Bab 49

212 4 0
                                    

Alana menemani Fiki bertemu temannya di salah satu cafe. Sebenarnya Alana tidak mau tapi Alana takut kalau disana ada cewek juga walaupun Fiki mengatakan disana Cuma cowok. Sesampai di cafe Fiki segera mengajak Alana duduk di tempat yang sudah disediakan. Disana sudah ada bunga dan cokelat berbentuk hati. Setelah Fiki melihat Alana duduk, Fiki segera meninggalkan Alana.

"Duh kok banyak banget ya bunga" gumam Alana.

"Alanaa" panggil Fiki dari belakang.

"Kak Fiki dari mana aja. Aku sendiri disini" ucap Alana kesal.

"Lan?" ucap Fiki.

"Kenapa kak. Kok aneh bener sih" tanya Alana curiga.

"Hmm kamu suka sama bunga dan cokelatnya?" tanya Fiki.

"Suka. Tapi ini untuk siapa kak?" tanya Alana yang masih bingung.

"Itu buat kamu" ucap Alana.

"Dari?" tanya Alana lagi.

"Lan, kakak mau ngomong" ucap Fiki.

Jantung Alana mulai berdetak tak karuan saat dia melihat ekspresi Fiki yang mulai aneh. Alana hanya menutupi rasa groginya dengan senyuman di bibirnya.

"Ngomong aja kak" ucap Alana yang menahan rasa groginya.

"Kamu tau? Kakak itu sayang sama kamu. Maaf kalau kakak pernah buat kamu kecewa, marah dan kesal tapi kakak benar-benar pengen ngelindungi kamu. Dan apa kamu mau jadi pacar kakak?" Alana benar-benar tak menyangka kalau Fiki menyatakan perasaannya saat ini. Fiki menyodorkan bunga yang lebih besar dari bunga yang sudah ada di atas meja.

"Iya kak" Alana segera mengambil bunga yang di serahkan Fiki.

"Iya apa?" goda Fiki.

"Kakakkk" pipi Alana langsung merona karena Alana sangat malu untuk mengatakan iya di depan Fiki.

"Kenapa ?" ucap Fiki yang menahan tawanya.

"Aku malu tau. Jangan goda kayak gitu" ucap Alana yang sedang menunduk.

"Iya-iya nggak. Jangan di tunduk tu kepala. Kakak di sebelah kamu bukan dibawah" Fiki mengangkat kepala Alana yang sedang menunduk.

"Udah malunya. Kita pesan makanan aja gimana?" tanya Fiki. Alana hanya mengangguk.

"Kamu mau makan apa?" tanya Fiki lagi.

"Sama kayak kakak aja" ucap Alana.

"Jangan" ucap Fiki singkat.

"Kenapa?" tanya Alana.

"Nanti kamu marah-marah lagi. Kamu pesan aja yang mana kamu mau" Alana segera mengambil daftar yang ada di meja.

"Aku pesan nasi goreng sama jus naga" ucap Alana.

Fiki segera memesan makan kepada pelayan. Alana hanya bisa diam karena ia sangat bahagia bahwa hubungannya dengan Fiki sekarang sangat jelas.

"Kenapa diem aja?" tanya Fiki.

"Kakak kenapa bohong?"

"Kalau nggak bohong, nggak suprise dong" kekeh Fiki.

"Iya juga sih"

"Kamu suka?"

"Suka kak. Aku nggak tau kalau kakak itu romantis" ucap Alana.

"Untuk kamu apa yang nggak sih" Alana hanya menahan rasa bahagianya mendengar ucap Fiki.

Pesanan mereka akhirnya sampai. Alana segera menghabiskan makanannya dan merengek-rengek minta segera diantarkan pulang. Padahal Fiki belum menghabiskan makanannya.

"Kak aku udah selesai makan. Ayook pulang" rengek Alana.

"Sabar Lan. kakak belum selesai makannya" ucap Fiki.

"Kakak kesini aja lagi setelah antar aku pulang" ucap Alana manja.

"Kakak nggak mau makan sendiri Alana" ucap Fiki.

"Minta aja ditemenin sama pelayang cewek disini" ucap Alana.

"Beneran? Kamu nggak marah" goda Fiki.

"Eh nggak jadi. Awas aja kalau kakak berani" ancam Alana.

"Yaudah makanya tunggu sebentar lagi" ucap Fiki.

"Yaudah aku pulang sendiri. Lagian di depan angkutan umum banyak" Fiki yang mendengar itu segera beranjak dari tempat duduknya.

"Yaudah ayok pulang" ajak Fiki yang sedikit mengunyah.

"Bawakin bunga-bunga sama cokelat ini ya kak" Alana segera menuju ke mobil meninggalkan Fiki yang sedang memegang bunga dan cokelat.

Fiki hanya diam saat mereka ada di dalam mobil. Alana tau sifatnya sangat mengesalkan. Alana mencoba merayu Fiki agar ia tidak marah.

"Kak" Fiki hanya membalas dengan deheman.

"Maaf ya. Aku buat kakak kesal. Aku tu nggak maksud minta pulang cepat tapi hari udah sore. Aku takut Mama sama Papa marah kak" Fiki hanya diam.

"Kak? Jangan diemin aku dong. Aku sedih lo kalau kakak diemin aku kayak gini. Hmm aku janji deh, besok aku bakal bawakin makanan buat kakak" Fiki akhirnya angkat bicara saat Alana berjanji akan membuatkan makanan untuknya.

"Serius?" tanya Fiki memastikan.

"Iya kak. Kakak mau aku buat kan apa?" tanya Alana.

"Emang kamu bisa masak?" ledek Fiki.

"Bisa lah. Kakak jangan ngeremehkan aku ya" ucap Alana.

"Iya-iya kakak percaya. Gimana kalau kamu buatkan kakak nasi goreng" usul Fiki.

"Kalau nasi goreng mah gampang. Oke aku bakal buatkan untuk kakak besok" ucap Alana.

"Oke harus enak ya" ucap Fiki.

"Pasti enak kok"

Mobil Fiki sudah berada di depan rumah Alana. Alana segera turun membawa bunga-bunga dan cokelat pemberian Fiki. Fiki segera membantu Alana mengeluarkan bunga-bunga itu dari mobilnya.

"Kak thanks ya bunganya. Aku sayang kakak" ucap Alana.

"Iya sayang. Kakak juga sayang kamu. Masuk gih" perintah Fiki.

Fiki segera masuk kedalam mobil. Alana masih berdiri di depan pagar sampai Fiki meninggalkan halaman rumahnya.

"Kakak pulang" ucap Fiki dari dalam mobil.

"Iya hati-hati" ucap Alana dan melambaikan tanganya ke arah Fiki.

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang