Hari kelulusan adalah hari bahagia dan kesedihan yang datang secara bersamaan.
Bagi sebagian remaja SMA menganggap bahwa lulus SMA adalah saat dimana mereka menjemput kebebasan. Bebas melakukan apa saja tanpa harus berkaitan dengan peraturan-peraturan sekolah yang membuat mereka merasa terpenjara.
Padahal kenyataannya tidak sepenuhnya seperti itu. Sekolah dan peraturannya, setelah lulus dari sana akan banyak peraturan-peraturan baru yang akan dihadapi.
Karena hidup apapun yang kita pilih pasti memiliki aturannya sendiri.
Terlepas dari masalah aturan dan pilihan hidup kedepannya,sekarang Afifah dan teman-temannya tengah menikmati moment yang hanya terjadi sekali di masa hidup mereka. Merayakan hari kelulusan di rumah Ari. Setelah pulang dari sekolah mereka memang langsung ke sana, tidak ikut memadati jalanan dengan pawai demi merayakan kelulusan bersama anak sekolah lain.
Tentang mewarnai seragam sekolah,mereka sempat melakukannya disekolah tadi. Yang paling nekat adalah Ibam sebelum pengumuman saja dia sudah menggambar pororo,dora dan tayo di seragamnya. Katanya biar keren. Terserah Ibam.
" Bam mulut nya dora miring" ledek Ayana. Cewek satu itu sangat iri dengan seragam sekolah Ibam. Ayana juga mau punya gambar seperti di seragamnya. Hanya kenyataannya diseragam Ayana hanya warna-warna abstrak yang tak berseni.
"Pororonya juga cemberut"
"Apalagi tayo Bannya kempes. Bawa ke hanna dulu Bam. Isi angin" celotehnya lagi membuat Ibam merogoh hoodie dari dalam tasnya dan segera memakainya. Ribet dengan Ayana yang iri padanya tapi malah menghina karya Ibam.
Disisi lain Aqila dan Adrian yang sibuk mengabadikan moment mereka berdua. Sementara Aldan dan Deandra yang sedang jambak-jambakan hanya karena Aldan menulis namanya di seragam Deandra dengan tulisan. "Aldan Jomblo" makanya sedari tadi Deandra bawaannya emosian.
Lain halnya Afifah dan Ari yang sedari tadi hening. Sesekali Ari menghela nafas panjang. Mau bicara tapi tidak tau mulai dari mana.
Minggu lalu pengumuman hasil tes Ari sudah keluar dan hasilnya
Ari lulus.
Semenjak hari itu Afifah jadi orang yang paling sulit Ari tebak. Kadang tiba-tiba baik dan perhatian. Kadang juga malas ngomong dan berusaha mandiri. Kadang sok cuek yang jelas-jelas itu bukan Afifah banget.
Kemarin Afifah bawel menyuruh Ari ini itu dengan alasan biar Ari bisa jaga kesehatan. Terus malamnya Afifah tiba-tiba diam sampai hari ini. Sifat Afifah seperti itu membuat Ari bingung.
"Kamu beneran belum baca surat Aku?" Tanya Afifah tiba-tiba membuat Ari menoleh dan sekilas tersenyum.
"Eh Van gue udah baca suratnya belum?" Tanya Ari pada seekor kucing yang sedang makan di hadapannya.
"Jangan jadi nyebelin" kesal Afifiah.
Perasaan Ari mendadak tidak enak. Ari jadi takut mengatakan yang sebenarnya.
"Emmm itu anu ... gimana ngomongnya ya"
Afifah melihat Ari aneh. Melihat Ari kayak cacing kepanasan membuat gadis itu tersenyum.
"Udah dibaca atau belum?"
Ari menggeleng polos membuat Afifah tertawa lepas. Cantik sekali bagaimana Ari bisa meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arafah
Teen FictionCinta datang tanpa syarat bahkan bisa dari orang yang sangat kita bencipun cinta bisa tumbuh. Seiring berjalannya waktu tak ada yang bisa menentukan kemana hati kita akan mengarah. Jatuh cinta padamu, berencana untuk berhenti mencintaimu atau justr...