50. Heran

1.6K 64 1
                                    

H-1 menuju olimpiade sains. Aku dan Kak Fajar sibuk mempersiapkan diri, memantapkan materi yang sudah kami pelajari selama seminggu kemarin.

Olimpiade akan di adakan besok pukul 10 pagi.

Sekarang sudah pukul 6 sore, tapi aku dan Kak Fajar masih berada di ruangan Bu Laila.

"Ya udah kita udahan aja ya, udah malem" ujar Bu Laila.

Aku mengembuskan napas panjang seraya mengangguk. Karena jujur saja, tubuhku rasanya akan remuk. Siang tadi, aku ada pelajaran olahraga. Setelah capek fisik, otakku pun terkuras energinya.

"Diana pulang sama siapa?" Tanya Bu Laila seraya merapikan buku-buku.

"Sendiri Bu," ujarku.

"Ibu anter aja ya, udah sore takut ada apa-apa" ucap Bu Laila.

Aku segera menggeleng, "gak us—"

"Diana saya yang anter Bu," kata Kak Fajar memotong ucapanku. Kayaknya memotong ucapan orang adalah kelebihan dia deh, pinter banget anjir!

"Nah iya boleh, yang penting Diana gak pulang sendiri, udah gelap, bahaya" ucap Bu Laila.

Aku hanya diam. Merapikan buku-buku lantas mulai menggendong tasku di punggung.

Aku dan Kak Fajar berpisah dengan Bu Laila begitu sampai di lobi. Bu Laila mengendarai motornya yang terparkir di parkiran guru. Sementara aku dan Kak Fajar melangkah bersisian menuju parkiran.

Selama di perjalanan, aku tidak banyak bicara. Kelelahan. Entah kenapa, kepalaku rasanya berdenyut, penglihatan ku buram. Tidak sadar jika aku mulai menyandarkan kepalaku di punggungnya, tanpa berpegangan. Aku hanya menahan kepalaku supaya tidak oleng. Dan sepertinya Kak Fajar tidak keberatan.

20 menit, Kak Fajar baru menghentikan motornya di depan rumahku.

Aku segera turun, "makasih Kak" kataku dan hendak pergi.

Tapi Kak Fajar tiba-tiba menahan lenganku. Aku menatapnya keheranan.

"Istirahat ya, jaga kondisinya biar besok fit. Jangan sampe sakit," ujarnya di luar dugaan. Lengannya bergerak mengusap-usap kepalaku.

Aku masih bergeming kebingungan.

"Sana masuk, anginnya kenceng, gak sehat" ucapnya lagi.

Aku hanya menurut, mulai melangkah menjauhi Kak Fajar dengan otak yang masih sibuk mencerna apa yang baru saja terjadi.

Tadi itu, beneran Kak Fajar kan?

*****

Hidden [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang