Jika memang rindu tak memiliki batas,
tak bisakah aku merindukanmu sebanyak yang aku mau?Jika benar sabar itu memiliki batas,
haruskah aku tinggal atau pergi untuk saat ini?*
"JOVAAAAA ANTERIN GUE KE TOKO BUKU DONG!!" Teriak Kylana dari luar kamar Jova. Pintu kamar Jova tak hentinya diketuk oleh Kylana, namun si empunya kamar tak kunjung membalas teriakan kakaknya dari luar. "Jov! Lo gak mati kan di dalem?" ucap Kylana lagi yang akhirnya membuat Jova harus menyerah dan membuka pintu kamarnya. Ia terlihat rapi dengan jaket denim dan kaos berwarna putih dibalik jaketnya, tak lupa celana dengan warna senada dengan jaket dan sepatu converse hitam yang ia cuci satu purnama sekali. Rambutnya sudah rapi tertata tentu saja. Di bahunya sudah tersampir tas ransel berwarna hitam dengan tulisan 'Adidas' di depannya. Ia siap pergi rupanya.
"Gak bisa, gue mau cabut,"
"Ke kampus? Ngapain? Kampus tutup Minggu gini,"
"Ya lo pikir gue cuma tau kampus doang?"
"Ehehehe, kan gue kira mau ke kampus, soalnya bawa tas,"
"Gak," Jova kemudian melangkah menghindari Kylana yang tingginya berada beberapa senti dibawahnya. Dulu, Kylana selalu bangga dengan tinggi badannya yang melebihi Jova, namun sekarang keadaan berbalik, Jova beberapa senti diatas Kylana dan ia harus menerima ejekan dari Jova. "Lama gak cabutnya?"
"Yang jelas lo gak bakal betah nunggu gue balik cuma buat nganter lo ke toko buku," ia berjalan ke arah pintu. "Oiya, kalo Mama sama Papa balik dulu bilangin gue main." Kemudian ia keluar dari rumah dan memacu mobilnya.
*
"Seneng?" tanya Jova begitu melihat perempuan yang duduk didepannya ini menggigit kentang goreng sembari tersenyum. Sedangkan yang diajak berbicara hanya tersenyum manis sembari mengangguk. "Heran deh, cuma kentang goreng gini apa enaknya?" keduanya kini sedang berada di restoran fastfood hanya sekadar membeli kentang goreng dan es krim.
"Gak tau, pokoknya enak aja,"
"Jangan kebanyakan fast food, gak bagus, nanti kalo gendut cerewet?"
"Ya nanti aku diet lah, susah amat,"
"Alah, kemarin aja diet tetep ngajak makan kentang goreng!" Perempuan itu kembali tertawa. "Geralda dan kentang goreng, udah kayak anak kembar. Kemana-mana selalu ada," Jova berujar sembari menggeleng. Ia terkadang heran mengapa ia bisa menyukai perempuan pecinta kentang goreng ini?
"Aku tuh rasanya mau punya sodara kentang goreng aja. Kak Dito bisa aku tuker sama kentang goreng gak ya?" ucapnya sambil tertawa kecil.
"Hus! Aneh-aneh aja nih anak, kalo kakak kamu dituker sama kentang goreng kamu gak punya kakak dong?"
"Oiya ya, yaudah deh gak jadi aja, gitu-gitu Kak Dito sering traktir kentang goreng juga," Jova mengusak rambut Geralda pelan. Ia gemas dengan perempuan yang ada di depannya, namun ia lebih gemas dengan dirinya yang sampai saat ini belum berani mengungkapkan perasaannya pada gadis mungil didepannya ini walaupun ia sudah kenal baik dengan kakaknya. "Oiya habis ini mau kemana?"
"Terserah kamu aja, hari ini aku free mau kemana aja,"
"Tumben? Biasanya sibuk banget masalah ini itu,"
"Lagi kangen,"
"Sama?"
