Begitu keluar dari kelas, aku langsung di hadang oleh Kak Fajar. Entahlah, lelaki itu keluar dari kelas jam berapa. Padahal bel pulang baru saja berdering.
"Ayo," ajaknya.
Aku hanya mendelik sebelum kembali melangkah bersisian dengan Alda. Berbagai ceracau-an Kak Fajar tidak membuat langkahku terhenti. Kak Fajar seolah makhluk tak kasat mata buatku.
Meskipun berulang kali Alda menyuruhku untuk menjawabnya, tapi aku gak peduli. Toh yang malu juga dia sendiri.
"Di, udah dong ngambeknya" kata Kak Fajar entah untuk ke berapa kali.
Alda mencubit pelan lenganku, "kasian bego!" Bisiknya tajam. Aku hanya mendelik menanggapinya.
Kaget ku tidak sampai di situ. Begitu aku mendekati gerbang. Ada Sean yang sedang duduk di dekat pos satpam. Tidak sadar apa ya banyak siswi-siswi yang pada ngeliatin? Seneng amat, cari perhatian!
Begitu melihat ke arahku, Sean langsung mendekat. Ya ampun! Gak sadar apa, tangan Kak Fajar sudah mengepal?
"Di, ngobrol bentar bisa gak?" Ucapnya.
"Enggak!" Nah kan, suara Kak Fajar yang menyahuti.
"Apaan sih lu!" Bentak Sean kasar. Siswa-siswi yang berada di sekitar pada memperhatikan. Wajar, yang cari perhatian itu Kak Fajar dengan Sean, walaupun menyebalkan, mukanya ganteng.
Aku terus melangkah tanpa berniat menyahuti kedua lelaki menyebalkan itu. Lenganku menarik lengan Alda menjauh.
Sean dan Kak Fajar membuntuti. Masih berusaha mengajakku bicara, padahal gerbang ramai oleh siswa-siswi yang mulai berbubaran.
Sampai tiba-tiba saja Sean menarik lenganku, berlawanan arah dengan Alda dan Kak Fajar.
"Woi!" Teriak Kak Fajar marah, dia mengejar.
"Diana, lo mau ke mana?!" Teriak Alda. Aku menoleh ke arahnya meminta bantuan.
"Sean! Lo apa-apaan sih!" Kataku, pun berusaha melepaskan diri, tapi dia tidak mau melepaskan. Justru memakaikan helm padaku.
"Naik Di, gue gak punya banyak waktu lagi buat ngobrol sama lo, dan gue mau masalah kita selesai sekarang" katanya serius.
Jantungku mencelus. Gak punya waktu lagi, maksudnya apa?
"Please," katanya memohon. Aku akhirnya menurut, naik ke atas motor Sean lantas melaju meninggalkan sekolah, Alda dan Kak Fajar.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden [Proses Revisi]
Teen FictionWAJIB KASIH VOTE!!! Kesalahan ku hanya satu, di saat aku jatuh cinta, maka aku benar-benar jatuh. Terlalu sulit mengalihkan pandangan pada sesuatu yang terlalu dekat. Aku sibuk mengejar dia yang justru semakin terlihat seperti ilusi. Sampai akhirnya...