The Happiest Birthday Boy Alive!

2.3K 448 56
                                    

"Nak, Windi masuk rumah sakit, kamu bisa kesini? Nanti Mama kirimin alamatnya," ucap seorang wanita paruh baya dengan suara bergetar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nak, Windi masuk rumah sakit, kamu bisa kesini? Nanti Mama kirimin alamatnya," ucap seorang wanita paruh baya dengan suara bergetar.

"Mama kirimin alamatnya aja, Zaro udah dijalan, baru pulang kantor,"

Chanyeol langsung memacu mobilnya begitu Mama Windi mengirimkan alamat tempat Windi di rawat. Pikirannya kacau saat ini. Seharusnya malam ini ia merayakan ulang tahun ke-24-nya dengan Windi, namun yang ia dapat adalah kabar jika Windi masuk rumah sakit.

Ponselnya terus berdering tanda pesan masuk, yang ia tahu pasti dari anak-anak lainnya yang mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. Baginya saat ini, Windi lebih penting daripada ulang tahunnya. Bahkan ia sendiri sebenarnya lupa dengan ulang tahunnya jika teman-temannya tidak mengingatkannya.

Ia keluar dari mobil setelah mobilnya terparkir sempurna di pelataran rumah sakit. Kaki panjangnya melangkah dengan lebar menuju meja resepsionis. Lengan kemejanya hitamnya sudah tergulung hingga siku, dasinya yang sedari pagi terpasang di lehernya kini sudah tidak ada, kancing kemejanya terbuka dua. Ia benar-benar kacau saat ini. Begitu resepsionis memberi tahu dimana ruangan Windi, ia bergegas menaiki lift. Jarinya tak berhenti mengetuk-ketuk dinding lift, sesekali ia mengusak rambut dan wajahnya dengan kasar.

Begitu bel lift berbunyi, ia mencari ruangan dengan nomor 421 dan didapatinya nama Windi di samping pintu ruangan tersebut. tanpa mengetuk, Ia masuk kedalam ruangan dan melihat Windi terbaring lemas sembari mengobrol dengan kedua orang tuanya.

"Chan? Kok kamu disini?" tanya Windi saat melihat Chanyeol di ambang pintu. Dengan langkah lebar Chanyeol langsung mengahmpiri Windi dan mengusap dahinya.

"Kamu gak apa-apa kan? Anemia kamu kambuh? Pasti kecapekan! Aku kan udah bil—"

"Lagi sakit malah dimarahin," potong Windi sebelum Chanyeol mengoceh lebih panjang. "Aku cuma kecapekan karena ada event di kantor. Biasanya juga gak pernah gini,"

"Ck! Kamu nyuruh aku gak capek-capek, sendirinya sampe rumah sakit," ujar Chanyeol. "Mah, anaknya dikasih tau biar gak banyak kegiatan. Bandel banget,"

Mama Windi tertawa. "Mama udah ngasih tau, tapi ya kamu tau Windi kayak gimana? Untung gak kenapa-kenapa. Tadi Mama udah panik banget, sampe telepon kamu. Maaf ya ngerepotin,"

"Ya ampun, Mah, gak apa-apa. Lagian aku bakal stres kalo gak tau Windi sakit,"

"Alah lebay!" ucap Windi yang membuat ia mendapat sentilan pelan di dahinya.

"Mama sama Papa kalau mau pulang gak apa-apa, nanti biar Zaro yang jaga,"

"Gak usah, biar Mama aja yang jaga disini, lagian kamu gak bawa ganti,"

"Bawa, kok. Zaro kan kemana-mana selalu bawa ganti di mobil. Nanti turun sebentar gak apa-apa,"

Setelah tawar menawar yang panjang, akhirnya Mama dan Papa Windi menyerah dan pulang ke rumah. Mempercayakan anaknya kepada laki-laki yang kini sudah berbaring di sofa dengan kaus berwarna hitam dan celana pendek warna senada sembari membalas pesan yang masuk keponselnya.

"Chan," panggil Windi. "Maaf ya, gara-gara aku kamu jadi ulang tahun di rumah sakit," Chanyeol duduk di sofa dan tersenyum.

"Gak apa-apa. Lagian udah gede juga, gak perlu dirayain."

"Tapi kan ulang tahun setahun sekali,"

"Tahun depan kan masih bisa." Ucapnya. "Kalo dikasih umur sih, hehe."

"Chan, tolong dong ambilin sesuatu di kulkas," tunjuk Windi pada kulkas kecil yang ada di sisi ruangan tersebut.

"Kamu mau minum?"

"Enggak, ambilin kotak yang ada di kulkas," Chanyeol berjalan menuju kulkas dan mengambil sebuah kotak berwarna coklat dari dalam kulkas.

"Cake?" Windi mengangguk dari tempat tidurnya. "Kapan kamu beli?"

"Aku order online pas baru sadar, sebelum kamu dateng. Jadi seadanya, maaf ya,"

"Oh my God, You don't need-"

"I want to, just let me," ucapnya pelan. Chanyeol berjalan menuju tempat tidur Windi dan tersenyum. Tangannya bergerak mengusap kepala Windi dan mencium dahinya, hidungnya, dan bibirnya. Pelan, namun Windi mampu merasakan apa yang Chanyeol rasakan. "Happy birthday, my man, my everything." Windi tersenyum. "After my dad, ofcourse!" Tambahnya membuat Chanyeol tertawa dan mencubit pipi Windi pelan.

"Makasih ya, Windi, makasih karena udah mau sabar sama aku, biarpun aku selalu diomelin, selalu dicubit, selalu dikelitikin, tapi aku sayang sama kamu."

"Ya itu kamunya aja yang suka jail, makanya aku cubit terus," Chanyeol kembali tertawa. "Oiya, aku mau ngomong deh sama kamu,"

"Dari tadi bukannya udah ngomong?"

"Bukan, iya sih udah ngomong, tapi bukan itu." Windi menjadi bingung dengan ucapannya. "Ih jadi bingung kan! Udah dengerin dulu,"

"Iya, iyaaa, coba mau ngomong apa aku dengerin,"

"Iya aku mau," ucapnya.

"Mau apa?" Alis Chanyeol terangkat sebelah.

"Ya mau serius sama kamu, I mean, iya aku selama ini juga udah serius sama kamu, I mean more than that, you know lah!" Wajah Windi kini sudah mulai memerah.

"OH! Hahahahaha, beneran? If yes, I would be the happiest birthday boy alive!"

"Yes, tapi gak nikah dalam waktu dekat ini, aku masih mau kerja, masih mau nabung dulu, punya rumah, ya gak mau buru-buru banget,"

"Iya, aku tau kok yang kamu maksud. Aku juga mau nabung dulu." Ucapnya sembari mengusap kembali kepala Windi. "Tapi kalo tunangan mau kan? Nikahnya tiga atau empat tahun lagi,"

Windi mengangguk. "Iya,"

"Yaudah nanti aku ijin sama Mama sama Papa kalo mau tunangan sama anaknya yang paling cantik sama paling ngeyel ini,"

"Mana ada aku ngeyel? Kamu tuh yang suka ngeyel,"

"Dasar cewek, gak pernah mau salah!" ujarnya sembari mencium kening Windi. "Makasih ya, hari ini aku jadi laki-laki paling bahagia di dunia,"

//

Cie.

//

Ini giliran Heu banyak yg komen huhu. Kalo aku mau banyakin konten gemes Heu dan cast lain kayak Cio dan Fino pada setuju nga???

Side StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang