Tidak ada yang bisa Selly lakukan selain menunggu Sehun dan Dito yang sedang berbicara serius disebuah meja yang berjarak beberapa meja dari tempatnya duduk saat ini. Ia memperhatikan kedua laki-laki tersebut dengan santai sembari sesekali berharap jika emosi Sehun tidak meledak dan memberikan sebuah pukulan untuk Dito.Sementara di meja lain, aura pekat menyelimuti laki-laki yang kini menatap lawan bicaranya dengan sengit. Sehun, menyilakan kedua tangannya didepan dadanya, begitu juga dengan Dito, untuk hal ini, ia tidak ingin kalah kedua kalinya.
“Maksud lo apa?” tanya Sehun dengan nada sengit.
“Maksud gue?” Dito tertawa mengejek, ia bahkan sudah tidak peduli jika Sehun adalah seniornya di kampus dan UKM basket. “Bukannya udah jelas ya maksud gue? Keluar cari kado buat adek gue, dia ulang tahun lusa,”
“Harus banget lo ajak Selly? Setau gue banyak cewek yang bersedia nganterin lo sekadar buat beli kado,”
“Kalo gue maunya dia gimana?”
Sehun terdiam, ia merasa jika amarahnya sudah sampai ubun-ubun, bahkan saat ini ia mengepalkan tangannya disela silaan tangannya. Ia menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan berat. “Gak bisa ya lo tinggalin Selly?”
Dito tertawa mendengar ucapan seniornya tersebut. Ia memajukan badannya yang semula menyandar di bangku, ia menaruh kedua tangannya di atas meja dan menjadikan sikunya sebagai topangan tubuhnya. Kedua matanya menatap lekat manik mata Sehun.
“Harusnya gue yang tanya kayak gitu sama lo,” jawabnya dengan senyum seringai terpasang di wajahnya. “Gak bisa ya lo tinggalin Selly? Just left her, for me,”
“Bajingan!” Sehun siap melayangkan tangan kanannya yang sudah terkepal ke wajah Dito hingga tangan Selly menghentikan pukulan tersebut. Kini ketiganya sudah menjadi tontonan pengunjung cafe lainnya.
“Sehun!” ucap Selly tegas membuat Sehun melihat ke arahnya. Sementara itu Dito menopang kepalanya dengan tangan kirinya sembari melihat ke arah Sehun dan Selly secara bergantian, tak lupa dengan senyum seringai yang masih terpasang diwajah tampannya.
“Lepasin tangan gue!” ucap Sehun tegas, namun tangan Selly tak kunjung melepaskan tangannya yang masih terkepal. Dengan kasar Sehun menghempaskan tangan Selly hingga tangannya terlepas dari cengkeraman Selly.
Sehun berdiri dari duduknya dan mencengkeram kaos Dito hingga ia berdiri dari duduknya. Kini keduanya kembali saling bertatapan, sebelah alis Dito terangkat, ia menikmati permainan yang baru saja ia mulai.
“Heran deh gue, kok lo mau sih, Kak sama cowok yang mutusin pacarnya demi cewek lain?” ucap Dito. Matanya melirik ke arah Selly yang masih terdiam sembari meremas sling bagnya. “Lo gak takut suatu saat dia bakal ngelakuin hal yang sama ke lo?”
“Brengsek! Tutup mulut lo!” sebuah pukulan mendarat di wajah Dito, membuatnya tersungkur setelah menabrak beberapa kursi hingga salah satu sudut cafe tersebut berantakan.
“Sehun! Udah ayo pulang!” ucap Selly sembari memegangi lengan Sehun, memintanya untuk berhenti.
“Harusnya lo tuh malu sama diri lo sendiri! Lo gak mikirin perasaan orang lain! Selly cewek baik-baik, tapi dia berubah semenjak kenal lo, bajingan!” maki Dito sembari mencoba berdiri.
“Anjing, emang mulut lo tuh harus gue pukul—“
“Sehun! Udah!” dengan sekuat tenaga Selly memeluk lengan Sehun agar ia berhenti memukul Dito, bahkan wajahnya sudah basah oleh air mata.
Disisi lain, ujung bibir Dito sudah sobek karena pukulan Sehun sehingga bibirnya mengeluarkan darah. Beberapa orang mencoba membantu Dito namun ia menepisnya dan berdiri sendiri. “Selama ini gue nyoba buat diem aja, tapi ternyata gue gak bisa, ada sesuatu yang harus gue ambil dari lo, dan gue gak akan berhenti sampai disini,” ucapnya sembari tersenyum dan meninggalkan cafe tersebut.
**
Sebelumnya...
“Kok dadakan banget sih, To?” ucap Selly saat memasuki mobil Dito. Sementara itu Dito hanya tersenyum dan mulai menjalankan mobilnya menuju sebuah mall.
“Sori banget ya, Kak, habis aku juga lupa sebenernya Geralda ulang tahun,” wajahnya berubah menyesal karena hampir melupakan ulang tahun adiknya.
“Banyak banget pikiran ya lo? Sampe ulang tahun adek lo aja lupa,”
“Hehe, ya gitu,”
Selly hendak mengeluarkan ponsel untuk memberi kabar kepada Sehun, namun kegiatannya terhenti saat Dito memintanya mencari sebuah flashdisk di mobilnya. Dengan susah payah Selly mencari flashdisk tersebut di sisi tempat duduknya.
“Lo taruhnya dimana sih? Gak ada,”
“Beneran gak ada? Kemarin kayaknya ada deh di dashboard,” kembali Selly mencari di dashboard mobil Dito dan tidak mendapatkan apapun.
“Gak ada, Ditoooo,”
“Duh, apa di belakang ya?”
“Apa gue ke belakang?” tawar Selly, “kali aja ada disana,”
“Gak usah deh, Kak, nanti biar gue cari lagi,”
“Beneran nih?”
“Iya, lagian udah mau sampe, terus lo pake rok juga,”
“Oke, deh,”
//
Holaaa, maap y, gengs, me agak bingung adegan tubir yg luwaaarr byasa kek gimana jadinya ya cuma tonjok2an aja gitu, mau bikin santet2an tapi gatau mantranya. Semoga gereget yyy.
Disini ceritanya Dito aka Doyoung adek tingkat Selly Sehun ya. Karena gue tu bener2 gak tau kelahiran idol kecuali sehun jongin joni lolololll. Bahkan baru tau doyoung kelahiran 96 kemarin, gue kira 95 🤣🤣
Ya selamat datang ya beb doyoung (bukan bebqu) semangat ya!!!
Oiya, Geralda ini adeknya Doyoung gebetannya Jova ya, adeknya gebetannya Jeffrey eheheh. Belon ada visualnya. Nyambung semuaaa pokoknya. Dunia sempit!
KAMU SEDANG MEMBACA
Side Story
FanfikceLet me tell you what the actually happens. I will tell you one by one. So sit here and listen to me.