Koas

3.4K 619 128
                                    

Aldio Paratama

Rasanya badan gue mau copot semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya badan gue mau copot semua. Dari pagi gak tidur karena baru aja nerima rombongan pasien di UGD karena kecelakaan beruntun. Kadang suka heran, kenapa ya orang jaman sekarang suka susah banget taat sama aturan lalu lintas? Padahal aturan lalu lintas gak seribet itu loh. Apa susahnya sih pake helm kalo lo naik motor? Helm gak seberat itu, kan? Gue yakin kok lebih berat beban hidup gue daripada helm yang lo pake. Terus buat pengendara mobil, apa susahnya buat pake seatbelt? Toh kalian naik mobil juga gak kepanasan, gak kehujanan, disuruh pake seatbelt aja susah banget! Suka kesel sendiri gue.

Kalian tuh pernah sadar gak sih kalo kecelakaan akibat kelalaian kalian tuh suka bikin susah orang lain? Mulai dari si korban sampe orang-orang di rumah sakit yang gak bisa tidur karena harus jaga. Ya gue tau tugas dokter emang untuk melayani dengan sepenuh hati, tapi kalo karena kelalaian sendiri gue kesel banget!

Malah gue suka kasihan sama korban yang gak salah tapi lukanya lebih parah, bahkan sampai ada yang meninggal. Udah deh, bener-bener gak tega gue.

"Koas Dio, tolong cek keadaan bapak Jaya, pasien kecelakaan yang tadi kamu tangani," ujar dokter Eko sambil berlalu saat melihat gue duduk di meja registrasi.

Ya ampun, baru aja gue mau merem 15 menit karena semaleman gak tidur, sekarang udah disuruh meriksa pasien. Mau gak mau gue langsung mengangguk dan bangkit dari tempat duduk gue untuk pergi ke kamar pasien bapak Jaya yang kini udah dipindah di ruang perawatan.

Gue meminta laporan data Pak Jaya dari suster yang berjaga di ruang registrasi dan langsung menuju kamar 303. Gue mengetuk pelan kamar tersebut dan menggeser pintunya kemudian masuk ke dalam. Suasana di dalam kamar hening banget, dan pasien masih tertidur, begitu pula dengan seseorang yang menjaga pasien. Anak kecil mungkin usia 10 tahun tertidur dengan posisi terduduk di samping ranjang pasien. Gue melihat arloji dan ternyata sekarang jam 01.23.

Dengan langkah perlahan dan gak ingin membangunkan anak tersebut, gue memeriksa keadaan vital pasien serta botol infus yang masih terisi setengah. Gue bisa mendengar hembusan nafas dari anak tersebut karena keadaan ruangan yang sangat hening.

"Dokter?" gue terkejut karena mendengar suara yang ternyata berasal dari anak kecil tersebut.

"Halo." Sapa gue sambil tersenyum "kakak mau periksa ayah kamu dulu ya..." dia hanya mengangguk sembari mengusap matanya. Dengan segera gue langsung memeriksa beberapa bagian yang masih kurang untuk melengkapi laporan pasien. Setelah selesai, gue langsung melihat ke arah pasien yang masih belum sadar sejak terakhir dipindah 6 jam yang lalu ke ruang perawatan.

"Ayah belum bangun ya, dokter?" gue mengangguk pelan, gak tega.

"Belum, nanti ayah kamu bangun kok." Ucap gue sambil menatap ke arahnya. Wajah anak itu melihat ke ayahnya dan gue secara bergantian.

Kalau dilihat sih, Pak Jaya ini lukanya gak begitu parah, cuma patah tulang dan udah ditangani sama dokter ortopedi (tulang), jadi tinggal pemulihan. Mungkin karena benturan dan shock jadi dia masih koma.

Side StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang