan lo nggak ember ke bokap gue" ancam Fiko.

"Itu tergantung sama lo. Kalau lo bantu gue dengan sukses, gue nggak bakal ember sama bokap lo" Wati segera meninggalkan cafe, sebelum itu Wati sudah meninggalkan beberapa uang diatas meja.

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang