Kursi ruangan 201 gedung Fakultas Teknik sudah dipenuhi dengan beberapa anak yang diterima oleh panitia perlombaan basket antar fakultas. Di barisan depan kursi ruangan tersebut duduk Dito, Sehun, dan beberapa anggota UKM basket lainnya yang ikut menyeleksi para calon anggota panitia kala itu.
Suara percakapan antar anggota yang telah saling mengenal atau mencoba mengenal lainnya perlahan memenuhi ruangan, membuat ruangan semakin riuh walaupun masih beberapa orang lagi yang harus mereka tunggu.
Jam dinding di depan sudah menunjukkan pukul 18.00, yang artinya sekarang sudah waktunya rapat dimulai. Dito melihat sekeliling sebelum berdiri dari kursinya dan mengambil mic yang ada didepan. Mengetuknya beberapa kali dengan jarinya, agar suara didalam ruangan tersebut menjadi senyap.
"Selamat sore semuanya!" Sapa Dito yang dibalas dengan riuh oleh calon anggota panitia perlombaan basket lainnya. "santai aja kali ya? Sebelumnya, gue mau berterimakasih buat kalian yang bersedia berpartisipasi di acara ini, dan selamat buat kalian yang terpilih buat acara ini. Oiya, nama gue Bennedicto Ariesta, kalian bisa manggil gue Dito, gue anak Mesin '16 dan disini menjabat sebagai ketua. Gue berharap kedepannya kita semua bisa bekerjasama dengan—"
"Selamat sore!" ucap seorang perempuan yang tiba-tiba masuk kedalam ruangan. Membuat seisi ruangan otomatis melihat ke arahnya. Napasnya naik turun tak karuan, keringat mengucur dari dahinya. Dengan cepan ia berdiri tegak dan tersenyum. "Maaf, saya terlambat, tadi ada kelas pengganti dan baru selesai," ucapnya setenang mungkin walaupun sangat sulit untuk menyembunyikan napasnya yang masih naik turun.
"Kamu..."
"Oh! Maaf, saya Sellya, dari Akuntansi, kemarin dapet SMS saya keterima di kepanitiaan ini jadi sie dokumentasi,"
"O, iya,iya, saya ingat, yaudah, langsung duduk aja," ucap Dito mempersilahkan Sellya masuk ke dalam ruangan. Ia mengambil duduk di baris ke empat paling ujung dekat dengan pendingin ruangan. Ia perlu untuk menghilangkan keringat terlebih dahulu. Didalam hati ia merutuki dirinya sendiri karena baru rapat perdana, namun ia sudah terlambat.
Pertemuan pertama berjalan lancar, seluruh divisi memperkenalkan para anggota dari masing-masing divisi, serta melakukan pembagian tugas sesuai dengan bagian masing-masing.
Selepas rapat, ruangan semakin sepi karena beberapa anggota sudah berpamitan pulang, menyisakan Sehun, Dito, Sellya dan beberapa anggota lain yang masih asik bercakap, ingin mengenal masing-masing anggota kelompoknya.
Begitu pula dengan Sehun dan Sellya yang menjadi satu tim dalam divisi dokumentasi dan dekorasi. "Gue gak nyangka kalo bakal diterima," ucap Sellya senang.
"Gue juga gak nyangka lo keterima, padahal jawaban lo asal, kan?"
"Enak aja! Gue jawab beneran tau!" serunya membuat Sehun tertawa. "oiya! Kita belum kenalan ya? Nama gue Sellya, panggil Selly aja," ucapnya sembari mengulurkan tangan yang disambut oleh Sehun.
"Nama gue Febiano Sehun, anak-anak biasa manggil Sehun,"
"Kenapa gak Febi?"
Sehun mengangkat kedua bahunya tanda tak mengerti. "Mana gue tau? Tapi nyokap gue biasa manggil Febi, sih." Ucapnya jujur, membuat Selly tertawa. "kenapa lo ketawa?"
"Gak pa-pa. Lucu aja," jawab Selly sekenanya karena masih sibuk tertawa kecil. "Gue boleh manggil lo Febi?"
Sehun terdiam sebentar, melihat ke arah Selly, kemudian mengangkat kedua bahunya. "terserah lo aja," ujarnya ringan sembari menunjukkan ekspresi tak berkeberatan.
"Oke, Febi," ucap Selly sembari tersenyum lebar.
Kini ruangan 201 sudah sepenuhnya kosong, karena seluruh anggota sudah berada di parkiran untuk pulang karena malam semakin larut. Ponsel Sehun berdering tanda panggilan masuk, setelah melihat siapa yang meneleponnya, ia langsung menggeser tombol hijau di layarnya dan menaruh benda tersebut di telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Side Story
FanfictionLet me tell you what the actually happens. I will tell you one by one. So sit here and listen to me.