"Kamu lah," Geralda hanya tertawa mendengar ucapan Jova. Mungkin bagi Geralda ucapan Jova hanyalah bualan belaka, namun bagi Jova ucapannya adalah apa yang ia rasakan saat ini. "Da, kamu beneran gak percaya aku kangen kamu?"
"Enggak lah, gebetan Jova 'kan banyak!"
"Sok tau lu,"
Geralda mengangkat kedua bahunya, "gak tau, feeling aja," Jova hanya tersenyum simpul mendengar ucapan Geralda.
"Yaudah dihabisin aja kentangnya, nanti jalan-jalan," Geralda mengangguk dengan antusias persis anak kecil.
*
"Filmnya tadi bagus ya, Jov?" tanya Geralda saat keduanya dalam perjalanan pulang. Setelah menghabiskan waktu dengan kentang goreng, keduanya memutuskan untuk menonton film karena tidak memiliki tujuan lain.
"Gak tau," jawab Jova sembari tetap memperhatikan jalanan.
"Lah, jangan-jangan kamu tidur ya? Padahal bagus banget tau, rugi gak nonton,"
"Kan, sok tau lagi. Aku tuh gak tidur,"
"Ya terus ngapain? Sampe gak tau ceritanya,"
"Sibuk ngeliatin kamu, Da," ucapnya kemudian melihat ke arah Geralda dan tersenyum singkat.
"Halah gombal banget, Jov,"
"Yaudah kalo gak percaya," ucap Jova. Suasana di dalam mobil tiba-tiba menjadi sunyi, tak ada percakapan lagi diantara keduanya. Masing-masing sibuk dengan pikirannya. "Da," panggil Jova, memecah keheningan.
"Hm?"
"Gak bisa ya kamu percaya sama aku? Sekali aja,"
"Maksud kamu?"
"Ya semua yang aku omongin ke kamu. Kamu gak pernah percaya,"
"Aku gak tau maksud kamu," ujar Geralda.
"Aku tau kamu paham maksud aku, aku tuh—"
"Jov, udah, ya, aku lagi gak mau bahas." Geralda berujar seperti final dari percakapan keduanya. "Mungkin kita temenan terlalu lama sampe apapun yang kamu omongin ke aku kayak biasa aja buat sekarang." Kini mobil Jova sudah memasuki kompleks rumah Geralda. Waktunya tidak banyak.
"Can't we try again? We can starts from zero," mobil Jova sudah sepenuhnya berhenti di rumah Geralda.
Perempuan itu mengangkat kedua bahunya. "Gak tau," ucapnya pelan. "Aku turun dulu, makasih udah nemenin seharian," saat ia hendak membuka pintu mobil, Jova menghentikannya.
"Da, waktu aku gak banyak. Kamu yang tinggal atau aku yang pergi," ucapnya tepat di kedua mata perempuan itu. Ada jeda keheningan yang lama diantara keduanya. Walaupun sinar di dalam mobil tidak sepenuhnya dapat menunjukkan wajah Geralda, namun Jova bisa melihat jelas dikedua manik mata Geralda.
Perempuan itu menghela nafas berat. "Kamu bisa pergi kalau kamu mau, aku gak bisa menahan sesuatu yang gak mau tinggal, karena aku sendiri juga belum bisa tinggal." Setelah ia menyelesaikan ucapannya, ia benar-benar turun dari mobil Jova dan memasuki rumah.
Untuk malam ini, lagi-lagi ia kecewa dengan perasaannya dan perempuan yang ia sayangi.
//
Buat beberapa cast disini emang ada yang gak aku kasi visualisasi karena ya gak apa2. Bayangin aja diri kalian sendiri ehehehe.
Untuk Geralda ini gatau, sementara belum. Jadi bayangin diri sendiri aja dulu. Mayan kan ama Jemin. Wkwk.
Dito siapa udah pernah disebut di rekrutmen dan aku jelasin di part Chit Chat beserta visualnya ya!💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Side Story
FanfictionLet me tell you what the actually happens. I will tell you one by one. So sit here and listen to me.