Aku dan Kak Fajar berdiri bersisian di depan jutaan pasang mata yang menatap ke arah kami.
Sekolah kami mendapat juara dua. Cukup membanggakan bagiku.
Seorang juri laki-laki mengalungkan medali padaku dan Kak Fajar secara bergantian. Mereka juga memberikan piagam dan uang pembinaan sebesar Rp 5.000.000,00
Oh iya. Sekolah Keyla mendapat juara tiga. Padahal poinnya tidak jauh berbeda dengan sekolahku.
Setelah selesai pemberian hadiah. Aku dan Kak Fajar bergabung dengan teman-teman yang lain.
Aku memeluk ibuku.
"Selamat ya sayang" ucap ibuku.
Aku mengangguk. "Makasih Bu," ujarku girang. Pelukanku beralih pada Alda.
"Selamat Diana!!!!!!!" Seru Alda heboh. Dia balas memelukku kencang. Aku tidak keberatan.
Teman-teman yang lain pada mengucapkan selamat padaku dan Kak Fajar. Kayak biasa, muka Kak Fajar lempeng-lempeng aja. Gak ada senyumnya sedikitpun.
"Kita makan-makan ya, Tante yang traktir" ujar ibuku.
Teman-teman ku bersorak gembira. Sementara aku menyikut lengan Kak Fajar, "senyum kek! Kayak baju belum di setrika tau gak mukanya" ujarku berusaha melawak.
Dia justru mendelik.
Aku merengut. Memilih menghiraukan wajah menyebalkannya dan bergabung dengan teman-teman. Lagi asyik-asyik tertawa, tiba-tiba saja Keyla dan Sean menghampiri ku.
"Selamat ya" kata Keyla dengan senyum manis. Tatapanku beralih pada lengannya yang melingkar di lengan Sean.
Aku memaksakan untuk tersenyum, "selamat juga" kataku acuh tak acuh.
Sean menatapku, hingga aku gugup sendiri. Dia mengulurkan tangannya, "selamat" katanya pelan.
Aku menahan napas beberapa saat sebelum menjabat lengannya. Beberapa detik, kami saling menatap. Jika tidak salah, dia seperti gak mau melepas jabatan tangannya denganku.
"Sori, tangan gue" kataku pelan.
Dia melengos seraya melepaskan tangannya. Jujur, dadaku sesak menerima hubunganku dan Sean saat ini.
"Ya udah, gue ke sana dulu ya Di" pamit Keyla padaku. Aku hanya mengangguk dengan senyum tipis. "Ayo," katanya menarik lengan Sean. Tapi lelaki itu masih bergeming di hadapan ku.
"Lo duluan aja, gue mau ngomong sama Diana" ucap Sean yang berhasil membuat dadaku sesak.
Keyla menatapku sekilas, terlihat tidak suka namun tetap melangkah menjauhi kami berdua.
"Ada apa?" Tanyaku to the point.
"Pergi sama gue mau gak?" Tawarnya.
Aku tidak menjawab.
"Gue pengen ngobrol sama lo" ujarnya lagi.
Aku merasa dadaku semakin sesak. Tanpa di duga, tiba-tiba saja Kak Fajar berdiri di sampingku. Menggenggam erat jemariku.
"Diana ada acara sama gua" katanya datar.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden [Proses Revisi]
Teen FictionWAJIB KASIH VOTE!!! Kesalahan ku hanya satu, di saat aku jatuh cinta, maka aku benar-benar jatuh. Terlalu sulit mengalihkan pandangan pada sesuatu yang terlalu dekat. Aku sibuk mengejar dia yang justru semakin terlihat seperti ilusi. Sampai akhirnya...