Aku dan Sean melangkah bersisian keluar rumah makan, itupun secara diam-diam. Jelas saja jika Kak Fajar melihat, dia tidak akan membiarkan. Meskipun sampai detik ini aku gak ngerti kenapa Kak Fajar kayaknya gak suka banget aku dekat Sean.
"Mau ngomong apa?" Tanyaku setelah beberapa saat hening.
"Bukan ngomong sih, tapi minta izin"
Aku meliriknya sekilas, "izin apa?"
"Izin buat datang lagi" kata Sean yang sontak membuat jantungku mencelus. "Mika udah gak ada, gue udah gak harus nepatin janji gue" katanya lagi.
Aku tidak menjawab.
"Gue janji Di, kali ini gak bakal dateng terus pergi lagi kayak kemaren. Gue bakal menetap di hidup lo semampu gue, kalo lo ngizinin" ujarnya lagi.
Aku masih tidak menjawab. Gak tau harus jawab apa.
"Diana!" Seruan seseorang di belakang sana sontak membuat langkahku dan Sean terhenti. Kami menoleh berbarengan. Kak Fajar bergerak mendekat dengan wajah marah.
"Katanya ke toilet?" Tanya Kak Fajar dingin, dia menarik lenganku untuk berdiri di sisi tubuhnya, seolah menjauhkanku dari Sean. Jantungku berdegup kencang, takut.
Sean tertawa hambar melihat tingkah Kak Fajar, "gak usah posesif, Diana bukan cewek lu kan? Jatohnya, lu kayak bodyguard nya tau gak?" Kata Sean meremehkan.
Cepat-cepat aku menahan lengan Kak Fajar begitu Kak Fajar hendak menyerang.
"Bacot!" Bentak Kak Fajar, sumpah, ini kali pertamaku mendengar dia berkata kasar.
"Kak udah, ayo balik" kataku memelas. Tapi Kak Fajar gak dengar, dia terus menatap Sean tajam.
"Sampah!" Desis Fajar tajam.
"BANGSAT!" Bentak Sean marah. Sean maju selangkah, tanpa aba-aba menghajar wajah Kak Fajar.
"Sean!" Aku berteriak histeris. Ketakutan juga, karena saat ini dua lelaki itu tengah beradu kekuatan tepat di hadapanku.
Aku bergerak mundur, tak berani mendekat. Air mataku mengalir.
"Sampah! Lo sama keluarga lo itu sampah! Ngotorin jalanan doang!" Kata Kak Fajar lantang.
Seiring itu pula, Sean semakin membabi-buta menghajar Kak Fajar. Aku terus berteriak, tak ada satupun orang di sekitar.
"Kak Fajar udah!" Teriakku. Namun dua orang itu tak mendengarkan.
"Setelah Mika, gua gak bakal biarin lu dapetin Diana!" Bentak Kak Fajar.
"Diem lu bangsat! Gak usah ngomong! Muka lu makin keliatan banci!" Teriak Sean murka.
Aku terdiam. Maksudnya apa?
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden [Proses Revisi]
Teen FictionWAJIB KASIH VOTE!!! Kesalahan ku hanya satu, di saat aku jatuh cinta, maka aku benar-benar jatuh. Terlalu sulit mengalihkan pandangan pada sesuatu yang terlalu dekat. Aku sibuk mengejar dia yang justru semakin terlihat seperti ilusi. Sampai akhirnya...