Apa Adanya

1.9K 326 21
                                    

5 bulan yang lalu

    “Heru!” teriak Sherianne saat melihat laki-laki dengan kaos putih dan dilapisi kemeja flanel di luarnya sedang duduk di salah satu bangku yang ada di bawah pohon di kampus. Perempuan itu berjalan cepat menuju heru dan tersenyum kemudian mendudukkan diri disampingnya. “Sendirian?”

    Heru yang melihat Sherianne duduk disampingnya langsung melepas earphone sebelah kanannya dan tersenyum simpul. “Enggak, nih. Bertiga,”

    “Hah? Sama siapa?”

    “Malaikat Rakib, Atid, sama Sheri! Hehe,” ia tertawa dengan ucapannya sendiri.

    “Dih haha, ada-ada aja!” Sherianne menyenggol pelan pundak Heru dengan pundaknya.

    “Lagian, udah keliatan sendiri, masih tanya?”

    “Hehe,” perempuan itu tertawa kecil yang secara otomatis membuat Heru ikut tersenyum. Heru selalu senang jika melihat Sherianne tersenyum. Katanya sih adem, “Heru dengerin apa?”

    “Voice note dosen tadi,”

    “Serius?”

    “Ya enggak atuh Sheriii,” Ucap Heru gemas. “Gampang banget sih dibohongin,”

    “Hehe, ya kan siapa tau? Soalnya Sheri pernah gitu!”

    “Serius? Dasar kurang kerjaan!” tangan Heru mengusak rambut Sherianne sembari tertawa.

    “Heru, ih! Rambutnya berantakaaaaan!” keduanya kembali tertawa, tak perduli dengan orang-orang sekitar yang mulai memperhatikan keduanya.

    “Nih, kalo mau dengerin,” Heru menyodorkan earphone sebelah kanan yang tadi dipakainya. Dengan senang hati Sherianne memasang earphone tersebut dan mulai mendengar alunan musik dari sana. Kini keduanya saling berbagi earphone, persis seperti adegan yang sering digambarkan di film-film romantis.

    “HiVi!” serunya senang, sedangkan Heru hanya tersenyum.

    Kawan dengar ceritaku
    Tentang wanita idamanku
    Dia tidak cantik dan rupawan
    Namun hatinya buatku tertawan

    “Suka?” Sherianne mengangguk dengan antusias.

    “Lagu kesukaan Sheri! Hehe,”

    Heru terdiam melihat pemandangan para mahasiswa yang berlalu-lalang dihadapannya dan pandangannya berhenti di Sherianne yang duduk tepat di sampingnya. Surai rambut perempuan itu tertiup semilir angin. Rambut yang menutup dahinya tertiup pelan, menyibakkannya, namun siempunya seperti tak peduli dan lebih memilih mendengarkan lagu yang mengalun ditelinganya.

    “Cantik,” gumam Heru pelan kemudian ia menunduk karena ia tak mampu menyembunyikan senyumannya.

    Oh, kawan tolonglah sampaikan kepadanya
    Apa yang kurasakan dan kuinginkan
    Bahwa hanyalah dia yang sanggup mengisi hati
    Kusuka dia apa adanya.

    Sherianne melepas earphone tepat saat lagu kesukaannya selesai. Senyum itu masih mengembang di bibirnya. “Heru mau gak kapan-kapan Sheri ajak?”

    “Hm? Kemana?”

    “Nonton HiVi, itu juga kalo—“

    “Iya mau, Sheri ngomong aja, tapi jangan dadakan,”

    “Beneran?!” Sherianne berujar senang hingga tanpa sadar ia memeluk Heru dari samping kemudian melepasnya kembali. “Makasih Heru!” disisi lain, Tubuh heru membeku karena terkejut dengan apa yang dilakukan Sheri kepadanya. Namun rasa terkejut itu perlahan hilang tergantikan dengan senyuman di wajahnya yang hanya ia tujukan untuk perempuan disampingnya ini.

    Ia... jatuh cinta dengan perempuan ini.

//

Heru ternyata lebih mujur daripada abangnya. 😭😭😭😭😭😭

Side StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang