Berhari-hari, semuanya berjalan seperti biasanya. Hanya saja, waktu terasa lebih lambat bagiku.
Rasanya, semua hal jadi lebih membosankan. Setiap hari, aku hanya akan menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan, membaca novel di sudut ruangan sambil mendengarkan musik.
Selama itu pula, ada satu lelaki yang selalu memperhatikan ku. Dia pake kacamata, tubuhnya tinggi kurus, bajunya rapi dengan atribut lengkap, dan rambutnya, berponi ke samping kanan. Dia rapi, beda banget dengan Sean.
Aku gak tau dia siapa. Tapi aku merasa gerak-gerik ku selalu di awasi olehnya. Sama seperti saat ini, dia sedang duduk dua bangku di depanku.
Aku masih berusaha fokus pada buku. Tidak peduli dengan tatapan lelaki itu. Tapi ternyata sulit, aku gugup sendiri.
Aku memberanikan diri menghampiri mejanya, dan dia terlihat pura-pura sibuk membolak-balik halaman buku.
"Lo siapa?" Tanyaku pelan.
"Hah?" Dia celingukan panik.
"Gue punya salah?" Tanyaku masih pelan.
Dia menggeleng seraya bangkit, mau pergi, tapi aku langsung menghadangnya.
"Lo pikir gue gak tau kalo beberapa hari ini lo ngawasin gue?"
"Kamu ke ge-eran" katanya lembut. Tapi kenapa rasanya menohok?
"Lo sepuluh berapa sih? Gak sopan banget sama kakak kelas!" Kataku jengkel.
Dia gak menjawab, masih menunduk. Sejak ngomong denganku dia terus seperti itu. Aku mengembuskan napas panjang, "pokoknya ini terakhir kali gue pergokin lo ngawasin gue. Awas aja kalo besok-besok!" Ancamku berusaha galak. Padahal kalian tau sendiri, aku ini penakut.
Dia melengos pergi. Membuatku ingin sekali mengacak-acak rambutnya. Bertepatan dengan itu, mataku melihat Alda yang kini melangkah mendekat.
"Lo ngomongin apa sama dia?" Tanyanya heran.
Aku mengernyit, "yang tadi itu?" Kataku seraya melangkah menuju mejaku. "Anak kelas sepuluh gak punya sopan santun! Masa beberapa hari ini gue di awasin terus sama dia!" Kataku jengkel.
"Goblok!" Serunya tertahan, "dia Kak Fajar, kakak kelas lo! Anaknya Bu Tatu, pemilik yayasan!" Katanya lagi.
Sumpah, boleh bumi telan aku sekarang juga?
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden [Proses Revisi]
Teen FictionWAJIB KASIH VOTE!!! Kesalahan ku hanya satu, di saat aku jatuh cinta, maka aku benar-benar jatuh. Terlalu sulit mengalihkan pandangan pada sesuatu yang terlalu dekat. Aku sibuk mengejar dia yang justru semakin terlihat seperti ilusi. Sampai akhirnya...