Aku dan Alda berlari-lari di koridor rumah sakit. Gibran kecelakaan. Alda panik banget, dia terus menangis sepanjang perjalanan tadi. Aku hanya mencoba membuatnya tenang, meski akupun takut sesuatu yang buruk terjadi pada Gibran.
"Tante," panggil Alda pelan begitu melihat Mama Gibran ada di depan ruang UGD.
Mama Gibran menoleh dengan wajah sembab, dia bergerak memeluk Alda.
Aku hanya berdiri di samping Alda, mendengar bagaimana sahabatku itu menangis di pelukan Mama Gibran.
"Gibran kenapa Tante?"
Mama Gibran menggeleng, air matanya masih mengalir deras, "kita berdoa ya, semoga Gibran baik-baik aja" ucap Mama Gibran tercekat.
Tiga puluh menit berlalu, dokter akhirnya keluar dari ruangan. Kami semua langsung bergerak mendekat.
"Anak saya, baik-baik aja kan Dok?" Mama Gibran yang pertama bersuara.
"Kondisinya stabil, tapi, benturan di kepalanya sangat kencang, sehingga pasien terkena alzheimer," ucap dokter dengan helaan napas panjang, "jangan biarkan dia pergi sendirian, karena alzheimer bisa sangat berbahaya di saat dia melupakan rumahnya sendiri" ucap dokter.
Alda kembali memeluk Mama Gibran, menangis di sana. Sementara aku hanya mengembuskan napas pelan, menatap dari kaca kecil bagaimana Gibran terlihat begitu menyedihkan dengan berbagai alat medis.
Alzheimer, yang aku tahu, itu penyakit lupa. Dia bisa melupakan hal-hal kecil sekalipun.
Aku mengalihkan pandanganku pada Alda dengan perasaan sesak. Lalu tiba-tiba saja, mataku menajam, menatap lurus ke depan persimpangan koridor.
Sean. Aku bisa melihat jelas Sean di sana, mendorong kursi roda seorang perempuan.
Saat perempuan itu mendongak menatap Sean, aku bisa melihat itu Keyla.
Tak sadar lenganku terangkat, menepuk-nepuk dadaku yang terasa semakin sesak, jadi karena dia?
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden [Proses Revisi]
Teen FictionWAJIB KASIH VOTE!!! Kesalahan ku hanya satu, di saat aku jatuh cinta, maka aku benar-benar jatuh. Terlalu sulit mengalihkan pandangan pada sesuatu yang terlalu dekat. Aku sibuk mengejar dia yang justru semakin terlihat seperti ilusi. Sampai akhirnya...