46. Belajar

1.7K 75 2
                                    

Aku dan Kak Fajar duduk bersampingan di perpustakaan. Dia terlihat sangat fokus mengerjakan soal-soal yang diberikan Bu Laila, sementara aku masih berusaha. Berusaha mengerjakan soal-soal yang sumpah demi apapun sulit sekali.

Berkali-kali aku meliriknya, mencoba melihat hasil hitungannya. Tapi dia tidak memberi celah sedikitpun, justru menutupinya dengan tangan.

Aku menyerah. Soal-soal yang diberikan Bu Laila adalah gabungan materi dari kelas 11 dan 12, aku belum mempelajarinya. Materi kelas 11 saja belum ku kuasai, apalagi yang kelas 12?

"Diana, kok malah bengong? Udah selesai?" Bu Laila datang seraya terduduk di hadapan kami.

Aku meringis, "gak ngerti Bu" jawabku lesu.

"Masa gak ngerti sih? Belum di coba kali sama kamu" katanya tak percaya.

"Udah, tapi bingung" kataku masih lesu. Berharap wajah memelasku ini membuat hatinya tersentuh, hingga dia berubah pikiran, jadi bukan aku yang akan mengikuti olimpiade.

"Fajar ngerti?" Tanya bu Laila.

"Ngerti Bu," jawab Kak Fajar.

"Kenapa gak tanya ke Fajar?" Tanya Bu Laila padaku, "kalian harus bekerja sama"

"Dia gak mau ngasih tau Bu" kataku.

Kak Fajar mengalihkan pandangannya, menatapku sekilas sebelum kembali menatap Bu Laila, "dia gak nanya. Maunya nyontek" ujarnya santai yang sontak membuatku melotot.

"Enak aja!"

Bu Laila terkekeh, "ya udah, Fajar ajarin Diana. Nanti kalo ada yang gak ngerti baru tanya ke Ibu" ucap Bu Laila.

"Iya Bu," jawab Kak Fajar, aku hanya mendengus sebal.

"Ibu tinggal gak pa-pa ya? Ada orang tua murid yang mau bicara sama ibu," kata Bu Laila seraya bangkit, "yang gak ngerti di tandain, nanti kita bahas" lanjutnya lagi seraya berlalu pergi.

Aku melirik Kak Fajar yang kembali fokus pada soal-soalnya.

"Katanya mau ngajarin" gumam ku pelan, bermaksud menyindir.

Dia gak menyahuti sama sekali.

Mashaallah, dia manusia atau apa sih?

"Kak!" Kataku sebal.

"Apa?"

"Katanya mau ngajarin?!"

Dia menatapku, "emang minta di ajarin?" Katanya dan kembali fokus pada soal-soalnya.

Aku merengut sebal.

Bermenit-menit hening, aku hanya diam, menatap Kak Fajar yang masih sibuk mengerjakan soal.

"Kak Fajar, tolong ajarin aku" kataku menyerah.

Dia menutup buku soalnya. Menatapku beberapa saat, "mana yang gak ngerti?"

******

Hidden [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang