I Remember You

1K 218 18
                                    

Kata "menyerah" mungkin tidak akan pernah ada dalam kamus seorang Chendiga, terutama jika ia sudah memiliki keinginan yang bulat.

Selepas menghadiri seminar Youtubers Laluna Marjetta, ia lansung membuka profil instagram Laluna dan meng-klik tombol 'message' yang ada disana. Jarinya dengan lincah mengetikkan beberapa kalimat hingga menjadi sebuah paragraf yang tak begitu pajang. Namun jarinya terhenti di tombol 'send' yang persis ada disebelah kanan.

"Menurut lo, gue terlalu ngegas gak?" Tanyanya kepada Chanyeol yang ada didepannya, sedang asik menyantap nasi goreng pesanannya.

"Apanya?"

"Ini, gue ngajak Laluna collab."

"Hah? HAHAHA? APAAN?" Chanyeol tertawa terbahak hingga wajahnya memerah. "Ngapain, anjir?"

"Ya gue mau collab." Ucapnya penuh keyakinan.

"Ngaco. Subscribers lo aja cuma dua ratus. Dia udah ratusan ribu. Mana mau?"

"Siapa tau?"

"Jangan ngaco. Sekelas Laluna pasti maunya sama yang udah terkenal juga. Ngapain ngajak lo? Gak ada benefitnya, yang ada lo pansos sama dia." Pedas, namun sesuai kenyataan.

"Gitu ya?" Chanyeol hanya mengangguk.

Chen langsung meng-copy semua kalimat yang sudah ia tulis dan menaruhnya di notes ponselnya dengan dalih "gue kirim nanti kalo udah terkenal."

Kata menyerah memang tidak ada dalam kamus Chen, namun hari ini, ia harus memasukkan kata itu dalam kamusnya.

**

Satu minggu berlalu, hari-harinya dilalui seperti biasa, namun pikiran untuk mengajak Laluna collab dengannya masih saja menghantuinya. Ada rasa ingin mengirim pesan walaupun ia tau jika DMnya tidak akan dibaca oleh akun dengan followers ratusan ribu tersebut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangannya segera membuka aplikasi note dari ponselnya dan kembali mengcopy teks yang waktu itu sudah ia tulis dan mempastenya di kolom chat direct message Laluna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tangannya segera membuka aplikasi note dari ponselnya dan kembali mengcopy teks yang waktu itu sudah ia tulis dan mempastenya di kolom chat direct message Laluna.

"Kirim? Engga? Kirim? Enggak?" Ia bermonolog. "Tapi kalo gak ngirim nanti nyesel. Duh tapi mulu deh hidup gue. Ribet."

Dengan sekali tekan tombol "send" pesannya terkirim kepada Luna. Perasaan deg-degan dan gugup namun exited bercampur jadi satu. Perasaan yang sama seperti lima tahun lalu saat ia pertama kali masuk menjadi murid SMA.

"Ini kalo dibales gimana? Tapi mana mungkin ya? Duh kenapa gue jadi gak pede gini?? Tau deh." Ia memutuskan untuk meninggalkan ponselnya dan mengerjakan sisa tugas dengan deadline mepet.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Side StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang