"Menurut kamu, bagus yang ini atau ini?" Tangan Talitha menunjuk dua model dress panjang berwarna putih yang berada di katalog contoh.
"Sama aja gak sih? Sama-sama putih ini?" Jawab Jongin.
"Beda lah! Ini putih tulang, terus yang ini putihnya cerah. Terus liat deh, lengannya yang satu panjang, satunya off shoulder."
"Yaudah yang ini aja," Jongin menunjuk gaun berwarna putih tulang dengan lengan panjang transparant. "Cantik."
"Tapi kalo lengan panjang gerah gak sih. Mending off shoulder aja deh. Gapapa kan, ya?"
Jongin memandang ke arah Talitha dan menghela napasnya. "ngapain minta pendapat kalo udah ada pilihan?"
"Cuma mau memperkuat pendapat aja sih hehe, ternyata beda, yaudah..."
"Tapi kamu nyaman gak pake model gitu?"
"Nyaman aja sih..."
Jongin dan Talitha saat ini sedang berada di sebuah butik langganan mereka yang berada di daerah Jakarta Pusat. Keduanya sedang berencana untuk mempercayakan gaun pernikahan mereka di butik yang juga menjadi langganan maminya Talitha.
Talitha dan Tante Endang, pemilik dari butik ini, sudah mengenal satu sama lain bahkan saat Talitha masih SMP. Sehingga Jongin hanya mengikuti anjuran Talitha untuk mempercayakan pakaian pernikahan mereka disini.
"Jadi gimana? Udah ada pilihan?" Tanya Tante Endang kepada keduanya.
"Oh udah, Tante. Kalau yang ini gimana?" Talitha menunjuk gaun yang menjadi pilihannya tadi.
"Ini juga bagus, cantik. Cocok buat kamu." Ucap Tante Endang. "Terus buat nak Adi?"
"Ng... Kalau yang ini bagaimana?" Jongin terlihat sedikit ragu dengan pilihannya.
"Menurut tante cocok saja, karena tipe badan kamu ini pakai baju apa saja juga bagus kok haha," Jongin tersipu malu mendengar pujian yang dilontarkan. "Atau kamu mau coba setelan suit disini? Siapa tau ada yang sreg?"
Tanpa menunggu aba-aba, Jongin mengiyakan tawaran dari Tante Endang dan mulai memilih beberapa contoh setelan jas yang cocok untuknya.
Sementara Jongin memilih setelan jas, ponsel Talitha berdering, tertera nama "Leon" disana. Dengan malas, ia mengangkat telepon tersebut.
"Dimana?"
"Butik. Kenapa? Kan lagi jam makan siang? Kerjaan udah gue titipin mbak Angel loh, gue masih ada urusan."
"Justru karena lo titipin ke mbak Angel, semuanya gak karuan. Dia kurang paham dengan konsep yang lo ajuin."
"Ck!" Talitha berdecak kesal.
"Pokoknya gue gamau tau, 30 menit lagi lo harus datang ke kantor. Gue tunggu di ruangan."
"Yaelah tapi, Yon—" sambungan telepon sudah terputus bahkan sebelum Talitha bisa membantah.
"Kenapa?" Jongin menghampiri Talitha yang terlihat muram, wajahnya seperti sudah ditekuk seribu.
"Editor aku. Rese banget!"
"Mbak Manda?"
"Bukan. Mbak Manda cuti hamil, terus ini penggantinya. Heran deh, cowok tapi bawel banget!"
"Terus?"
"Ya aku harus balik kantor sekarang."
"Loh? Terus ini?"
"Weekend ini aja, coba nanti aku buat janji lagi sama Tante."
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Side Story
FanfictionLet me tell you what the actually happens. I will tell you one by one. So sit here and listen to me.