Malam ini, aku dan Sean sedang berdua. Bukan kencan atau sebagainya, aku hanya menemani lelaki itu di rumah sakit. Dokter belum membolehkan Sean pulang, katanya, jahitan di kepala dan lengan Sean belum kering.
Kami duduk bersila di atas ranjang. Menatap lurus ke depan sana, tidak ada yang kami lakukan sejak tiga puluh menit lalu.
Orang tua Sean, katanya sih sedang berada di luar negeri. Sean tidak mau memberi tahu mereka karena takut membuat mereka khawatir. Hanya itu yang Sean ceritakan padaku kemarin. Setelahnya dia justru mengalihkan pembicaraan.
"Gue bosen banget di sini" kata Sean dengan wajah merengut. Dia memang sudah terlihat sangat sehat. Oh bukan, memang anaknya petakilan jadi rasa sakitnya pun tidak dirasakan. "Ini kan malam minggu, harusnya kita kencan" katanya lagi.
"Ngapain kencan, emang kita pacaran?" Tanyaku acuh tak acuh.
Sean mengangkat alisnya menyebalkan, "di depan Keyla, lo ngaku-ngaku jadi pacar gue" katanya dengan seringaian.
Aku mendelik, "ya karena gue gak suka sama dia"
"Karena lo cemburu sama dia, lo takut kan gue direbut sama Keyla? Ngaku!" Tanya Sean dan tertawa terbahak-bahak.
"Enggak! Ge-er banget lo!"
"Oh gak cemburu? Yakin?"
"Iyalah"
"Padahal gue kenal Keyla jauh sebelum gue kenal lo" kata Sean membanggakan diri.
"Terus?!" Aku mendelik, kenapa lelaki di sampingku begitu menyebalkan bahkan di saat kondisinya tidak sehat.
"Ya gak pa-pa sih, cuma ngasih tau aja, takut lo nyesel gue entar nikah sama sahabat gue dari kecil" kata Sean semakin menyebalkan.
Aku melotot, refleks lenganku terangkat menggebuk bahunya. "Sok aja kalo berani!"
"Berani lah masa enggak, gue kan gak punya pacar" kata Sean masih dengan wajah seribu persen minta di tabok.
Aku mendengus, memilih diam daripada menyahuti ucapan Sean yang semakin lama semakin membuat dadaku sesak. "Yaudah, nanti kalo nikah undang gue"
Sean terkekeh. Sepersekian detik, Sean mencium pipiku. Singkat, sangat singkat, tapi mampu membuat duniaku seolah berhenti berputar.
"Gue nikahnya sama lo aja nanti."
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden [Proses Revisi]
Teen FictionWAJIB KASIH VOTE!!! Kesalahan ku hanya satu, di saat aku jatuh cinta, maka aku benar-benar jatuh. Terlalu sulit mengalihkan pandangan pada sesuatu yang terlalu dekat. Aku sibuk mengejar dia yang justru semakin terlihat seperti ilusi. Sampai akhirnya...