Sampai di rumah, Ari membuang tasnya asal. Kepalanya sudah cukup penuh. Ia membanting tubuhnya dikasur, kejadian beberapa hari terakhir telah membuat Ari merasa setengah hidup.
Tiktok....
Ponsel Ari bergetar, membuatnya sadar bahwa ia memiliki handphone. Benda segiempat itu hanya ia gunakan untuk mendengar musik.
SesilyaAtasya: Sayang.....
Melihat pesan masuk dari Sesilnya membuatnya kembali membuang ponselnya ke kasur. Sudah ratusan pesan kata sayang yang Sesilya kirim ke whatsapp Ari. Tapi pria itu tidak pernah membalas sekalipun.
Saat Ari menghilang beberapa hari terakhir, hanya Sesilya yang selalu menanyakan kabarnya lewat chat yang tidak pernah dibalas Ari bahkan pria itu tidak memiliki niat sama sekali.
Baru saja Ari ingin memejamkan matanya yang lelah karena jarang terpejam beberapa hari terakhir ini. Suara pintu kamarnya terdengar terbuka seperti ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya.
Arghhh.....siapa lagi...
"Woeee.......ini masih pagi!"
Seorang gadis cantik berambut ombre, wajahnya cantik dengan tahi lalat yang berada di bawah bibir merah mungilnya.
Deandra Hanifa Anugrah sepupu sekaligus teman kecil Ari. Gadis itu perlahan mendekati Ari.
"Kenapa di sini" ketus Ari
"Mau ajak kamu jalan-jalan" Deandra tersenyum manis yang di balas desisan kesal Ari.
"Nggak"
"Ayo"
"Nggak"
"Ri, jangan buat Aku ikutan sedih"
"Kamu yang cengeng"
"Kamu yang rapuh, bangkit Ri semua tidak akan kembali lagi. Yang kita bisa hanya ikhlas"
"Pulang!!! Aku mau tidur"
Hening sejenak saat Ari memilih untuk memejamkan matanya, semburat kesedihan terlihat di wajah tampannya membuat Deandra seketika terbawa kedalam suasana kesedihan yang dialami Ari saat ini.
"Ri, jangan tinggalin rumah lagi!" ucap Deandra lirih, yang berhasil membuat Ari tak bergeming.
"Kalau kamu merasa nggak punya alasan untuk pulang kerumah, sekarang kamu harus punya alasan yaitu Aku" mata gadis itu berkaca-kaca melihat sosok Ari yang benar-benar rapuh tapi berusaha sok galak pada Deandra."Budek?"
"Aku mau tidur Dea...." ucap Ari lalu mengambil bantal untuk menutupi wajahnya yang frustasi."Aku saudara perempuan kamu yang harus kamu jaga!!!" Deandra setengah berteriak tapi Ari seolah tidak peduli.
"Mana Ari yang dulu yang selalu jagain Dea?" gadis itu sudah mulai menangis."Dia sudah mati Dea, tepat seminggu yang lalu saat Bundaku menghembuskan nafas terakhir. Saat itu juga Ari-nya Kamu sudah terbunuh"
"Nggak"
"Tante pasti nggak tenang lihat Ari kayak gini" derai air mata sudah mengalir deras di wajah cantik Deandra."Satu hal yang paling Aku takutkan adalah berpisah dengan orang yang tidak pernah bilang tidak dalam hidup Aku" mata Ari berkaca-kaca
"Dea Aku kehilangan Bunda tepat satu minggu yang lalu"
"Penyesalam terberat Aku karena hanya bisa melihat dia dilayar ponsel waktu di taman belakang sekolah hari itu"
"Aku pecundang Dea" Ari menjambak rambutnya frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arafah
Teen FictionCinta datang tanpa syarat bahkan bisa dari orang yang sangat kita bencipun cinta bisa tumbuh. Seiring berjalannya waktu tak ada yang bisa menentukan kemana hati kita akan mengarah. Jatuh cinta padamu, berencana untuk berhenti mencintaimu atau justr...