Ulangan hari pertama berhasil di lalui. Tidak terlalu sulit, karena mata pelajaran yang diujiankan adalah Agama, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Semuanya adalah mata pelajaran yang menurutku menyenangkan, tidak berbau hitung-menghitung.
Saat ini, aku dan Alda duduk berhadapan di meja kantin. Jalanan sedang macet, makanya kami memilih berlama-lama di sekolah.
“Gue benci pelajaran sejarah tadi!” Kata Alda, wajahnya memberengut, “Lo pikir gue harus kenalan gitu sama makhluk jaman dulu?! Homo Sapiens, homo erectus, homo-homo si Danang kali tuh maho!”
Aku tergelak mendengar nada bicara Alda yang mulai meninggi. Apalagi, saat dia menyeret nama Pak Danang selaku guru sejarah killer di sekolah. Maho itu singkatan dari manusia homo. Ucapan Alda memang tidak patut ditiru, padahal dia termasuk anak pintar, tapi selalu payah dalam pelajaran sejarah, alasannya pasti satu; kita hidup buat masa depan, gak boleh terpaku sama masa lalu.
“Salah lo sendiri gak belajar.”
“Gue benci sejarah! Lagian lo mikir deh, masa iya gue harus kenal sama semua manusia purba?! Heloooo, gue gak level main sama orang yang bahkan udah tinggal tulangnya doang!” Lagi-lagi aku dibuat terbahak. Alda memang begitu, asyik.
“Iya udah, mau gimana lagi udah lewat juga kan”
“Nilai gue gimana?” Dia merengek.
“Minta tugas.” Mendengar jawabanku, Alda menjatuhkan kepalanya di atas meja, keliatan frustasi banget. “Nanti gue yang bantu,” hiburku, tapi dia gak bangun juga.
Tiba-tiba saja Gibran duduk di sampingku —dihadapan Alda. Alda juga langsung duduk tegak.
“Ngapain lo?” Ketus Alda. Mendapat respon buruk, Gibran justru tersenyum manis.
“Jalan yuk, gue traktir es krim. Biar gak cemberut terus.” Kata Gibran, dia menarik lengan Alda, “gue pinjem Alda sebentar ya Di,” kata Gibran padaku.
Aku hanya memperhatikan. Melihat dua punggung itu menjauh bersamaan. Aku tahu semua ini akan terjadi, dan ku pikir, aku sudah mempersiapkan diri. Tapi ternyata tidak.
Rasanya tetap sama, menyesakkan.
****
Menurut kalian, visualisasi Diana, Gibran dan Alda siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden [Proses Revisi]
Roman pour AdolescentsWAJIB KASIH VOTE!!! Kesalahan ku hanya satu, di saat aku jatuh cinta, maka aku benar-benar jatuh. Terlalu sulit mengalihkan pandangan pada sesuatu yang terlalu dekat. Aku sibuk mengejar dia yang justru semakin terlihat seperti ilusi. Sampai akhirnya...