Did We Just Broke Up?

3.8K 560 189
                                    

Yeri Ardana

Gue paling benci dengan keadaan hening dan canggung di mobil apalagi ketika gue dengan Sehun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue paling benci dengan keadaan hening dan canggung di mobil apalagi ketika gue dengan Sehun. Tapi sialnya gue lagi mengalami hal itu sekarang. Kita berdua ketemu lagi setelah hampir tiga minggu gak ketemu. Pagi ini dia tiba-tiba telepon gue dan ngajak ketemuan, lalu siangnya dia udah di depan rumah gue gitu aja. Kalo ditanya kangen enggak, pasti lah kangen. Siapa sih yang gak kangen pacar sendiri setelah tiga minggu gak ketemu? Tapi sekalinya ketemu malah diem aja. Matanya fokus ke jalan. It seems like... he changed a lot.

"Kamu apa kabar?" kata dia setelah diam dalam waktu lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu apa kabar?" kata dia setelah diam dalam waktu lama.

"As you see. Not really good." Dia tersenyum melihat ke arah gue kemudian kembali menatap ke depan. Gue bahkan baru tau kalo rambut dia lebih pendek dari terakhir kita ketemu. Mungkin dia potong rambut, jadi lebih rapi.

"Kamu keliatan lebih seneng." Ucapnya lagi "kamu lagi deket sama Arka?"

"Dia cuma temen karena ada project drama bareng." Sehun tersenyum lagi.

Mobil Sehun berhenti di sebuah cafe, Blumchen Coffee. Tempat kita pertama ngedate setelah jadian satu tahun yang lalu. Dia mematikan mesin mobilnya, namun tidak langsung turun. Dia terdiam sebentar melihat ke arah gue "yuk." Ajaknya sambil tersenyum. Ya ampun, gue kangen banget sama dia.

Kami duduk di salah satu kursi yang ada dan mulai melihat buku menu. Interior disini tidak berubah, masih sama. Dinding berwarna coklat dengan pernik bertemakan kuno. Cafe disini menjual berbagai jenis kopi dan Sehun sangat suka disini. Kata dia "Kopi disini paling enak. Makanya aku ajak kamu kesini, biar kamu tau tempat kesukaan aku." Gue bahkan gak bisa nahan senyum kalo mengingat-ingat kalimat-kalimat dia yang suka di luar nalar manusia normal.

"Kamu mau pesen apa?" tanya dia. Gue masih sibuk membolak-balik buku menu karena gue sendiri beneran bingung mau pesen apa. Gue lagi gak mood buat makan sesuatu, padahal biasanya gue bisa pesen banyak banget ketika sampai disini.

Sekarang gue lebih sering makan-makanan Jepang seperti sushi atau ramen daripada pancake. Padahal dulu hampir tiga hari sekali gue selalu beli pancake dengan es krim. Selera gue kayaknya juga berubah.

Side StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang