Dokter

2.4K 419 37
                                    

Elena Pratista

Aku selalu heran sama hubungan aku sama Dio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku selalu heran sama hubungan aku sama Dio. Topik berantem kita selalu itu-itu aja, masalah kesehatan dia. Udah gak kehitung berapa kali kita berantem cuma karena dia selalu memaksakan diri saat jaga. Bahkan saat sakit pun dia masih ngotot begadang dengan alasan gak mau buang-buang waktu.

"Kamu tuh harus istirahat!" udah capek rasanya mulutku ngomong kayak gini ke dia, tapi gak pernah dihiraukan, malah dia selalu ngomong-

"Iya, nanti, kalo ada waktu pasti istirahat,"

"Kapan? kamu tuh, ya ampun!" aku seperti sudah kehabisan kata-kata. "Liat kantung mata kamu. Mata kamu tuh udah gak ada bedanya sama panda tau gak sih?"

"Iya tau," ucapnya sambil membalik lembar demi lembar buku yang ada didepannya. Siang ini kita ketemuan di salah satu tempat makan yang ada di deket rumah sakit tempat dia jaga. Tapi apa yang aku dapetin? Dia malah asik membolak-balik lembar demi lembar buku yang tebelnya gak karuan daripada ngobrol sama aku. Menjengkelkan.

"Kalo tau harusnya kamu sadar dong, Dio. Kamu tuh dokter, kalo dokternya aja gak bisa jaga kesehatan sendiri, gimana pasiennya?" tangannya berhenti membalikkan lembaran buku, ia menghela napas berat dan menutup buku yang ada di depannya. Akhirnya dia melihat ke arahku.

"Kamu tumben banget ribut kayak gini? Gak biasanya—"

"Iya emang. Emang gak biasanya aku cerewet sama kamu. Tapi aku gak mau jadi yang biasa aja hari ini," ucapku memotong kalimatnya. Aku tau kalau Dio paling gak suka dipotong saat bicara, tapi aku benar-benar kehabisan kesabaran. "Aku cerewet kayak gini karena peduli sama kamu. Liat deh, muka kamu pucet kayak gitu, semaleman begadang, terus sekarang masih belajar padahal harusnya balik dan tidur di rumah,"

Dia gak menjawab ataupun membantah ucapanku.

"Kamu lembur buat apa sih? Aku udah di Jakarta. Aku balik London juga masih gak tau kapan. kamu lembur buat ganti hari apa lagi? Hm?"

"Bukan gitu,"

"Ya terus kenapa?"

"Gak apa-apa sih,"

"Gak mungkin kamu ngelakuin sesuatu gak ada alasannya. Aldio yang aku kenal gak pernah ngelakuin apapun tanpa alasan," Dia masih terdiam. Enggan membuka jawaban apapun. "Yaudah terserah kamu mau gimana. Yang penting aku udah ingetin kamu harus istirahat,"

"Kamu marah?"

"Gak tau, aku capek aja." Ucapku jujur. "Kamu udah besar. udah tau mana yang bener mana yang salah. Udah sering ngingetin aku juga buat istirahat, harusnya tau mana yang baik buat kamu." Aku berdiri dari tempat duduk. "Aku pulang dulu. Hati-hati kamu pulangnya."

Hingga aku menjauh dari tempat kita duduk, ia sama sekali tak memanggilku.

^^

Harusnya menulis Kaistal tapi malah mlipir ke short story mbak Elle marah2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harusnya menulis Kaistal tapi malah mlipir ke short story mbak Elle marah2. Anaknya sedang ingin mencari keributan.

Ayo dong siapa yang mau dibuat ribut lagi??🙄🙄

Side StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang